#30.a. Fragments (pt.1)

16.5K 1.8K 543
                                    

🌸 KookV 🌸

.

.

.

A/N :
Cerita ini hanyalah fiktif & merupakan imajinasi fangirl yg dibumbui unsur dramatis di sana sini.

CAUTION:
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek-efek baper (?). Gejala seperti naiknya tekanan darah,euforia, cengengesan, mual-mual dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

.

.

.

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

Ponsel Taehyung telah kembali ke pemiliknya setelah berada di tangan Jungkook selama beberapa hari. Begitu dicek, Taehyung menemukan tiga puluh dua panggilan tak terjawab dan beberapa pesan dari Park Hyungsik, serta tiga panggilan tak terjawab dari Park Jimin.

Pesan-pesan dari Hyungsik dikirim sebelum pernyataan cinta dari pria tersebut disampaikan, isinya hanya pertanyaan-pertanyaan lumrah seperti biasanya. Bukan hal penting yang mesti dipikirkan. Tak juga sekali pun disinggung oleh Hyungsik mengenai pernyataan perasaan tempo hari. Hanya saja, bertelepon dengan Hyungsik memang menjadi kebiasaan Taehyung di beberapa waktu saat dirinya banyak pikiran—bahkan meski Hyungsik sendirilah yang menjadi objek pemikirannya.

Hyung, jika aku berbuat jahat padamu, apa kau akan membenciku?” tanya Taehyung malam itu.

“Kau ini bicara apa?” Hyungsik membalas. “Mau sejahat apa pun kau, aku tahu orang seperti apa dirimu itu. Memangnya ada orang lain yang tahu tentangmu lebih dari aku?”

“Meskipun aku tidak jadi anak yang manis?”

Hyungsik tertawa. “Tae, kau tahu? Aku tidak asing dengan ini. Kau pernah menanyakan ini saat kau kecil—apa kau ingat?”

“Aku pernah bertanya begini?” Taehyung menautkan alisnya seolah tak percaya, dan terdengarlah Hyungsik menggumam.

“Saat umurmu empat tahun,” kata Hyungsik. “Kenapa kau takut kami akan membencimu kalau kau jadi anak nakal?”

Taehyung sejenak diam dan mengingat-ingat, tapi tak berhasil. “Aku tidak ingat itu. Aku hanya merasa begitu saja.” Keningnya berkerut, sebab sejujurnya dia memang tidak pernah bisa mengingat satu pun kenangan masa kecilnya.

“Taehyung,” kata Hyungsik. “Jangan seperti itu lagi, ya. Aku menyayangimu seperti apa pun kau, jadi jangan pernah berpikiran kalau aku akan membencimu.”

Hyung, aku ingin tanya.”

“Apa itu?”

Hening. Jeda singkat.

Lalu, ragu-ragu Taehyung berkata, “Apa kau tahu tentang orang tuaku? Eum—maksudku, orang tua kandungku. Kau sudah ada di Sun House sebelum aku di sana, kan?”

“Kenapa tiba-tiba penasaran soal itu?”

“Hanya ingin tahu saja,” jawab Taehyung. “Ibu kepala menceritakan tentang keluargamu, tapi dia tidak pernah mengatakan apa-apa tentangku. Aku tujuh belas tahun sekarang, harusnya aku boleh tahu kan, Hyung?

Unlimited | BTS KookV [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang