Ali membuka matanya ketika merasakan sinar matahari menerpa wajahnya. Sepertinya baru saja ia tertidur sekarang ia kembali bangun. Dering teleponnya terus berbunyi membuat Ali akhirnya bangkit meraih handphonenya.
"Halo?"
"Halo, Mas Ali, ini Roni dari semalam mas dan Prilly keluar ke Toyama dan belum balik hotel ya?"
Ali terperanjat bangun, ia melupakan Roni. Seharusnya ia memberikan laporan jika mereka tidak bisa pulang karena tertinggal kereta.
"Aduh, maaf mas saya lupa, kemarin kami ketinggalan kereta, sekarang kami akan balik ke Tokyo!" seru Ali cepat.
"Gimana kalau kalian nyusul kita saja ke Gunung Fuji, jika kalian berangkat dari sana sekarang waktunya akan sama dengan kami sampai," jelas Roni membuat Ali menghela nafas panjang.
"Sekarang?" gumam Ali lemas melihat jam pukul 6 pagi.
"Iya, jika kalian ke hotel, akan buang buang waktu karena ketika kalian sampai kami berangkat ke sana," ucapan Roni membuat Ali berfikir. Ia pin segera bangun menghilangkan kantuknya.
"Oke, terimakasih mas Roni, maaf merepotkan anda," ucap Ali pelan dan mengakhiri teleponnya.
Ali bangun dan keluar membangunkan Prilly. "Bangun kurcil!" seru Ali mengedor pintu kamar Prilly.
Prilly terkejut mendengar gedoran Ali. "Mister Kalag, kenapa sih, kurang micin kayaknya!" gumam Prilly pelan masih mencoba mengeringkan rambutnya yang setengah kering.
Ali memencet bel kamar melihat Prilly tak membuka pintu atau menyahutinya.
"Ih, mister, kenapa sih, masih pagi juga!" seru Prilly keluar membiarkan rambutnya terurai setelah ia sisir.
Ali terkejut dan mundur melihat Prilly mengurai rambutnya. Ia terlihat dewasa dan sesuai umurnya. "Kenapa?" tanya Prilly bingung menepuk lengan Ali.
Ali terpesona sesaat tapi kemudian menggelengkan kepalanya. "Ikat rambut kamu!" seru Ali langsung masuk ke kamarnya membuat Prilly bingung.
"Apa, mister gedor gedor buat gitu aja?" tanya Prilly bingung sekaligus kesal.
Prilly mengedor balik pintu Ali. "Mister kalag! gak lucu tahu, kirain ada apa, kamu gedor kamar kayak kebakaran tahu gak!" seru Prilly kesal langsung berbalik masuk ke kamarnya.
Ali mengacak kepalanya. Bisa bisanya ia terpesona pada Prilly. Gadis berisik dan penuh tenaga menganggu orang lain. Ali menutup matanya sejenak kemudian langsung bersiap untuk berangkat ke Gunung Fuji seperti permintaan Roni.
****
Ali bersandar kursi di dalam bus. Sedangkan Prilly duduk melihat pemandangan seperti kegiatannya. "Aku tahu kenapa mister suka lihat keluar, ternyata menyenangkan ya!" seru Prilly menoleh menatap Ali yang mengantuk.
"Ya, terserah kamu saja!" seru Ali pelan dan menutup matanya pura-pura tidur. Ia merasakan perasaan aneh saat menatap Prilly. Setelah Prilly mengurai rambutnya membuat ia aneh, gadis itu terlihat lebih manis dan dewasa sekarang.
Kenapa rambut mu terurai?
Masih lembab habis buru buru banget sih mister, jadi rambut aku ga keringkan!
Kenapa cantik ya?
Enggak, makin mirip Juon!
Ali mencoba menghilangkan percakapan mereka pada saat check out. Ali menahan nafasnya sejenak dan menghembuskannya pelan.
"Mister!" Ali terkejut dan langsung membuka matanya mendengar suara Prilly.
"Apa?" ketus Ali.
"Bunga sakuranya mekar, lihat sepanjang jalan ini!" seru Prilly menatap takjub keluar membuat Ali memijat pelipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is A Stranger (END)
RomansaGadis berisik dan menyebalkan yang ia sebut si kurcil selalu menggangu kerja, kalau bukan karena kerja ia tak mungkin mengikuti tour ini, ia juga mengalami patah hati membuat ia mengiyakan perintah bosnya untuk pergi ke luar negeri menikmati hal hal...