=YooNathan=
Ada kalanya kita harus melawan dan membalas orang yang telah menginjak-nginjak kita. Baik boleh, bego jangan.
oOo
"Hari ini Nathan jemput kamu, Sayang?"
Sontak ucapan sang mama langsung membuat Yoona yang tadinya sibuk mengunyah makanannya, tiba-tiba hilang nafsu makannya hanya karena mendengar nama cowok itu. Yoona capek dan bosen, gara-gara Nathan sering berkunjung saat ia sakit, mamanya semakin gencar menjodohkannya dengan cowok itu.
"Kamu ditanya kok diam, lagi berantem, ya?" tanya Adela kembali.
"Mama!"
"Kenapa?"
"Stop! Talk about Nathan, Mom." Melihat reaksi Yoona membuat Adela langsung menggeser duduknya, mendekat pada anaknya.
"Belum bisa move on dari Daniel? Atau sama__" Belum Adela menyelesaikan ucapannya Yoona buru-buru memotongnya.
"Udah ah, Yoona mau berangkat. Kalau Mama gak mau nganter, ya udah." Gadis itu beranjak dari duduknya dengan wajah ditekuknya. Walaupun seperti itu, ia tidak melupakan etika, yakni mencium tangan sang mama.
Tin...tin....
Yoona menghentikkan langkahnya saat mendengar suara klakson mobil. Lalu memutar pandangan tajamnya pada sang mama. Sudah pasti itu Nathan, jika mamanya terlibat dalam drama gila ini, lihat saja Yoona akan mengutuk mamanya itu.
"Kamu lihat sana, siapa yang datang. Kali aja teman kamu."
"Yoona gak punya teman."
Setelah itu gadis itu kembali melangkah berjalan keluar, untuk berangkat sekolah dan memastikan siapa tamu yang datang di pagi-pagi hari.
Sedangkan Adela tersenyum kecil saat melihat Yoona. Ia sangat ingin melihat putrinya itu bahagia, mempunyai kehidupan seperti remaja lain. Punya teman banyak, dan seorang sahabat yang selalu datang mengunjunginya, bersikap seolah-olah rumah Yoona adalah miliknya juga. Mungkin itu cuma angan-angan saja, sudah dua tahun terakhir Yoona selalu menutup dirinya dari kehidupan sosial. Kadang rasa cemas juga ada pada Adela.
"Lama banget, udah mau telat ni."
Yoona menyunggingkan senyumannya saat melihat Nathan berdiri di halaman rumahnya dengan menyandar pada mobil depannya.
"Udah beralih profesi jadi taksi online?"
"Banyak ngomong deh, cepetan naik. Kalau telat gue gak tanggung lo."
"Katanya sekolah punya bokap lo, terus kenapa takut telat?" kata Yoona yang masih ingat Nathan yang selalu menganggap dirinya sebagai anak pemilik sekolah.
"Gue cuma pengen naatin tata tertib yang ada, gini-gini gue selalu dicatat dalam buku kedisiplinan." Seolah itu adalah sebuah kebanggaan, Nathan mengucapkannya dengan tersenyum bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoonathan ✔
Teen FictionYoona siswa baru yang sangat mencintai bola basket, kesan pertama pada gadis itu adalah 'perfect' tapi siapa sangka Yoona adalah bad girl di sekolah lamanya. Hobinya yang menyukai dunia basket membuat cowok bernama Nathan, cassanova tertarik padany...