YooNathan
Tidak peduli siapa yang datang lebih dulu, yang terpenting siapa yang bertahan sampai akhir.
oOo
Satu jam sejak pulang sekolah hingga langit berubah warna menjadi petang, Yoona masih bermain dengan bola basketnya.
Gadis itu terus melempar bola basket pada ring dengan sangat keras, mengalihkan perasaannya yang sedang kacau ini. Kenapa lagi-lagi ia harus menyukai seseorang yang berhubungan dengan sahabatnya, dulu ia menyukai Gavin, sekarang Nathan? Parahnya kedua cowok itu sama-sama menyukai Athela.
"Yoona, gue benci sama lo."
Pertahanannya untuk tidak menangis runtuh, gadis itu menjatuhkan tubuhnya bersama air mata dan keringatnya yang beradu. Pandangannya beralih pada ponselnya yang terlihat sebuah pesan.
Mama Love
Yoona, pulang sekarang.
Sekitar kurang lebih tiga puluh menit Yoona sampai di rumahnya. Gadis itu menghentikkan langkahnya terlebih dahulu, memastikan ia tidak terlihat menangis di depan mamanya. Lalu sebuah senyum kecil terukir pada sudut bibirnya.
"Yoona pulang-"
Detak jantungnya tiba-tiba berdetak kencang, tubuhnya gemetar hebat ingin ambruk saat melihat sosok pria yang paling ia benci di dunia.
"Yoona." Gadis pemilik nama itu buru-buru berlari ke kamarnya saat sang papa memanggil namanya. Yoona hanya belum siap untuk bertemu pria yang sudah merusak hidupnya dan mamanya.
"Yoona, biarin Papa jelasin dulu."
"Biar saya yang bicara dengannya," kata Adela pada suaminya.
Lalu wanita itu berjalan menuju kamar anaknya, mengetuk pintu kamar itu.
"Sayang, ayo keluar kita bicara baik-baik," kata Adela dengan lembut.
"Papa kamu cuma kangen sama kamu, dia mau ketemu kamu sebentar."
"Yoona, Mama bilang keluar." Saat Adela mulai emosi, papa Yoona menyentuh tangannya dan mengodenya.
"Biarin dia tenang dulu."
"Lalu kamu mau tinggal di mana setelah ini?"
Pria itu tersenyum kecil. "Itu masalah gampang, besok saya datang ke sini lagi." Pria itu menarik tubuh istrinya untuk dipeluknya.
"Tidak apa-apa, sebentar lagi juga Yoona akan kembali menerimaku." Papanya melepas pelukan itu, tangannya mengusap lembut wajah Adela dan tersenyum kecil.
Air matanya sejak tadi terus menerus turun, tak mau berhenti dan Yoona benci akan hal itu, gadis itu mengambil sebuah gunting. Lalu menutup matanya dan menggoreskan gunting itu pada tangannya.
Alih-alih, tidak menjerit Yoona hanya menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakitnya dan membiarkan cairan merah itu menetes pada lantai.
"Yoona!" teriak Adela saat melihat anaknya yang tergeletak dengan pergelangan tangannya yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoonathan ✔
Teen FictionYoona siswa baru yang sangat mencintai bola basket, kesan pertama pada gadis itu adalah 'perfect' tapi siapa sangka Yoona adalah bad girl di sekolah lamanya. Hobinya yang menyukai dunia basket membuat cowok bernama Nathan, cassanova tertarik padany...