=YOONATHAN=
Seperti malam minggu biasanya, Nathan menghabiskan waktunya dengan bermain game dengan teman-temannya. Sebenarnya hanya dirinya dan Daniel saja lah yang bermain. Sedangkan Dylan dan Nando lebih memilih menonton film Korea.
Awalnya hanya coba-coba, eh makin ke sini malah menjadi rutinitas Dylan dan Nando."Lo gak jalan sama Jennie, Niel," tanya Nando yang pandangannya masih fokus pada layar laptop di depannya.
"Lagi jalan sama Lisa dia, katanya girl's time. Lagian gue juga gak mau ngekang dia."
"Cewek itu jangan diberi kebebasan, lo tau sendiri kan Jennie cantiknya naudzubillah, kalau sampai dia kecantol sama cowok yang lebih cakep dari lo, kan berabe jadinya." Nando berkata sesuai dengan prinsipnya dan pengelamannya selama ini.
Kenapa ia berbicara seperti ini? Tentu saja karena ia pernah memberi kebebasan kepada pacarnya dulu, hingga pacarnya itu lebih memilih bersama dengan selingkuhannya, sakit? Memang.
"Lo pikir Jennie itu mantan lo, kalau gue jadi Jennie pasti gue tutup mata buat cowok lain lah. Ngapain cari yang gak pasti kalau yang pasti ganteng di depan mata." Kali ini Dylan yang berbicara. Namun pada kalimat terakhirnya membuat Daniel salah tangkap.
"Lo bilang gue ganteng, Lan?"
"Jangan bilang lo selama ini suka sama gue," kata Daniel dengan menggoda temannya, tentu saja ia harus menahan tawanya.
Sementara itu Nathan yang sejak tadi tidak mempedulikan teman-temannya yang sedang ghibah, tiba-tiba beranjak dari duduknya dan mengambil jaketnya.
"Lo mau kemana, Than?"
Nathan membalikan pandangannya saat mendengar suara Nando. "Cari angin, males gue dengerin kalian ngebacot cewek. Mending gue cuci mata di luar."
"Gue ikut ya." Belum Nando beranjak dari duduknya, ia sudah mendapat penolakan dari sahabatnya itu.
"Nggak, gue gak mau dikira moho." Setelah menolak Nando, cowok pemilik nama Nathan tersebut berjalan cepat keluar dari rumah Dylan.
"Gue curiga sama tu bocah."
"Kerjaan selain ghibah, suudzon mulu lo, jahanam waiting you," timpal Dylan dengan melempar kacang ke arah Nando.
Sekitar tiga puluh menit perjalanan dari rumah Dylan menuju rumah Yoona, akhirnya Nathan sampai juga. Menghela napas dalam-dalam sebelum keluar dari mobilnya, ya cowok itu memutuskan untuk menggunakan mobil, walaupun sadar dirinya tidak terlalu suka mengendarai mobil, namun demi Yoona ia lakukan.
"Assalamualaikum."
"Assalamualaikum."
Dua kali mengucap salam dan mengetuk pintu, namun tidak ada respon sama sekali dari pemilik rumah. Padahal saat ini masih sekitar jam 7an, ya kali Yoona dan keluarganya sudah tidur.
Cowok itu mendengus kesal, lalu memutar tubuhnya matanya menyapu ke sekeliling kompleks, lalu tatapannya beralih ke ponselnya. Andai saja dia mempunyai kontak Yoona pasti akan lebih mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoonathan ✔
Teen FictionYoona siswa baru yang sangat mencintai bola basket, kesan pertama pada gadis itu adalah 'perfect' tapi siapa sangka Yoona adalah bad girl di sekolah lamanya. Hobinya yang menyukai dunia basket membuat cowok bernama Nathan, cassanova tertarik padany...