Special Part 1

10.2K 945 34
                                    

Prilly masuk ke acara pernikahan Juwon dan Aulia bersemangat menarik Ali yang juga sudah menjadi suaminya kini.

"Ih, ayo cepet cepet!" seru Prilly kesal melihat Ali lamban dan masih asik berbicara ditelepon dengan seseorang yang jelas membicarakan pekerjaannya.

"Waww, bagus banget banget, seharusnya mister harus belajar romantis dari Juwon, contek resepsi mereka, lihat tuh  bagus, kemarin punya kita indoor, ini outdoor lebih bagus!" seru Prilly menunjuk Juwon dan Aulia sedang berbincang dengan tamu.

"Semua resepsi itu bagus kok, mau outdoor atau indoor, mau dimanapun itu bagus," ucap Ali santai sambil memasukkan handphonenya ke celana.

"Ih, sekali kali, bilangnya, iya maaf ya, bukan malah balas komentar," ucap Prilly kesal membuat Ali memutar bola matanya.

"Sekarang musim apa?" tanya Ali membuat Prilly bingung.

"Musim kemarau!" seru Prilly cepat walau bingung kenapa Ali membahas musim.

"Berarti pas beberapa bulan lalu kita nikah itu musim apa?" tanya Ali membuat Prilly cemberut.

"Hujan!" seru Prilly pelan karena ia kalah adu mulut dengan Ali.

Ali menyentil pelan kening Prilly. "Kalau kita pilih outdoor, emang kamu mau kehujanan?" tanya Ali santai membuat Prilly makin cemberut.

Prilly menghela nafas melihat Aulia dan Juwon di sana. Entah kenapa ia selalu merasa iri dengan hubungan Aulia dan Juwon. Juwon sangat tahu menyenangkan hati Aulia tapi Ali hanya selalu membuatnya kesal.

Setelah ini saja mereka akan langsung terbang ke Paris. Ia boro boro ke luar negeri, Ali sibuk menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk beberapa bulan terakhir bahkan ia lebih sering tidur sendiri daripada berdua.

"Terus mereka habis resepsi ini langsung terbang ke Paris!" adu Prilly memberi kode bahwa ia juga ingin pergi ke sana. Setidaknya ia punya kegiatan bernama honeymoon.

"Ya, terus kamu mau ikut mereka. berdua gitu?" tanya Ali bingung.

"Ih, bukan, lalu kita, kita kapan, masa mereka aja, aku juga mau, mister ga pekanya selalu keterlaluan!" seru Prilly kesal membuat Ali tertawa.

"Mau apa sih emang?" tanya Ali geli membuat Prilly merona.

"Ish, mister Alifiandra, jangan godain istri sendiri ya, aku kesel tahu!"

"Daripada istri orang lain mending istri sendiri!"

"Hayo!" seru Vino membuat Ali menoleh menatap Vino dan Laras.

"Hai calon ayah dan ibu?" tanya Ali membuat Vino menggeleng.

"Prilly," ucap Laras senang.

"Ih, debaynya sehat?" tanya Prilly ceria.

"Ka, kita pergi yuk dari sini, di sini ga asik, ada orang kuno!" seru Prilly membuat Ali tersenyum.

Bunyi handphone Ali membuat Ali sibuk mengambil dan membuka handphonenya. Prilly cemberut melihat Ali yang selalu santai jika ia mengamuk. Kapan Ali khawatir padanya.

Prilly bergelayut memeluk Ali. Ali menatap Prilly bingung, istrinya sedang tersenyum manis padanya dan kemudian mengangkat tangannya dan kembali tersenyum membuat Ali curiga. Baru saja Ali mau menarik tangannya, Prilly bergerak cepat menggigit pergelangan tangannya dan kabur setelah Ali sedikit memekik dan beberapa menoleh menatap mereka.

Prilly tertawa. "Yuk ka, pergi, biarin aja!" seru Prilly menyulurkan lidahnya pada Ali dan pergi.

"Ini pasti lagi ngambek, makanya jadi manusia ekspresif sedikit donk, istrinya gemesin gitu diambil orang ntar, sekarang banyak pebinor!" tawa Vino membuat Ali menggeplak kepala Vino.

My Love Is A Stranger (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang