#34. A Poison Called Hate

15.7K 1.8K 1.1K
                                    

🌸 KookV 🌸

.

.

.

A/N :
Cerita ini hanyalah fiktif & merupakan imajinasi fangirl yg dibumbui unsur dramatis di sana sini.

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek-efek baper (?). Gejala seperti naiknya tekanan darah,euforia, cengengesan, mual-mual dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

.

.

.

Happy Reading~~ ^^

.

.

.

.

.


Pada mulanya, merajuk atau mendiamkan Jungkook bukanlah yang dipikirkan Taehyung. Setelah melihat pacarnya itu berduaan dengan seorang anak perempuan di sebuah restoran masakan Jepang, dia mencoba tak memikirkannya serius, tapi ternyata malah gagal karena lama-kelamaan itu mengganggunya.

Ketika memikirkan ini, Taehyung sempat merasa bahwa mungkin ini terlalu berlebihan. Mungkin, tak seharusnya dirinya ikut campur terlalu jauh terhadap kehidupan pribadi Jungkook—tapi kemudian pemikirannya berubah. Dia ini kan pacar Jungkook, jadi dia merasa berhak menaruh curiga.

Di hari berikutnya, Jungkook langsung menelepon begitu bel istirahat pertama berdering. Taehyung tengah tiduran dengan melipat tangan di atas meja pada saat itu. Meski dari sejak kemarin dia enggan mengacuhkan Jungkook, pada akhirnya kini memutuskan untuk berhenti sok apatis dan menjawab telepon.

Ponsel diletakkan di samping kepala dengan mode loud speaker, lalu terdengarlah suara Jungkook, “Kau tidak membalas pesanku sejak semalam. Apa terjadi sesuatu?”

“Sejak kapan kau jadi banyak bicara begini? Dasar menyebalkan,” Taehyung membalas malas-malasan. “Datang saja ke kelasku.”

Lalu, Taehyung memutus panggilan tanpa menunggu jawaban dari Jungkook. Ponsel kembali bergetar saat dia menggesernya sedikit menjauh dari wajah.

Di sebelah, Jimin menatap ponsel yang ribut-ribut tersebut dengan si pemilik yang menutup mata tak acuh. Terlihat identitas kontak bertuliskan Jeon Jungkook di layar ponsel, lalu Jimin kembali menatap Taehyung. “Tae, Jungkook meneleponmu,” katanya seolah Taehyung betul-betul tak tahu.

“Biar saja,” Taehyung menjawab. “Nanti dia juga datang sendiri ke sini.”

Pemuda tersebut masih tetap di tempatnya dengan mata tertutup serta kepala di antara lengan terlipat. Jimin menawari untuk keluar bersama, lalu terdengar pula Yuta menyerukan hal yang sama dari koridor, tapi Taehyung menolak karena tak berminat melakukan apa-apa. Dia pusing akibat kurang tidur, sedang mimpi buruk serta pemikiran seputar Jeon Jungkook seakan mendukung suasana hatinya untuk terus memburuk.

Jadi sembari mengangkat tangan dan mengibaskannya pelan kepada Jimin, Taehyung menjawab, “Pergi saja. Aku mau tidur.” Rasanya ingin tidur di kelas saja sepanjang hari ini. Taehyung tidak ingin meninggalkan mejanya yang hangat.

Sesuai perkataan Taehyung pada Jimin, Jungkook betul-betul datang tak lama kemudian. Jimin, Seungcheol dan Yuta berpapasan dengan pemuda tersebut sewaktu keluar dari gedung kelas reguler, yang tanpa basa-basi menanyakan keberadaan Taehyung dan lekas terus menemui sang kekasih di kelas.

Unlimited | BTS KookV [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang