#47. Do You Hear Me?

16.4K 1.7K 1.3K
                                    

🌸 KookV 🌸

.

.

.

A/N :
Cerita ini hanya fiktif & merupakan imajinasi fangirl yg dibumbui unsur dramatis di sana sini.

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek-efek baper (?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual-mual dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.
*deepbow*

.

.

.

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

Yuta akhirnya tiba di taman sekitar kompleksnya. Begitu memandang sekeliling, pandangan pemuda yang satu itu praktis tertuju ke tengah, satu titik tempat Taeyong menunggunya di sebuah ayunan. Dari kejauhan pun Yuta sudah tahu bahwa lelaki berjaket hitam di ayunan adalah Taeyong, sebab memang tak ada siapa-siapa lagi di tempat tersebut.

“Taeyong!”

Yuta berhenti di hadapan Taeyong. Maka Taeyong mendongak, menyaksikan Yuta yang kini terengah-engah di depannya. “Kau menunggu lama?” tanya Yuta. “Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu menunggu—mendadak ada urusan mendesak dan aku benar-benar lupa.”

Taeyong menggeleng maklum, mengatakan bahwa dia tak keberatan, lalu menyuruh Yuta duduk. Sembari memandangi Yuta berpindah ke ayunan satu lagi, dia berkata, “Kau seharusnya tidak perlu sampai lari-lari ke sini.”

“Tak apa,” kata Yuta dengan upayanya mengatur napas. “Aku suka—rasanya masih tak beda dengan lari di lapangan.”

Yuta meluruskan tungkai selagi merasakan tegang di otot-ototnya, membuka satu kancing mantelnya dan menyeka keringat di lehernya. Dia tak menyadari raut wajah Taeyong yang tampak keruh di sebelahnya.

“Aku hanya ingin mengatakan sesuatu,” Taeyong mulai berkata.

Tempo napas Yuta perlahan berkurang. Dia mengangkat alis dan bertanya, “Apa itu?”

Namun Taeyong mengerling dan memandang Yuta bimbang melalui ekor matanya. Ketika kata-kata yang berikutnya terucap, dia kembali berpaling dan tertunduk menatap tanah. “Aku ... sebenarnya juga suka Yuta.”

Seiring dengan masuknya suara Taeyong ke gendang telinganya, Yuta terdiam dan menatap tak percaya. Jantungnya lambat-laun kembali terpacu. Tunggu, pikirnya sekejap kemudian. Dia sempat linglung. Harusnya dia tak lagi terkejut, ini sesuai tebakan dan harapannya. Namun Yuta tetap saja melongo begitu mendengar langsung dari Taeyong.

“Saat pertunjukan, sebenarnya aku ingin mengatakan ini,” kata Taeyong.

Kedua mata Yuta kian lebar menatap. “Benarkah?” dia hampir tersedak ludahnya sendiri. Senyumnya sudah akan ditarik, kalau saja Taeyong tak menginterupsi dengan kata-kata berikutnya.

“Tapi ....”

Jeda sejenak dan Yuta menautkan alis. “Tapi?” dia bertanya saat Taeyong tak langsung menyambung kata-kata. Dia tak sabar.

Unlimited | BTS KookV [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang