||30. End

1.2K 95 10
                                    

YooNathan

Aku dan dia saling mencintai, namun pada akhirnya kami harus berpisah dengan cara menyakitkan.

Biar saja seperti ini, tidak usah
memaksa kehendak. Jika memang takdir kita sama, sekuat apapun
kita menjauh, akan dipertemukan atas nama takdir.

oOo

Niat awalnya Yoona kembali ke Jakarta untuk melanjutkan hidup, namun sepertinya kita memang jangan terlalu berekpetasi, jika kenyataan tidak sesuai. Maka seperti ini lah, rasa sakit yang ada.

Ini adalah hari ketiga Yoona di Jakarta, dan hari ini juga ia akan kembali ke Milan. Rasanya tidak mungkin hidup satu kota dengan Nathan, hanya membuat sakit saja.

"Ada teman kamu datang," kata Adela dari depan pintu kamar.

Yoona mengangguk, lalu berjalan keluar menemui orang itu, yang katanya teman. Padahal Yoona sendiri tidak mempunyai teman di sini, lucu sekali bukan.

Lisa berdiri sebentar dari duduknya saat melihat Yoona yang turun dari tangga berjalan menujunya. Dilihatnya raut wajah Yoona yang sepertinya kembali seperti dulu, cuek dan cool girl, padahal Yoona terlihat semakin cantik saat bersikap ramah seperti kemarin.

"Ada apa?"

"Gue minta maaf atas nama Nathan."

Ucapan Lisa membuat Yoona tertawa kecil. Ya, ia akui Lisa adalah tipe teman yang baik, tapi ia sama sekali tidak minat mempunyai teman modelan Lisa. Ya, sekali lagi Yoona sudah menutup siapapun itu, jika ingin menjadi temannya.

"Oke."

"Udah kan, pergi sana."

Saat Yoona hendak berjalan, terhenti dengan ucapan Lisa.

"Kalian bisa, kan balikan lagi."

Yoona tertawa kecil mendengar pernyataan itu. Dengan emosi ia kembali menoleh pada Lisa. "Gue udah sering disakitin Lis, kenapa sih Nathan gak bisa nunggu gue sebentar aja. Gue berjuang habis-habisan supaya gue bisa kembali sadar dari koma."

Sengaja Yoona memalingkan wajahnya dari Lisa. Tidak lucu, jika menangis di depannya. Sedangkan, Lisa yang peka berjalan mendekat Lisa untuk memeluknya.

Awalnya Yoona menolak, namun siapapun itu jika berada di kondisi ini pasti membutuhkan sebuah dukungan.

Setelah merasa lega Yoona melepas pelukan itu. Gadis itu menghapus air matanya, namun Lisa mencekalnya.

"Dulu Athela pernah bilang sama gue, dia pengen banget ngelihat kita juga temenan, tapi sayangnya gue udah terlanjur benci sama lo."

Lisa menarik napasnya terlebih dahulu, sebuah senyum kecil terukir.
"Gue bisa kok jadi teman lo, bukan bermaksud menggantikan posisi Athela. Setiap orang membutuhkan seorang teman, lo gak bisa seperti ini terus nutup pintu pertemanan."

Yoonathan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang