4 tahun kemudian...
"Sayang, jangan lari-larian gitu. Nanti kamu jatuh." Teriak Nasya ketika anak kecil itu sedang berlari dengan bola ditangannya.
"Iyon mo kelumah Ayeya Mom." Teriak anak kecil itu sambil terus berlari keluar dari rumahnya.
Anak kecil itu bernama, Dion Fradika Angkasa. Anak pertama dari Nasya Raquinna Safeera dengan Rafka Pradipta Angkasa.
Nasya berlari keluar rumahnya, namun saat sampai diambang pintu ia melihat suaminya datang dan sedang menggendong Dion.
"Dion ayo turun sayang, Dad capek baru pulang kerja." Ujar Nasya.
"Ndak mau Mom, Iyon mo ain cama Dad." Rengek Dion dan memeluk leher Rafka erat.
"Ngga papa Yang, aku juga kangen sama Dion." Rafka mengecup pipi Dion.
"Ngga bisa gitu Mas, Mas kan baru pulang. Tadi katanya Dion mau sama Allea, ayo Mom antar kerumah Allea." Ajak Nasya.
Mata Dion pun langsung berbinar ketika menengar Ibunya akan mengantarnya kerumah sahabat kecilnya.
"Dad Iyon tulun. Mo lumah Ayeya cama Mom."
Rafka menurunkan Dion lalu mencium dahi istrinya.
"Aku mandi dulu ya." Pamit Rafka lalu masuk kedalam rumahnya.
Dion menarik tangan Nasya. "Iya sayang let's go."
Dengan hati bahagia Dion berjalan dengan Ibunya kerumah Allea. Rumah gadis kecil yang selama ini menjadi teman mainnya, walaupun rumah mereka berseberangan namun Nasya tak membiarkan putra semata wayangnya itu kesana sendiri.
Sesampainya didepan pintu rumah Allea, Dion langsung mengetuk pintu dengan keras. Bahkan bisa dibilang gedoran bukan ketukan.
Dan muncullah gadis kecil dengan rambut dikuncir dua dan boneka barbie ditangannya.
"Holle Iyon datang." Gadis itu bersorak girang.
"Aye ain lumah Iyon yuk." Ajak Dion.
Nasya hanya menyaksikan percakapan dua bocah mungil itu.
"Tapi Aye bilang Mama dulu ya." Allea berlari kedalam rumahnya.
Beberapa menit kemudian, ia keluar dengan Davina, Mamanya.
"Ehh Sya masuk dulu yuk." Ajak Davina.
Nasya tersenyum. "Lain kali aja Vin, aku kesini cuma mau jemput Alle. Bolehkan?"
"Boleh dong, masa ngga boleh sih." Kekeh Davina.
"Mama Aye kelumah Iyon ya." Ujar Allea kepada Mamanya.
Davina jongkok, mensejajarkan tingginya. "Iya sayang, Alle ngga boleh nakal ya?"
Allea mengangguk antusias lalu memeluk leher Davina dan mencium pipinya.
"Ayok Aye ain cama Dad Iyon." Dion menarik tangan Allea.
"Ohh ya sekali kali main kerumah aku ya, kalau lagi ngga sibuk." Pinta Nasya.
"Iya kapan kapan aku main kerumah kamu. Ohh ya sekalian aku nitip Allea ya Sya."
"Iya Vin, santai aja kalau sama aku mah. Aku pasti jagain Alle."
"Mom ayok." Dion merengek sambil menarik tangan Mommy nya.
"Iya sayang, aku pamit Vin." Ujar Nasya.
Nasya berjalan dengan dua malaikat kecil disamping kanan dan kirinya. Walaupun Allea hanya anak teman kuliahnya namun ia sudah menganggapnya sebagai anak kandungnya sendiri. Apalagi Riko, Papa Allea sudah meninggal sejak ia masih berumur 5 bulan.