Menyadari kedatangan gue, Naeun dengan cepat mendorong tubuh Jaebum dari sisinya. "Seul?" Ujarnya.
"Kalian ngapain?" Ujar gue.
Tatapan gue kosong. Gue gak tau harus bersikap bagaimana, dan gue berharap semua ini cuma mimpi.
Naeun menghampiri dan menangkap tangan gue. "Seul, gue udah mau ngomong hal ini sejak lama, tapi--"
"Gue gak pengen denger apa-apa." Kata gue sambil menutup dua telinga gue dengan dua tangan.
"Dengerin gue dulu." Ujar Nayeon.
"Elo jangan ngomong apa pun!" Seru gue.
"Seul.."
"Udah, Na." Seru Jaebum, menarik tangan Naeun menjauhi gue.
"Jaebum?" Ujar gue.
Gue gak percaya disaat seperti ini Jaebum malah melindungi Naeun, bukan gue.
"Gak ada yang perlu aku jelasin, karena kamu udah ngeliat semuanya." Seru Jaebum.
Saat ini hati gue rasanya hancur berkeping-keping. Gue ingin menangis, tapi air mata gue gak bisa keluar sedikit pun.
"Udah berapa lama?" Tanya gue.
"Udah lama." Jawab Jaebum.
Mengetahui Jaebum akhir-akhir ini bukan sibuk karena pekerjaannya, tapi sibuk karena Naeun membuat gue semakin marah.
Gue menatap Naeun dan Jaebum bergantian. Naeun hanya menunduk, tapi Jaebum menatap gue dengan berani.
"Oke. Kita putus." Seru gue.
"Hmm, kita putus." Balas Jaebum.
Kejadian ini membuat gue lupa pada tujuan awal gue kembali ke apartemen.
Setelah mendapat panggilan telepon dari Wendy, barulah gue ingat untuk mengambil tiket konser.
Gue masuk ke kamar dengan cepat, lalu keluar dengan cepat pula.
"Ini, tiketnya." Seru gue dari luar mobil.
Wendy menerima tiket yang gue sodorkan.
"Kalian berangkat aja, gue gak jadi ikut. Karena tiba-tiba ada sesuatu yang penting yang gak bisa ditinggal."
"Kenapa, Seul?" Tanya Wendy sambil keluar dari mobil. Kayanya temen gue yang satu ini menyadari ada sesuatu yang tidak beres.
"Gak papa kok." Jawab gue.
"Enggak. Bohong."
"Beneran."
"Ayo dong cerita.."
"Besok aja. Mending sekarang cepet berangkat nanti telat." Ujar gue, sambil mendorong Wendy ke dalam mobil.
"Tapi besok janji ya, cerita sama gue." Kata Wendy yang gue jawab dengan anggukan.
"Beneran nih lo gak mau ikut?" Tanya Taeil dari dalam mobil.
Gue menggelengkan kepala. "Enggak. Udah, sana berangkat."
"Beneran Seul?" Tanya Wendy lagi.
"Iyaaa." Balas gue.
Wendy, Taeil, Jinyoung dan Nayeon terus memaksa gue, tapi gue tetep menolak ikut. Sampai akhirnya mereka berangkat karena mengingat satu jam lagi konser akan dimulai.
"Berangkat ya, Seul!" Seru Jinyoung.
"Iyaaa." Balas gue.
"Seul, jangan sedih-sedih." Seru Wendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
lucky [chanyeol x seulgi x jimin] [complete]
أدب الهواة"Gue punya rahasia, yang gue sendiri pun gak tau rahasia itu apa." -Chanyeol "Udah biasa, gue emang selalu sial." -Seulgi "Gue gak mau orang yang gue sayang disakitin lagi." -Jimin