Prilly masih menutup mata kencang dan menggengam tangan Ali walau sudah sampai tapi karena Ali tak bersuara ia semakin tak berani membuka matanya.
Ali tersenyum dan berdiri walau tangannya dipeluk erat ia berusaha melepaskannya.
"Jangan lepasin!" isak Prilly tanpa membuka matanya.
Ali menarik belanjaan Prilly dan menaruhnya ke atas dermaga. Prilly mengintip sedikit karena merasakan speedboat bergoyang karena Ali terus bergerak.
"Buka mata kamu kita udah sampai!" ucap Ali berjongkok dihadapan Prilly.
Ali merasakan jari tangan Prilly yang dingin. Dan mata Prilly yang basah walau tak membuka matanya.
"Buka mata kamu, percaya sama aku," ucap Ali menghapus air mata Prilly.
Prilly membuka matanya dan menatap matahari yang hampir tenggelam di sana.
Prilly menoleh melihat Ali yang berdiri. "Aku ga bisa berdiri," ucap Prilly pelan. Kakinya masih lemas. Ia terlalu lama mendengar suara ombak membuat ia terus ketakutan.
Ali langsung mengendong Prilly seperti anak kecil dan mendudukkannya dipinggir. Ali tersenyum melihat wajah Prilly yang masih takut. Ia segera melompat naik dan menarik Prilly berdiri.
Ali menahan badan Prilly. "Tahan sebentar!" ucap Ali cepat mengambil barang bawaan Prilly dan menyerahkan pada tangan Prilly kiri dan kanan.
"Ih, kok aku yang pegang, kamu mau buat aku pingsan?" tanya Prilly kesal.
Ali langsung berbalik membungkuk dan menarik kaki Prilly membuat Prilly terkejut dan mengalungkan tangannya pada leher Ali.
Prilly tersenyum karena Ali mengendongnya tanpa perlu diminta dan tanpa perlu banyak berbicara. Tipe pria yang jauh dari idaman bahkan jauh dari bayangannya. Tapi ia selalu suka dengan perlakuan Ali. Walau ia galak, ia menurut semua yang dirinya mau. Selalu menjaganya, selalu mendengarkan semua omongannya dengan jawaban realistisnya.
"Mister, kok kayaknya beda sama foto foto yang aku lihat di internet ya, ini di mana sih?" tanya Prilly bingung.
"Foto yang kamu lihat di internet itu, hotel hotel mahal, per malam bisa sampai belasan juta, aku ga mau habisin uangku hanya buat hotel!" seru Ali santai setelah ia tadi berbicara dengan beberapa orang di sekitar pulau.
"Ish, kamu kok nyebelin sih, terus sekarang di mana?" tanya Prilly kesal.
"Di tempat yang paling murah di Maldives," ucap Ali santai membuat Prilly menggigit pelan telinga Ali.
Ali terpekik kemudian Prilly memilih diam tak mau berbicara di dalam gendongan Ali. Ia benar-benar benci sikap Ali yang satu ini. Menyebalkan!
****
Ali asik berbaring setelah sampai di resort dan Prilly menatap Ali kesal. Pria itu sama sekali tidak merasa bersalah mengatakan bahwa ia memilih tempat murah atau setidaknya mengatakan walau murah asal bersama. Setidaknya memberikan dirinya sedikit gombalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is A Stranger (END)
RomanceGadis berisik dan menyebalkan yang ia sebut si kurcil selalu menggangu kerja, kalau bukan karena kerja ia tak mungkin mengikuti tour ini, ia juga mengalami patah hati membuat ia mengiyakan perintah bosnya untuk pergi ke luar negeri menikmati hal hal...