Spesial Part 2

9.6K 937 18
                                    

Prilly membuka matanya setelah Ali membangunnya, Prilly dapat melihat para penumpang turun dari pesawat. Prilly mengucek matanya tapi kembali menutup matanya kembali.

"Bangun, kurcil!" seru Ali menarik pipi Prilly membuat Prilly kesal mendorong tangan Ali.

"Jangan suka rusak aset pribadi orang lain deh!" seru Prilly menggosok pipinya.

"Ini udah jadi aset aku, katanya buat suamikan?" tanya Ali santai membuat Prilly menatap Ali sengit dan memukul kepala Ali pelan. Ia pun berdiri mengikuti sisa penumpang yang keluar.

Ali mengambil tas Prilly diatas dan bergerak cepat mengikutinya turun. Prilly memperhatikan sekitar suara ombak yang terdengar membuat Prilly bingung.

"Kita di mana?" tanya Prilly saat merasakan Ali mengalungkan tasnya.

"Terus sekarang jam berapa, kok kayak masih pagi gini, seharusnya udah siangkan?" tanya Prilly bingung membuat Ali tertawa.

"Mister kalag, ish!" seru Prilly kesal mendorong Ali pelan.

"Ehm, aku mendadak lupa ingatan setelah mendapat kekerasan di dalam pesawat!" seru Ali membuat Prilly menghentakkan kakinya.

Prilly berlari masuk ke dalam bandara mencari papan nama atau tempat yang bisa memberi petunjuk.

Prilly memperhatikan jam yang menunjukkan pukul 10 pagi. Ia rasa ia tidur cukup lama, sebenarnya mereka pergi ke mana karena Ali tak membolehkan ia baca. Setiap ia ingin membaca Ali selalu menutup matanya atau menutup kupingnya sampai ia kesal dan memilih tidur.

"Ibrahim Nasir International Airport," eja Prilly pelan saat matanya melihat tulisan yang cukup besar.

Prilly terdiam kemudian terpekik kaget. "Ibrahim Nasir?" tanya Prilly kaget langsung berbalik berlari mendekati Ali.

"Mister! kita di MALE MALDIVES!" seru Prilly tak percaya membuat Ali tertawa.

"Benarkan! benar!" seru Prilly melompat lompat membuat Ali mengangguk.

"Huaaaa... Mister jjang! ntar lihat lumba-lumba!" seru Prilly cepat membuat Ali tertawa.

"Nggak ngambek lagi?" tanya Ali bingung melihat Prilly memeluknya dan tersenyum padanya.

"Ngambeknya ditunda dulu, kalau mister Kalag nyebelin lagi, aku marah lagi, sekarang kita belanja, kamu janji tadi, pokoknya aku habisin uang kamu!" seru Prilly cepat membuat Ali mengacak rambut Prilly dan membawanya keluar dari bandara.

****

Ali mulai kelelahan mengikuti Prilly. Istrinya itu tak pernah berubah masuk dari satu toko ke toko yang lain. Memperhatikan semua barang dan mengatakan semua lucu. Ia seperti kembali pada saat mereka tour.

"Lucu!" seru Prilly mengambil sebuah baju dan menunjukkannya pada Ali.

"Iya," ucap Ali malas membuat Prilly cemberut.

"Bilangnya lucu, kamu mau, gitu mister!" seru Prilly gemas membuat Ali menghela nafas.

"Lucu tapi aku ga mau beliin, kita bukan mau berbulan bulan di sini, hanya beberapa hari, tapi kantong belanjamu hampir memenuhi tanganku, kiri, kanan!" seru Ali membuat Prilly tertawa melihat Ali marah.

"Ya, itukan buat mama, buat Aulia, Juwon,  ka Vino dan ka Laras, buat kamu juga ada, terus buat aku belum, aku belum beli apa-apa, " ucap Prilly geli melihat wajah lelah Ali.

"Beliin aja semua orang, semua mua nya beliin!" ketus Ali membuat Prilly terkekeh.

"Ih, kok kamu yang marah, kan tadi pagi aku yang marah!" seru Prilly membuat Ali menatap Prilly tajam.

My Love Is A Stranger (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang