MLIS 1

15.1K 1.1K 18
                                    

Prilly masuk terburu buru ke dalam rumahnya bertemu dengan mamanya. Ia pulang secepat mungkin agar tak mendapat dampratan dari mamanya.

"Hai, ma, ayo ke butik!" seru Prilly ceria.

"Butik, kamu bilang? ini jam berapa Prilly, klien mama udah pulang!"

"Maaf ma, ini Jakarta, mama harus paham itu, aku terlambat bukan karena salah aku, tapi karena macet!" cicit Prilly pelan.

"Selalu nyalahin hal yang lain, kamu mestinya harus kasi alarm di handphone, apa gunanya handphone baru kamu itu!"

"Ehm, iya ma, maaf sih, kelupaan, ntar deh aku nulis dibuku," cengir Prilly tanpa dosa.

"Lalu mengapa handphone kamu tak bisa dihubungi?"

"Ehm, handphone aku rusak!"

"Rusak, handphone baru rusak? kamu pasti sengaja merusaknya karena kamu mau ganti baru lagi kan?" tanya Sandra mamanya Prilly. Prilly hanya mendengus kesal mendengar tuduhan tersebut.

"Nggak kok, ini tuh jatuh!"

"Halah, alasan klasik banget, kamu pasti sengaja jatuhinnya, pokoknya kamu ga boleh liburan ke luar negeri!" seru Sandra langsung masuk ke dalam kamar tak perduli Prilly memanggilnya.

"Ah, mama, itu kerjaan aku ma! mama!" seru Prilly panik.

"Hah, kacau kacau, masa harus berakhir gini, gak bisa pokoknya aku harus minta ganti rugi sama tuh mister!" seru Prilly kesal. Dan buru buru berlari ke dalam kamarnya dan membongkar tasnya cepat.

***

Ali berjalan masuk ke dalam kantornya dan melihat pemandangan yang cukup menyakitkan matanya. Di hadapannya ada orang yang ia sukai bersama sahabatnya.

"Li, gimana kerjaan udah dapat ide buat buku terbaru?" tanya sahabatnya Vino membuat Ali tersadar.

"Belum lah, kerjaan gue numpuk banget kali, ngapain Laras di sini?" tanya Ali santai memperhatikan Laras yang bergelayut di lengan Vino.

"Kita mau bagiin pertunangan kita, Li, nih!" pekik Laras ceria membuat Ali diam sejenak.

Ali mengambil undangan tersebut, ia tersenyum samar walau perasaannya sakit.

"Kalau bisa datang ya," ucap Ali santai.

"Datang lah, Li, lo kan sahabat kita!" seru Vino membuat Ali diam kembali.

"Gimana sih lo, ya, gue tahu pasti karena lo jomblo kan!" seru Laras membuat Ali terkekeh.

"Kok lo tahu sih, masa gue datang ke pertunangan orang tanpa pasangan, sakit kali!" ucap Ali membuat Vino dan Laras tertawa.

"Makanya lo harus datang, ntar aku kenalin sama sepupu sepupu aku, yang cantiknya kayak aku!" ucap Laras ceria membuat Ali tersenyum.

Ali menatap senyum indah tersebut, ia tak pernah bisa mengakui perasaannya sampai akhirnya sahabatnya sendiri yang berpacaran dengan sahabatnya sendiri. Menyesal? Sedikit, tapi melihat mereka bahagia cukup membuat perasaannya yang sakit itu membaik.

"Ingat Li, harus datang, ntar gue kenalin lo sama sepupu gue, pokoknya cocok sama lo pasti!" seru Vino geli membuat Ali mengernyit.

"Hawa hawa nya kok jebakan batman ya, senyuman lo gitu banget!" sahut Ali melihat wajah geli Vino.

"Serius gue, pembuat Novel cinta tapi ga punya pacar aneh kali!" seru Vino lagi membuat Ali terkekeh.

"Makanya seringnya cerita patah hati!" ucap Laras membuat Ali terkekeh kembali.

My Love Is A Stranger (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang