=YOONATHAN=
Sudah satu jam lebih Yoona menunggu kendaraan umum lewat namun tak kunjung satupun yang lewat. Apa hari ini hari libur jalanan?
Untuk pertama kalinya seorang Yoona Azada harus menunggu angkot seperti ini, selama ini hidupnya selalu mudah. Orang tuanya memfasilitasinya dengan barang-barang yang cukup mahal, sehingga ia tidak perlu repot-repot harus menggunakan barang umum, dan sekarang? Tidak ada angin, hidupnya tiba-tiba berubah drastis. Mungkin benar dengan pepatah 'roda selalu berputar'
"Mama bisa jemput Yoona?" tanya gadis itu pada sambungan telepon yang terhubung dengan handphone mamanya di sebrang sana.
"Ma'af sayang, pasien Mama lagi banyak. Kamu pulang naik angkot atau kamu pesan taksi online aja, oke bye, Sayang."
Mendengar jawaban sang mama membuat Yoona mengerucut bibirnya, ini benar-benar tidak adil. Lama-lama hidup susah bisa-bisa hidupnya tidak akan bertahan lama, dengan kesal gadis itu menendang kaleng bekas di depannya, sialnya kaleng tersebut mengenai seseorang yang tengah lewat di depannya.
Awalnya Yoona merasa bersalah dan takut terjadi sesuatu pada orang tersebut, namun setelah melihat siapa yang terkena kaleng tersebut. Ia tidak menyesalinya sama sekali, bahkan jika perlu ia akan membuat orang itu pingsan.
Nathan membuka helm full face-nya dengan kesal, mulutnya sudah siap untuk memaki, tangannya juga sudah siap untuk memukul orang yang telah berani memperlakukannya seperti ini. Namun setelah ia mengetahui seseorang tersebut, cowok itu mengurungkan niatnya.
"Tunggu!" teriak Nathan dengan berlari mencegah langkah Yoona.
Cewek itu menghela napas dalam-dalam, lalu menatap malas Nathan yang saat ini mencekal tangannya. Tentu saja Nathan langsung melepas tangannya saat Yoona melotot ke arahnya.
"Mau minta pertanggung jawaban?"
"Iyalah, lo pikir kepala gue gak sakit?" balas Nathan dengan dramatis, ditambah dengan tangannya memijat pelepisnya, seolah lukanya benar-benar sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit.
"Cowok kok lembek, gak malu sama gayanya yang sok kecakepan itu." Kembali berkata ketus dan sengit membuat Nathan harus diuji kesabarannya.
"Gak apa-apa deh lo bilang gue lembek, asal lo mau tanggung jawab."
Kini gantian Yoona yang membengong mendengar jawaban Nathan yang tidak sesuai dugaanya. Sebenarnya cowok itu terbuat dari apa sehingga ia masih saja menggombal walaupun Yoona bersikap ketus kepadanya.
"Buat lo." Dengan malas Yoona memberikan plester pada Nathan.
Saat cewek itu hendak berjalan pergi hampir saja sebuah montor menabraknya, beruntungnya Nathan segera menarik tubuh Yoona alhasil tubuhnya terbentur aspal karena ia harus menampang tubuh Yoona.
"Lo gak papa?" tanya Yoona dengan panik, bagaimana tidak, ia melihat banyak darah yang keluar dari lengan cowok yang menyelamatkannya.
Bukannya Nathan merasa kesakitan, cowok itu malah tersenyum kecil menatap wajah panik Yoona. Ternyata jika dilihat dari dekat cewek di depannya cantik, pantas saja ia menjadi medali di antara kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoonathan ✔
Teen FictionYoona siswa baru yang sangat mencintai bola basket, kesan pertama pada gadis itu adalah 'perfect' tapi siapa sangka Yoona adalah bad girl di sekolah lamanya. Hobinya yang menyukai dunia basket membuat cowok bernama Nathan, cassanova tertarik padany...