🌸 KookV 🌸
.
.
.
A/N :
Cerita ini hanyalah fiktif & merupakan imajinasi fangirl yg dibumbui unsur dramatis di sana sini.CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek-efek baper (?). Gejala seperti naiknya tekanan darah,euforia, cengengesan, mual-mual dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author..
.
.
Happy Reading~ ^^
.
.
.
.
.
Jimin menemui Taehyung sekembalinya dari ruang musik. Dia berjalan melewati tikungan lantai dua dan menangkap siluet pemuda tersebut berdiri di depan loker ujung koridor, kelihatan merangkap trainingnya di balik seragam—sesuatu yang mungkin akan memancing ceramah dari wali kelas dan detensi dari komite tata tertib, tapi Taehyung masa bodoh.
Langkah Jimin berangsur melambat saat mulai mendekati Taehyung. Kepalanya secara impulsif memutar kembali nasihat-nasihat yang baru saja diterimanya dari Min Yoongi, dan dia dengan sepenuh hati mencoba menyelaraskan tindakannya saat itu. “Taehyung,” disebutnya nama yang sudah jarang dia lafalkan itu.
Kalimat, aku ingin minta maaf, ayo kembali seperti semula, sudah berada di tenggorokan Jimin.
Namun, itu semua menguap dan menghilang begitu saja dalam perjalanan keluar dari mulut. Lidah Jimin tidak mau mengucapkan kata-kata tersebut saat sesuatu menarik perhatian. Penglihatannya tiba-tiba saja fokus menatap leher Taehyung. Terdapat samar-samar bercak merah di sana—dan saat itu Jimin tahu, dia tidak lugu, itu sebuah bekas ciuman.
Taehyung menoleh dan menatap Jimin kritis dari atas ke bawah. Tidak secanggung sebelumnya, tapi tetap terasa demikian berjarak kendati keduanya tengah berdiri berhadap-hadapan.
Sesaat selanjutnya, sesudah detik-detik yang terasa begitu lama, Jimin memutuskan untuk berkata, “Kim Seonsaeng-nim memintamu datang ke ruang BK.”
Taehyung semata-mata mengangguk. Dia menata sepatu olahraganya di dalam loker tanpa mengacuhkan keberadaan Jimin yang masih menatapnya lekat-lekat dari samping. Tak berapa lama dia mengunci loker dan berjalan pergi tanpa berkata-kata.
Selagi Taehyung melewatinya, Jimin mencoba memastikan sekali lagi apa yang dilihatnya. Dia menajamkan penglihatan dan diam-diam melirik sang sahabat, berharap salah lihat sekalipun hal tersebut sudah kelewat jelas. Taehyung terus menjauh hingga tak lagi terdengar suara langkahnya, sedangkan Jimin termangu—menyadari bahwa hal-hal yang tidak dia ketahui tentang sahabatnya tersebut ternyata amatlah banyak.
Kesimpulannya, semua penyangkalan Taehyung selama ini omong kosong. Jimin sudah menduganya, tapi dia tidak pernah benar-benar mengharapkan dugaannya tersebut tepat. Dia hampir-hampir berharap dirinya bisa mempercayai kata-kata Taehyung, meski hatinya sendiri meninggi sewaktu mengetahui bahwa pernyataannya selama inilah yang benar.
Pada akhirnya Taehyung tetap berlanjut dengan Jungkook. Anak laki-laki itu sungguh jatuh cinta dan betul-betul merealisasikan status pacaran mereka yang dulunya cuma sebatas perjanjian sandiwara—dan tiba-tiba saja Jimin merasa takut karena Taehyung, Taehyung miliknya, serasa diambil darinya. Sebab, baru kali ini saja ada yang mampu menyentuh dan mengendalikan Taehyung hingga sejauh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unlimited | BTS KookV [COMPLETE]
FanficAkhir-akhir ini, perang dingin--yang tak pernah jelas darimana asal-usulnya, dan bagaimana kejadiannya--antara Jeon Jungkook dan Kim Taehyung mulai memanas. Jungkook tidak pernah tahu, Kim Taehyung bukan sekadar siswa yang suka melanggar peraturan d...