#48. Goodbye & Good Things

17.1K 1.8K 1.3K
                                    

🌸 KookV 🌸

.

.

.

A/N :
Cerita ini hanya fiktif & merupakan imajinasi fangirl yg dibumbui unsur dramatis di sana sini.

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek-efek baper (?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual-mual dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.
*deepbow*

.

.

.

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

Taehyung akhirnya menyadari seberapa besar dirinya menggantungkan harapan kepada Jungkook. Dia mendapatkan kebahagiaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, dan itu berkat Jungkook di sisinya—cinta pertama dan satu-satunya—dan sebelum dia betul-betul bersyukur atau menghargainya, semua keindahan itu keburu menghilang dari genggamannya. Ketika Jungkook menghilang, Taehyung juga memaksa pikirannya untuk berhenti mengingat-ingat sosok laki-laki itu, tapi semakin lama bayangan di kepalanya justru semakin jelas. Karena, sekalipun kepalanya berusaha mati-matian untuk melupakan, jauh di dalam hati dia masih menginginkan Jungkook lebih dari apa pun.

Ada kalanya Taehyung terbangun dari tidur dan melihat sosok Jungkook di sampingnya, bersama dengannya dan tersenyum seperti hari kemarin. Dia berharap itu nyata. Namun, setiap kali dia mencoba menggapai, Jungkook selalu menghilang bersama dengan mimpi yang sirna.

Melihat Jungkook dalam batas sadar membuat Taehyung kian pilu. Dia menangis dalam diam tiap mencoba merasakan kehadiran Jungkook lebih nyata lagi, karena—ya Tuhan, Taehyung sungguh-sungguh tidak siap untuk kehilangan Jeon Jungkook. Sampai-sampai, di rumah sakit pun Taehyung merasa Jungkook ada di mana-mana. Genggaman tangan Jimin terasa seperti milik Jungkook, dekapan Seungcheol membuatnya merasa dalam dekapan Jungkook dan suara teman-temannya yang kian sayup mulai terdengar seperti suara Jungkook di benaknya.

Bahkan Taehyung tidak bisa mencegah dirinya untuk tak membayangkan Jungkook tengah berdiri di sebelahnya saat itu. Seakan salah satu pekerja di rumah sakit adalah Jeon Jungkook. Dia berharap Jungkook ada di antara orang-orang di sekitarnya.

Dan Taehyung pikir dirinya gila. Dia tahu betapa mustahil keinginannya kini untuk jadi nyata. Sudah pasti Jungkook tak mungkin ada bersamanya meski berkali-kali dia memanggil. Seberapa keras dia menangis, Jungkook tak akan pernah mendengar tangisannya. Jungkook tidak akan tahu seberapa Taehyung membutuhkannya saat ini.

Namun meski demikian, Taehyung tetap memanggil nama Jungkook sedetik sebelum kehilangan kesadarannya.

Jimin langsung menghubungi Hyungsik pada waktu itu—dia tidak tahu harus menelepon siapa. Dia tidak tahu nomor ponsel ibu Taehyung, sedangkan kepanikan membuatnya tak sempat terpikirkan untuk menghubungi nomor rumah Taehyung.

Hyungsik datang secepatnya begitu mendapat kabar dan pada akhirnya yang menunggu Taehyung di rumah sakit. Ketiga teman Taehyung awalnya juga ingin tinggal, tapi Hyungsik menyuruh mereka pulang dan kembali esok paginya. Mereka pun bersedia pergi, tapi setelah dokter menyampaikan tentang kondisi Taehyung.

Unlimited | BTS KookV [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang