Prilly bersiap keluar dari kamar. Ia keluar dan mau mengetuk pintu kamar Ali. Bersamaan dengan hal tersebut Ali keluar dengan wajah masam.
"Pagi!" seru Prilly ceria membuat Ali mendengus kesal.
"Jangan ajak saya bicara, saya tak mood sekarang!" seru Ali membuat Prilly berjalan cepat disebelah Ali.
"Kenapa? Tapi ntar mood kan!" ucap Prilly cepat.
"Kenapa kamu bilang, kamu sadar kamu bangun tadi pagi jam berapa, mengapa kamu hobi menjatuhkan barang dan memekik, apa tidak bisa kamu melakukan sesuatu dengan hati hati?" tanya Ali kesal.
"Ehm, aku bangun jam 5, tapi itu benar-benar ga sengaja karena alarm aku hidup, aku menjatuhkan bedakku, habis itu ga sengaja tumpahin minum makanya aku teriak karena kaget, lalu aku jatuh ke senggol meja kan sakit jadinya aku teriak gitu, ga keras kok paling samar kan!" cicit Prilly pelan membuat Ali mendesah tak percaya.
"O iya, samar dan mampu bangunkan orang ya!" seru Ali kesal membuat Prilly tersenyum kikuk.
"Dari luar ga kedengaran kok!" seru Prilly cepat membuat Ali makin kesal.
"Tapi dari dalam kedengaran walau hanya krasak krusuk dan kehebohan suara kamu, sadar ga sih, suara kamu itu benar-benar menyiksa pendengaran, dasar kurcil!" seru Ali membuat Prilly cemberut.
Ali terdiam sepertinya ia sudah terlalu kasar. Ali melihat wajah Prilly yang berubah muram. "Emang sejelek itu ya?"
"Ehm, tolong jangan dimasukkan ke hati omongan saya, saya memang suka ngomong seenaknya kalau kesal!"
"Berarti mama bener ya, aku ga bisa jadi penyanyi padahal aku pengen loh, jadi penyanyi, tapi zaman now semua bisa dilakuin apalagi muka ku oke, penampilan oke, tinggal suara diasah, sekarang penyanyi banyaknya pake editan biar bagus, pasti aku terkenal kalau jadi penyanyi!" seru Prilly membuat Ali menatap tak percaya. Ia mengkhawatirkan ucapannya pada orang yang salah.
"Bodo, terkenal atau gak, itu terserah kamu, capek pagi pagi saya harus mengeluarkan tenaga saya untuk adu mulut dengan kurcil kayak kamu!" seru Ali langsung berlalu membuat Prilly tersenyum kecil.
"Kurcil apaan sih, mister kalag, ehm lalu pake aku aja biar akrab, kalau saya berasa ngomong sama om om, ya ya ya... !" seru Prilly mengejar Ali yang menutup telinga dan memakai tudung jaketnya agar orang orang tak memperhatikannya cukup perhatikan gadis yang mengejarnya itu sudah cukup.
***
Prilly asik mengobrol dengan peserta tour yang lain dan tak mengganggu Ali yang sedang meminum kopi hitamnya santai.
Ali sesekali memperhatikan kegiatan Prilly. Ia menyukai keceriaan dan keramahannya pada orang lain yang bisa ia tunjukkan dengan mudah. Untuk ukuran dirinya itu terlalu berlebihan, ia tak pernah bisa bersikap seramah itu pada orang yang tak dikenal. Sampai sekarang saja ia tak mengenal para peserta tour.
"Prilly, itu temen kamu ya yang cowo itu, dia sekilas mirip artis korea ya, putih soalnya kayak kamu juga!" seru Vanesa salah satu peserta tour.
"Oh, iya si mister kalag itu ya?" tanya Prilly membuat yang lain tertawa.
"Kalag itu apa Pril?"
"Iya, teman kamu itu namanya siapa, kenapa kamu hobi manggil dia kalag
"Itu di balik aja om, tante, jadi galak, dia galak banget sih tapi jangan bilangin dia ya, ntar aku dimarahin!" ucap Prilly memelas membuat Vanesa tersenyum.
"Boleh tapi kenalin dia ke kita, kasihankan dia minum kopi sendirian dari tadi!" seru Ratna membuat yang lain mengangguk.
"Itu sih alasan, palingan pengen kenalan sama brondong!" tawa Frans geli melihat Vanesa istrinya mengusili Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is A Stranger (END)
RomantikGadis berisik dan menyebalkan yang ia sebut si kurcil selalu menggangu kerja, kalau bukan karena kerja ia tak mungkin mengikuti tour ini, ia juga mengalami patah hati membuat ia mengiyakan perintah bosnya untuk pergi ke luar negeri menikmati hal hal...