Johanna's Preparation

1.8K 107 1
                                    

"Selamat datang sayang, duduklah!" Ucap Mrs. Nina dengan senyum ramah.

Johanna hanya tersenyum canggung seperti biasa lalu mengikuti Mrs. Nina duduk di sebuah sofa di ruangan pribadi Mrs. Nina yang cukup besar. Mrs. Nina menuangkan secangkir teh untuk Johanna dan mempersilahkan gadis itu duduk. Ia memandangi Johanna yang menyesap tehnya dengan anggun. Dalam hati Mrs. Nina memuji kecantikan tersembunyi dari gadis di depannya ini. Ia segera memalingkan pandanganya ketika Johanna mengangkat wajahnya dan duduk tegak.

"Kau bisa santai denganku, Anna. Kita hanya berdua dan aku akan segera menjadi ibumu juga." Mrs. Nina meletakkan cangkir yang sedari tadi dipegangnya lalu memindahkan tangannya ke pangkuan.

"Apa maksudmu, Ma'am?" Tanya Johanna tak bisa menyembunyikan wajah tegangnya.

Mrs. Nina tau Johanna adalah gadis yang cukup pintar dalam segala hal termasuk membaca situasi. Ia juga tau Johanna tau apa maksud perkataannya. Mrs. Nina bangkit dan mengambil sebuah album foto merah maroon dari balik mejanya lalu berjalan menuju sebelah Johanna. Johanna refleks menggeser tubuhnya dan duduk lebih tegak untuk menghormati gurunya itu.

"Bersandarlah atau punggungmu akan patah." Ucap Mrs. Nina sambil tersenyum.

"Terima kasih, Ma'am." Johanna menyandarkan punggungnya yang memang sedikit pegal ke sofa. Tanpa sengaja ia mengembuskan napas leganya terlalu keras. Ia segera meminta maaf kepada Mrs. Nina namun wanita paruh baya itu malah tertawa kecil.

"Anna, kau tau, aku sudah menunggu saat-saat ini sejak kau masuk ke sekolah ini." Mrs. Nina tersenyum ramah dan menyejukkan.

"Apa kau bersedia menjelaskan ucapanmu, Ma'am?" Johanna memiringkan kepalanya hingga membuat rambut coklat panjangnya bergerak ke sisi kanan kepalanya.

"Apa kau tau siapa pasanganmu pada metfonite nanti? Apa kau sudah pernah mengira-ira siapa lelaki beruntung yang akan meminangmu?" Mrs. Nina memandang dalam mata coklat Johanna.

"Maafkan aku, Ma'am. Aku pernah berkhayal bahwa salah satu putramu mungkin akan menjadi pasanganku besok malam." Johanna menunduk.

"Lihat ini!" Mrs. Nina membuka album foto usang di pangkuannya. "Ini keluargaku." Lanjutnya.

Johanna memperhatikan setiap wajah orang di foto itu dengan seksama. Ia belum pernah melihat foto keluarga Mrs. Nina. Apalagi di dalam album itu juga terdapat beberapa foto masa muda Mrs. Nina. Johanna terpukau beberapa kali dengan kecantikan dan ketampanan turun menurun di keluarga itu. Johanna juga beberapa kali tersenyum melihat foto-foto masa kecil putra-putra Mrs. Nina.

"Ma'am, bagaimana kau bisa membedakan putra-putramu?" Tanya Johanna ingin tahu.

"Aku ibunya, Anna. Aku bisa membedakan mereka berdua hanya dari bau tubuhnya. Tapi ada cara mudah untuk membedakan mereka. Peter memiliki luka di kepalanya." Jelas Mrs. Nina.

"Ini diambil beberapa minggu yang lalu." Mrs. Nina menunjuk sebuah foto terakhir dan mengubah fokus Johanna.

Nampak foto hitam putih dengan hiasan pita biru di tepiannya. Mr. Anderson terlihat tampan duduk dengan tuksedo gelap di sebelah kiri senada dengan pria muda yang berdiri di belakang Mrs. Nina yang duduk di sebelah kanan. Sedangkan Mrs. Nina mengenakan gaun yang tergerai panjang di lantai duduk di sebelah kanan, warna gaunnya lebih terang dari Mr. Anderson dan senada dengan pria muda di belakang Mr. Anderson.

Johanna mengamati foto itu tanpa melupakan senyum manisnya. Berada di Beauty for Rich Boarding School membuatnya kehilangan waktu bersama keluarganya. Ia merindukan rumahnya yang hangat dan tenang dengan senyum ramah kedua orang tuanya. Ia hampir saja menangis jika matanya tidak membentur sebuah wajah yang segera menarik seluruh perhatiannya.

Beautiful for Rich Boarding School [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang