19. Penjelasan

269K 14.4K 127
                                    

Happy reading😉


"R-Rafka."

Nasya terkejut saat menoleh dan ternyata yang memeluknya adalah orang yang sangat ia sayangi.

"Maaf." Bisiknya tepat ditelinga Nasya.

Nasya menggenggam tangan Rafka yang melingkari perutnya dan berusaha melepaskannya.

Rafka mengeratkan pelukannya. "Please, maafin aku."

"Lepas!"

"Nggak! Sebelum kamu mau maafin aku."

Nasya hanya diam.

"Aku tau aku salah, tapi- tapi dia bukan pacar aku Sya. Aku cuma main main sama dia. Maaf aku udah salah paham dan ngga dengerin penjelasan kamu, aku nyesel Sya." Lirihnya.

Nasya memejamkan matanya. Ia tak boleh mudah luluh dengan ucapan Rafka. Walau bagaimana pun juga, Rafka sudah terang terangan menyakitinya.

Penasaran kenapa Rafka tau kalau dia salah paham? Kita flashback kuy😉

Flashback on

Saat Rafka sedang berbincang dengan Dara, tiba tiba ada yang menepuk pundaknya. Rafka menoleh dan ternyata orang itu adalah....

Satya.

"Ikut gue." Ajak Satya.

Rafka mendengus. "Kemana?"

"Tinggal ikutin gue." Satya berjalan terlebih dahulu.

Rafka berpamitan kepada Dara dan langsung mengekori Satya.
Dan tibalah mereka ditaman hotel tersebut. Satya berdiri didepan Rafka dan terus menatap gadis yang sedang menunduk tal jauh dari tempatnya.

"Lo lihat dia.*

Bola mata Rafka mengikuti arah telunjuk Satya.

Rafka terbelalak. " Na-Nasya."

Satya membalikkan tubuhnya. Ia melihat Rafka menatap Nasya sayu.

"Lo sayang sama dia?"

Pandangan Rafka beralih menatap Satya dan menggukkan kepalanya.

Satya tersenyum sinis. "Bodoh! Kalau lo sayang sama dia ngga mungkin lo bikin dia sehancur itu."

Rafka hanya diam dan kembali menatap Nasya. Ia yakin gadisnya kini sedang menangis, karena bahunya bergetar.

"Gue pernah buat dia hancur kaya gitu, dan pada akhirnya gue nyesel. Jadi saran gue, lo temui dia sebelum penyesalan itu datang."

"Tapi dia milik lo." Jawab Rafka tanpa menoleh kearah Satya.

"Lo benar dia milik gue."

Hati Rafka merasa sesak. Mau tidak mau ia akan segera berpisah dengannya karena ia sudah menjadi milik orang lain dan memilih menduakannya.

"Semoga lo langgeng sama dia." Ucap Rafka tulus dan hendak meninggalkan Satya, namun langkahnya terhenti karena Satya mencekal lengannya.

"Itu dulu. Sekarang dia sepenuhnya milik lo, dan gue udah ngga ada hak untuk itu."

Entah kenapa hati Rafka kini sudah merasa sedikit lega mendengar penjelasan nya.

"Tapi dia bilang dia sayang sama lo."

Satya mengangguk paham. "Gue tau. Lo dengerkan pas gue ngomong sama Nasya dikelas?"

Rafka mengangguk.

"Dan lo langsung pergi sebelum mendengar semuanya. Terus lo buat kesimpulan kalau gue sama Nasya pacaran dan lo mengklaim anggota PMR yang ngobatin lo waktu itu sebagai pacar bohongan lo supaya Nasya juga merasakan apa yang lo rasakan." Skak Satya.

"Temui dia, minta penjelasan dan buat luka dihatinya sembuh. Sebelum gue ambil kembali apa yang pernah gue miliki." Ujar Satya mengancam.

"In your dream." Jawab Rafka dan berjalan mendekati Nasya.

Satya tersenyum miring. "Semoga tawa lo segera kembali Cha " Gumamnya.


Flashback off.

Jadi gitu ceritanya.
Sekarang back to story yee

"Please. Maafin aku, aku sayang sama kamu."

Tiba tiba ada yang menarik lengan Rafka dan satu bogeman mendarat mulus diwajahnya. Rafka tersungkur dan mengusap darah segar yang mengalir dibibirnya.

Nasya yang menyadari itu terkejut.

"Bang stop!." Teriak Nasya ketika melihat Nathan hendak kembali melayangkan pukulannya.

Nathan menghentikan aksinya dan menatap kembarannya. Hati Nathan seperti teriris melihat wajah Nasya yang sudah basah karena air matanya, make up nya juga sudah bercampur dan luntur kemana mana dan juga matanya yang sembab dan mulai bengkak.

Nathan melepaskan Rafka dan menghampiri adik sekaligus saudara kembarnya lalu merengkuhnya.

"Jangan nangis Sya, abang disini." Nathan mengelus lembut rambut Nasya.

"Maaf, abang gagal jagain kamu malam ini" Lanjutnya

Nathan menatap tajam Rafka. "Dan lo, jangan pernah temui adek gue lagi."

"Tapi bang."

"Ngga Sya, dia cowo brengsek dan ngga pantes buat kamu."

Nathan melerai pelukannya dan mengusap air mata Nasya lalu menarik nya pergi.

Dan Rafka masih terduduk ditanah. Ia merasakan pusing akibat tonjokan Nathan yang cukup keras tadi. Dan Rafka mencoba berdiri lalu pergi menuju parkiran.




Dikit banget ya?
Kapan kapan aku panjangin dah, tapi syaratnya sabar yups, semua butuh proses. Okay👌

Salam sayang dari Author❤

Ketua OSIS in Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang