||22. Just Afraid

641 53 0
                                    

YooNathan

Bukan karena aku tidak menyukaimu lagi, aku hanya takut kembali terluka. Hatiku sudah pernah hancur, bagaimana mungkin aku kembali mengulang luka kembali pada orang yang sama.

oOo


"Selamat." Gavin tersenyum kecil sembari menyalami pada adiknya karena berhasil mengalahkannya.

Alih-alih, Nathan malah menolak dan berjalan pergi. Ketiga temannya menyengir pada Gavin, ya mereka masih berhubungan baik dengan Gavin di belakang Nathan, jika Nathan tahu teman-temannya berhubungan dengan Gavin, bisa-bisa Nathan ngamuk atau mungkin menolak berteman dengan mereka.

"Kita pergi dulu, ya Bang," ucap Daniel mewakili kedua temannya.

Gavin mengangguk, tersenyum kecil. Entah, sampai kapan Nathan akan bersikap dingin padanya.

"Kak Gavin," panggil Yoona dengan memberikan air mineral pada Gavin yang tengah melamun.

"Kak Gavin ngalamun, ya?"

"Ha, kenapa, Na?"

Gadis itu tertawa kecil menampilkan sederet gigi putihnya. Senyum yang menurut Gavin sangat manis, saat melihat Yoona tersenyum ia seperti melihat Athela tengah tersenyum. Saat melihat Yoona memanggilnya ia seperti merasakan Athela yang memanggilnya. Gavin akui, sosok Athela memang selalu menghantuinya.

"Tu kan, ngalumunin apaan sih."

Gavin tertawa kecil, lalu merangkul Yoona. Keduanya sama tertawa kecil dan berjalan mencari tempat yang nyaman untuk mengobrol.

"Kak, Yoona tiba-tiba pengen es krim?" Gadis itu menyengir mendongak menatap Gavin.

Cowok itu mengangguk, satu tangannya masih merangkul bahu Yoona dan satu tangannya kini mencubit gemas pipi adik kelasnya ini.

"Yoona juga pengen beli buku juga, Kakak mau nemenin, gak?"

"Mau ke KAU juga aku temenin."

"Yee, Yoona masih mau kuliah lalu kerja ngelanjutin S2 di Amerika Yoona pengen banget bisa buat mama bangga, buat mama gak malu kalau ditanya anaknya kuliah di mana? Anaknya kerja apa?" Tanpa Yoona sadari matanya berkaca-kaca, selalu seperti itu saat membicarakan sesuatu hal yang berhubungan dengan mamanya.

"Belajar yang rajin lah."

"Yoona udah belajar, tapi kayanya udah hukum alam otak Yoona emang mentok segini."

Gavin tertawa, lalu keduanya kembali melangkah berjalan.

Tidak jauh dari sana tampak Nathan yang memperhatikan kedua orang itu yang terlihat sangat bahagia. Melihat orang lain bahagia sedangkan dirinya tidak, Nathan merasa sangat jijik sekali pada dirinya sendiri. Kenapa ia begitu tidak menyukai situasi seperti ini?

"Kalau udah gini sih urusannya panjang." Nando mengomentari.

Nathan tersenyum miring. "Bahkan setelah gue menang pun Yoona tetap gak peduli."

Tanpa Nathan sadari ucapan itu seolah menunjukkan bahwa ia tengah kecewa akan kenyataan bahwa Yoona memang saat ini tidak peduli padanya.

"Kalau benar-benar suka ya kejar sampai dapat, cewek akan luluh sendirinya kalau setiap hari dikasih manis-manis, apalagi pernah pacaran."

Yoonathan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang