02; pertemuan

407 63 8
                                    

Selesai menjalankan amanat dari Pak Leeteuk untuk menyerahkan berkas pada bapak menyebalkan tadi, gue langsung meluncur ke apartemen.

Dari kantor ke apartemen gue cuma butuh waktu 10 menit jalan kaki, makanya setiap hari gue pasti jalan, sekalian olah raga.

Gue berterimakasih sama Naeun, karena berkat dia gue bisa dapet tempat tinggal deket kantor dengan harga sewa yang lumayan murah.

Jadi ceritanya apartemen tempat tinggal gue sekarang sebenernya sewanya tahunan. Gue gak mampu dong bayar langsung setahun gitu. Nah, si Naeun housemate gue mampu. Makanya, Naeun bayar tahunannya full, terus gue bayar bulanannya sama Naeun.

Gue bersyukur, ternyata masih ada keberuntungan di hidup gue, yang artinya hidup gue gak sial sial amat hehe.

Sebelum pulang ke apartemen, gue mampir ke minimarket buat beli minum, biar seger. Suntuk banget gue.

Tapi, sialnya pas mau pulang malah hujan deres. Hadeeeh... Gak bisa pulang ini jadinya. Mau beli payung juga sayang uangnya. Akhirnya gue memutuskan untuk pulang setelah hujan reda saja.

Sambil duduk di tempat yang biasa buat orang makan mie instant, gue mandangin hujan. Deres banget, jadi dingin, lapar juga.

"Seul.."

Gue menoleh saat nama gue dipanggil  bersamaan dengan pundak gue yang di tepuk.

"Ih, gue pikir siapa." Seru gue.

Di belakang gue ada Jimin, temen gue sejak SD, SMP, SMA. Singkatnya dia adalah temen sekampung gue.

"Ngapain ngelamun sendirian?" Tanyanya sambil duduk di sebelah kiri gue.

"Hujan, gak bisa balik." Jawab gue. "Lo kehujanan juga?" Tanya gue balik, saat melihat rambut Jimin basah, lengan kemejanya dia gulung sampe siku.

Jimin cuma ngangguk ganteng.

"Akhir-akhir ini lo jadi jarang nemuin gue, sibuk banget Pak Dokter, sombong." Seru gue. Meskipun sibuk, Jimin calon dokter yang lagi Koass, biasanya tetep menyempatkan diri menemui gue, walaupun cuma sekedar ngajak makan. Tapi, akhir-akhir ini dia gak pernah ngajakin gue hangout lagi.

"Hehe sorry, tahun kedua Koass ini gue makin sibuk di rumah sakit. Kapan-kapan gue traktir makan enak deh." Ujar Jimin. "Sekarang gue traktir mie instant dulu yak." Katanya, bersamaan saat Taehyung datang membawa tiga cup mie instant.

"Eh, ada lo juga." Seru gue pada Taehyung.

Gue juga akrab sama Taehyung, soalnya dia lengket banget sama Jimin. Taehyung juga calon dokter, dan sekarang mereka Koass bareng-bareng dan tinggal bareng-bareng juga.

"Yoi." Balas Taehyung. "Udah lama ya Seul gak main bareng. Kemana aja lo?" Katanya sambil membagikan mie instant pada gue dan Jimin, lalu duduk di sebelah kanan gue.

"Lo itu yang kemana aja. Kalo gue mah disini sini aja. Gak kemana." Jawab gue.

"Gimana kerjaan? Lancar?" Tanya Jimin sambil mengaduk, meratakan bumbu mie nya.

"Yaaa, begitu begitu aja sih, bisa dikatakan lancar lah." Jawab gue. "Kalian gimana Koassnya?" Tanya gue balik nanya sebelum menyuap mie kedalam mulut.

"Yaaa, begitu begitu aja juga." Jawab Jimin. "Kadang dimarahin dokter pembimbing, kadang dibentak pasien, gak sempet tidur karena harus jaga malam. Begitu aja hidup gue." Lanjutnya.

"Namanya juga kerja, emang begitu." Balas gue. "Gue juga sering dimarahin bos, disuruh ini itu padahal udah bukan jam kerja, lembur, ya.. tapi mau gimana lagi, semua harus disyukuri, kalo gak kerja gak makan dong kita."

lucky [chanyeol x seulgi x jimin] [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang