Trauma

854 60 0
                                    

"Kalian sudah datang." Ucap Daino setelah melihat Joseph dan Ellena berjalan berdua dari ujung lorong.

"Maaf lama menunggu." Jawab Joseph setelah mereka semakin dekat.

"Dimana Anna?" Tanya Ellena langsung pada intinya.

"Dia menunggu bajunya. Aku belum bisa masuk jika kau belum memberikan baju itu." Daino menjawab sambil menghela napas khawatir.

"Kau berutang penjelasan padaku, Daino Alka Anderson!" Bentak Ellena sebelum beralih ke arah Joseph.

"Maaf sudah menuduhmu." Ucap Ellena kemudian berlalu ke ruang perawatan Johanna. Ellena menyesal telah menuduh Joseph padahal mungkin Daino yang memberitahukannya tentang Johanna.

"Bagaimana kau tau Johanna di sini?" Tanya Daino.

"Yahh... Aku hanya tau saja." Ucap Joseph sambil mengangkat bahu.

Ellena menyentuh bahu gadis di depannya yang terbuka. Hangat. Ellena tersenyum. Ellena duduk di sebelah ranjang Johanna. ia merebahkan kepalanya di perut Johanna dan memandang wajah pucat Johanna dari posisinya. Perut Johanna terangkat seiring dengan helaan napasnya. Tentu saja kepala Ellena ikut terangkat. Ia menikmati rasanya.

Johanna yang sedang tertidur merasakan perutnya tidak nyaman dan berat membuatnya agak sulit bernapas seperti biasa. Ia membuka matanya dan menemukan kucing menggulung di perutnya. Bukan. Ia menemukan Ellena sedang memandangi lubang hidungnya sambil tersenyum-senyum.

"Apa maumu?" Tanya Johanna mendorong kepala Ellena dengan tangannya yang masih lemas.

Ellena tersenyum manis dan menjawab, "Aku membawakanmu baju ganti. Aku membawakanmu gaun malam." Ellena mengangkat tas kulitnya.

"Kuharap itu benar-benar gaun malam, bukan sepasang baju dalam tipis berenda." Johanna memicingkan matanya curiga.

"Jangan banyak bicara! Lihatlah!" Ellena mengeluarkan kain berwarna violet dan membentangkannya.

Johanna tersenyum puas dan berkata, " Bantu aku memakainya!" sebelum berusaha mengangkat punggungnya dengan susah payah.

Setelah memakaikan gaun malam kepada Johanna, Ellena membantu gadis itu kembali ke ranjangnya. Ellena memandang Johanna yang sedang memperbaiki posisi duduk bersandarnya di ranjang. Ia ingin bertanya sesuatu tapi ia menahannya. Ia tidak yakin apakah ini saat yang tepat untuk menanyakannya.

Tok tok tok

Terdengar ketukan ringan di pintu. Kedua gadis itu refleks memandang ke arah sumber suara. Seorang pria berpakaian santai mengintip dari balik pintu. Johanna mengangkat sebelah alisnya, sementara Ellena tersenyum ke arah pria itu.

"Aku akan keluar, apa kalian membutuhkan sesuatu?" Tanya Joseph masih dengan posisi mengintip.

"Bisakah aku ikut denganmu? Aku ingin keluar sekolah. Aku janji tak akan merepotkan." Ellena memberondong Joseph dengan beberapa pernyataan sekaligus.

"Aku akan mencoba mencarikan izin untukmu." Joseph mengangguk mantap.

"Aku akan menunggu di sini." Seru Ellena, "Suruh Daino menunggu di luar!" Tambahnya dengan wajah tak suka.

Joseph hanya mengangguk dan tersenyum sebelum menutup pintu dan menyampaikan salam Ellena untuk Daino. Merasa kalah dengan sahabat Johanna, Daino hanya bisa mengangguk dan menghela napas. Ia tau Ellena akan menyuruhnya menunggu mungkin hingga kiamat, sehingga ia memilih untuk menaruh pantatnya di bangku panjang yang terletak beberapa meter dari pintu ruang rawat Johanna.

"Siapa?" Tanya Johanna begitu Joseph menghilang di balik pintu.

"Joseph Erlano." Jawab Ellena sengaja tak menyebut nama tengahnya.

Beautiful for Rich Boarding School [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang