#3. Hell Boy

21.7K 2.3K 377
                                    

🌸 KookV 🌸

.

.

.

A/N :
Cerita ini hanyalah fiktif & merupakan hasil dari imajinasi fangirl dg bumbu unsur dramatis di sana sini.

. . .

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

. . .

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

Jam istirahat pertama, Taehyung mengawalinya dengan berkunjung ke ruang redaksi mading—tempatnya anak-anak yang menyebut diri mereka sebagai klub surat kabar, klub jurnalis, klub paparazi, atau apa lagilah itu. Bagi Taehyung mereka lebih seperti sekumpulan siswa-siswi kurang hiburan; yang hobinya mengganggu privasi dan mencari aib orang lain, penyebar gosip di sekolah serta tukang ikut campur.

Pagi itu ruang klub sedang sepi saat Taehyung datang dan menggebrak meja ketua klub. “Kenapa kalian membuat gosip seenaknya?” makinya dengan berkacak pinggang dan menatap garang.

Ong Seongwoo, si ketua klub yang ditatap, dengan takut-takut menarik diri mundur hingga badannya merapat pada sandaran kursi. “Gosip? Gosip apa?” dia bertanya sambil berlagak tak tahu menahu serta berusaha tetap terlihat tenang meski kegugupannya sudah kelewat jelas.

“Jangan pura-pura bodoh!” tuding Taehyung. “Apa-apaan artikel kalian itu?!”

Dengan tergagap Seongwoo membalas, “Artikel te-tentang kapten ti-tim basket—itu maksudmu?”

Melihat wajah Seongwoo yang masih berlagak polos, Taehyung semakin muak. Kembali digebraknya meja berpelitur itu. “Berhenti main-main, Ong Seongwoo!”

Seongwoo sontak berjingkat kaget dibuatnya. Dia mengelus dada sambil memejamkan mata, dalam hati berharap semoga ada yang datang menyelamatkannya dari iblis di depannya tersebut. “Bisakah kau tidak berbicara sambil berteriak?” Seongwoo memelas.

Namun, Taehyung tidak peduli dan terus mencerca, “Kalau begitu jaga tingkah laku anggotamu! Bisa-bisanya kau meloloskan berita murahan seperti itu! Aku membiarkan artikel yang kemarin karena aku sedang kesal dengan Jeon Jungkook waktu itu, tapi belum satu minggu, kalian sudah mencari gara-gara denganku—apa kau sengaja cari mati?!”

Sejenak Seongwoo menunduk dan meringis. Lalu, sembari melirik Taehyung, lambat-lambat dia akhirnya mengaku, “Oke, maaf soal artikel itu, tapi kami bukannya ingin membuat gosip—sungguh!”

“Kalau tidak tahu kebenarannya, jangan seenaknya menulis! Kalian punya kode etik, kan?!”

“Hei, hei, aku ini lebih tahu tentang jurnalistik daripada kau,” kata Seongwoo. Mendadak dia merasa diceramahi. Padahal, menurutnya Taehyung itu tidak lebih pintar darinya. Lagipula, darimana pula Taehyung belajar soal kode etik jurnalistik? Rumus pitagoras yang sederhana saja tidak pernah dia ingat dengan benar.

Unlimited | BTS KookV [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang