||11. Dia Kembali

807 57 1
                                    

YooNathan

Tiga hal yang gue benci, rindu, menunggu dan jatuh cinta - Yoona

oOo

Nathan membuka helm full facenya saat motor besarnya berwarna hitam terpakir sembarang di halaman rumahnya. Cowok itu menyunggingkan senyumannya saat melihat motor treik berwarna hijau muda juga terpakir di dekatnya.

"Brengsek!" Tangannya mengepal, topeng kaca yang membuatnya terlihat konyol di depan teman-temannya, tiba-tiba memudar begitu saja hanya karena melihat motor milik seseorang yang membuat hidupnya hancur.

"Nathan!" panggil sang mama dengan melambaikan tangannya agar menujunya.

"Baru balik?" Bukan sang mama yang bertanya, melainkan seseorang yang berada di samping mamanya.

Gavin Ethandiel Pradipa, kakak sekaligus orang yang Nathan benci. Tahu kenapa Nathan sangat membenci kakaknya sendiri?

"Kakak kamu mulai sekarang akan sekolah satu sekolah denganmu." Ucapan Safha membuat Nathan langsung membuka matanya lebar.

Yang benar saja, Nathan sudah muak satu rumah dengan Gavin, sekarang tiba-tiba mamanya bilang anak kesayangannya itu akan satu sekolah dengannya. Selamat datang kehancuran hidup Nathan.

"Terserah."

Mata elang milik Nathan sempat bertemu dengan Gavin yang mengumbar senyumnya.

"Dasar cari muka!"

"Nathan ke kamar dulu!"

"Mandi dulu, jangan langsung tidur. Mama udah siapin makan malam!" teriak Shafa, namun hanya diangguki Nathan.

Lalu Safha beralih pada putra sulungnya, tersenyum manis dan meraih tangan Gavin untuk digengamnya. Tangannya meraba-raba wajah putranya dengan lembut, lalu sebuah cairan bening menetes begitu saja.

"Gavin baik-baik kok, Ma." Cowok itu tersenyum lebar, sembari menghapus air mata Safha.

"Mama mohon, kalau Nathan masih bersikap seperti tadi kamu maklumi ya, dia masih terpukul."

"Nathan masih belum bisa lupain Athela, Ma?" tanya Gavin penasaran.

Pasalnya sudah satu tahun terakhir ia menetap di Seoul dan sejak itu juga ia tidak pernah tahu tentang kondisi adiknya. Ditambah sikap Nathan padanya yang begitu dingin.

Shafa menggelengkan kepalanya, menunduk ke bawah semakin membuat air matanya menetes deras. Wanita itu menyandarkan kepalanya saat Gavin menarik dalam pelukannya.

"Mama sedih lihat kalian seperti ini."

"Gavin janji akan mengembalikkan hubungan kami seperti dulu."

Shafa mendongakkan kepalanya ke atas, menatap putranya dengan senyum kecilnya.

"Oh ya, Mama hampir aja lupa."

Wanita itu beranjak dari duduknya, beberapa menit kemudian kembali membawa sebuah kotak yang masih terbalut rapi dengan sampul.

"Kotak apa, Ma?"

"Gak tahu, sejak kamu di Seoul ada orang yang selalu ngirimin kamu surat-surat ini, sebenarnya Mama mau kirim ke kamu, makanya Mama bungkus, berhubung kamu udah ada di sini, ni."

Yoonathan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang