MLIS 11

8.6K 900 22
                                    

Prilly mengikuti Ali pelan. Ia mulai sedikit lelah dengan barang belanjaannya yang cukup banyak. Mereka sudah berjalan dipusat kota dan Ali terlihat kesal melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.
"Kita ga bisa balik ke Tokyo, ini semua karena kamu!" geram Ali kesal berbalik menatap Prilly.

"Kok ga bisa dan kenapa karena aku, perasaan aku ga ngapa ngapain?"

"Iya, emang kamu ngapa ngapain!" seru Ali geram.

"Tapi kamu harusnya sadar, sekarang ini jam berapa, ini semua gara-gara kamu sibuk lihat toko toko di sini dan berbelanja hal ga penting!" seru Ali kesal membuat Prilly berfikir.

"Kata siapa ga penting, ini penting, ini semua oleh oleh buat mama, buat keluarga, buat teman juga, buat kamu juga ada!" seru Prilly santai sambil mengangkat jarinya menghitung didepan wajah Ali.

"Arghh!" seru Ali meremas tangannya gemas didepan wajah Prilly.

"Kita nunggu aja di stasiun!"

"Kamu sendiri, aku mau nginap di hotel!" Ali mulai berjalan pergi dan Prilly langsung mengejarnya.

"Hotel? Jangan mending uangnya buat belanja, terus kan sayang hotel di tokyo sia sia gitu kan!" ucap Prilly menahan Ali.

"Iya, itu kamu, tapi aku enggak, aku ga mau tidur di stasiun apalagi di Jepang, kamu kira aku gelandangan!" sentak Ali kesal.

"Jepang, ga ada gelandangan kok!" seru Prilly asal membuat Ali kesal. Prilly sendiri pun tak yakin Jepang tak ada gelandangan.

"Terus kalau ga ada, lo mau jadi orang pertama yang jadi gelandangan di Jepang gitu!" ketus Ali sebal membuat Prilly menyengir.

"Nggak gitu juga, tapikan mahal dihotel, ini hotel berbintang loh!" seru Prilly langsung dipotong Ali cepat.

"Kenapa sih hobi kamu tuh jawab orang mulu!"

"Aku ga jawab, hanya menjelaskan aja kok!" seru Prilly cepat membuat Ali kesal.

"Udah, aku mau nginap dihotel!" seru Ali menggeser badan Prilly dan melihat gedung yang menjulang tinggi didekat stasiun. Sepertinya ia akan memilih menginap di hotel tersebut.

"Tapikan mahal kalau dihotel, emang kamu mau hotel apa?" tanya Prilly bingung.

"Itu!" seru Ali menunjuk ke arah hotel mewah layaknya hotel berbintang lima membuat Prilly tercengang. Ia menelan salivanya. Ia yakin harga hotel tersebut sangat fantastis jika dirupiahkan.

"Disitu? Tapi aku gimana? kamu tega biarin aku jadi gelandangan!" seru Prilly panik membuat Ali menggeleng tak percaya.

"Bodoh!" seru Ali langsung berlalu melewati Prilly sambil menutup telinganya sedangkan Prilly panik menyusul Ali yang berjalan cepat.

"Aduh, gimana donk, duit dari mana, kalau sampe nyewa ini hotel bisa ga belanja ntar di Korea, ga bisa ketemu Park Bogum kembaran mister kalag donk!" cicit Prilly panik mengikuti Ali masuk ke dalam.

Prilly mencoba mengikuti Ali, ia terlihat bingung tapi Ali mencoba tak perduli dengan Prilly.

Prilly menahan Ali. "Kita cari hotel lain aja gimana, yang irit setidaknya?" tanya Prilly cepat.

"Nggak, udah males nyari dan hotel ini paling enak ditengah pusat kota dan dekat stasiun!"

"Itu dia yang buat mahal!" rengek Prilly kesal.

"Kamu cari sana sendiri, berisik!" seru Ali santai.

"Ini kan tour yang kamu buat!" cerca Prilly kesal.

"Tour aku udah selesai semenjak kita turun dari dermaga, kalau kamu mau, cari saja sendiri, aku capek dari tadi ikutin kamu, kamu yang membuat kita tertinggal kereta dan mau ga mau harus nyewa hotel lagi!" seru Ali santai melewati Prilly.

My Love Is A Stranger (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang