YooNathan
Aku pernah mencintaimu dan sekarang setelah pernah berpisah denganmu. Rasa ini semakin menggila saja.
oOo
Hari ini akan berbeda seperti hari biasanya. Yoona mengepang rambut panjangnya, lalu memakai pelembab bibir dan memoles wajahnya dengan sedikit bedak. Gadis itu tersenyum lebar menatap dirinya pada tampilan cermin, menarik napasnya dalam-dalam. Padahal ia hanya memikirkan Nathan, namun berhasil membuat detak jantungnya tidak karuan.
"Yoona! Ayo Mama udah telat, ni!" teriak Adela dari bawah.
Buru-buru Yoona mengambil tasnya dan berlari keluar dari kamarnya. Gadis itu menyengir saat berada di ruang makan, tampak sang mama yang memperhatikannya dengan tatapan bingung.
"Senyum-senyum sendiri anak Mama udah gak waras, ya?"
"Ye..., Yoona masih waras, Ma."
Adela tertawa kecil, lalu beranjak dari duduknya. "Mama udah siapin bekal, jadi sarapannya di sekolah aja. Mama ada jam oprasi pagi-pagi."
"Oke."
Yoona mengangguk dengan patuh, mengambil bekal makanannya dan menaruhnya ke dalam tas. Lagipula Yoona juga sudah tidak sabar untuk bertemu dengan cowok itu. Sialnya lagi ia harus bergadang semalam hanya untuk menunggu pesan dari Nathan.
Saat memasuki koridor kelas 11 IPS ekor Yoona menjumpai Nathan yang tampak mengobrol dengan seseorang. Gadis itu berjalan menunduk ke bawah, berpura-pura sibuk dengan ponselnya, seolah-olah tidak melihat Nathan. Terakhir, berharap Nathan menyapanya terlebih dahulu.
Langkahnya semakin mendekat pada Nathan membuat deguban jantungnya semakin menjadi. Alih-alih, ekspetasi itu tidak berjalan. Gadis itu mengerucutkan bibirnya saat Nathan tidak menyapanya.
"Yoona," panggil seseorang.
Gadis itu tersenyum lebar, namun sesesat setelah melihat siapa yang memanggil wajahnya berubah menjadi musam. Ekor matanya juga mencuri pandang pada Nathan yang masih tidak melihatnya, sial. Kenapa ia begitu berharap mendapat sebuah sapaan dari cowok itu.
Tiga jam Yoona berhasil melewati dua mata pelajaran yang tidak ia sukai. Pertama, Matematika jelas, sejak ia mengenal Matematika ia sudah membencinya. Kedua, Fisika peminatannya, padahal dalam hatinya ia tidak berminat sama sekali dengan pelajaran itu. Dulu ia menyukai biologi saat kelas 10, namun karena ia pindahan mau tidak mau ia harus menerima apa yang kosong.
Gadis itu mengambil hanphonenya, memasang earphone saat hendak memilih lagu, tiba-tiba seseorang merampas hanphonenya.
"Nathan balikin, gak."
"Balikan? Ayo."
"Nathan!"
Yoona mengerucutkan bibirnya kesal, lalu menatap ke bawah. Ia benar-benar tidak berani menatap mata cowok itu, berbicara dengan Nathan saja sudah membuat jantungnya ingin meloncat-loncat.
"Tadi pagi gue bukannya gak mau nyapa lo, tapi...,"
Yoona langsung mengangkat pandangannya menatap Nathan kesal. "Tapi apa?"
Nathan tertawa kecil melihat ekspresi Yoona yang terlihat begitu menggemaskan. "Sengaja sebenarnya, habis gemes banget lihat lo tadi pagi."
"Nyebelin banget sih, katanya kemarin mau ngabarin setelah pulang, tapi gak ada tu notifikasi dari lo." Buru-buru Yoona menutup mulutnya saat tidak sengaja keceplosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoonathan ✔
Teen FictionYoona siswa baru yang sangat mencintai bola basket, kesan pertama pada gadis itu adalah 'perfect' tapi siapa sangka Yoona adalah bad girl di sekolah lamanya. Hobinya yang menyukai dunia basket membuat cowok bernama Nathan, cassanova tertarik padany...