"Kenapa kalian diam saja?" Tanya Mrs. Nina kepada Peter dan Daino yang mematung di depan jajaran jejak kaki di ruang gaun.
"Mom, kau sudah memperhatikan jejak ini?" Tanya Peter.
"Belum. Memangnya kenapa?" Jawab Mrs. Nina.
"Mommy tidak paham? Bagaimana kalau seperti ini?" Peter berdiri di samping jejak itu.
Mrs. Nina menutup mulutnya yang terbuka lebar. Jejak kaki kirinya miring ke dalam, seperti kaki Peter. Mrs. Nina bertanya sambil tergagap, "Peter, kau..."
"Tidak!" Jawab Daino tegas. "Kaki pelakunya miring lebih dalam sekitar tiga puluh derajat." Lanjutnya sambil menunjuk kaki Peter dan jejak pelaku bergantian.
"Ada kemungkinan ini direkayasa." Jawab Peter.
"Jika kau pelakunya, dan kau sedang dalam situasi berusaha menangkap targetmu sebelum dia pergi dengan tunangannya. Apa kau masih sempat berpikir untuk memalsukan bukti?" Daino berkeras.
"Ini tidak mungkin dipalsukan." Mrs. Nina meneruskan. "Hanya penjahat yang cerdas yang mampu memalsukan bukti. Jika dia cerdas, dia tidak akan menyentuh apalagi memporakporandakan kamar korbannya sepanik apapun dia." Lanjutnya.
"Berarti pelakunya bukan tamu kita. Semua tamu kita adalah orang terpelajar." Peter tersenyum. Setidaknya mereka tidak harus melawan keluarga bangsawan lain.
"Jika pelakunya bukan tamu kita, kemungkinan kedua, pelakunya adalah pekerja di sini?" Daino terkejut dengan pernyataannya sendiri.
"Kita harus membahas ini dengan Kepala Sekolah." Mrs. Nina berjalan keluar diikuti kedua putranya.
"Nyonya, Adik Anda dan kedua putranya ingin bertemu anda." Suara Mrs. Rocky terdengar serak bertanya dari balik pintu.
"Masuklah." Jawab Kepala Sekolah.
"Kalian sudah menemukan sesuatu?" Tanya Kepala Sekolah dengan ekspresi panik setelah keluarga adiknya duduk di sofa coklat di ruangannya.
"Bibi, kami menemukan hal yang mengejutkan." Daino menjawab terlebih dahulu, lalu diikuti Mrs. Nina dan Peter yang menjelaskan semua penemuan mereka. Setelah selesai melapor, mereka bertiga bersama Kepala Sekolah menyusun daftar orang yang memungkinkan dicurigai sebagai pelaku.
"Coret para guru dari daftar pelaku." Kepala Sekolah memberi saran. "Kemungkinan besar pelakunya tidak berpendidikan dan bodoh. Tidak ada guru kita yang tidak berpendidikan dan bodoh." Lanjutnya.
"Pelakunya jelas pria." Daino menambahkan. "Tidak ada wanita dengan tangan dan kaki sebesar ini. Tidak ada juga wanita yang mau menyerang wanita lain demi alasan seksual. Setidaknya itu menurutku." Lanjutnya.
"Berarti tidak mungkin para pelayan." Peter melengkapi perkataan Daino.
"Daftar teratas saat ini adalah penjaga. Aku akan memanggil Tuan Haden." Kepala Sekolah berniat berdiri tapi dihentikan Mrs. Nina, "Biar aku saja." Ucapnya dan segera berdiri.
"Kalian terlihat baik bersama." Kepala Sekolah tersenyum kepada kedua keponakannya.
"Bibi, kumohon jangan bahas masa lalu. Aku sangat merasa bersalah." Daino mengusap tengkuknya.
"Baiklah-baiklah." Kepala Sekolah tertawa sebelum melanjutkan, "Setidaknya ada hal baik yang terjadi setelah rentetan bencana ini."
Tak lama, Mrs. Nina masuk dengan tergesa bersama Tuan Haden yang menampakkan wajah khawatir. "Apa yang terjadi, Nyonya? Apa ada perkembangan?" Tanya Tuan Haden.
Kepala Sekolah menceritakan semua penemuan mereka. Tak lupa ia berkata sebagian besar ditemukan oleh dua kembar keponakannya. Mendengar hal itu, Tuan Haden tersenyum bangga kepada Peter dan Daino.
"Penjagaku memang terkadang terlihat kasar. Tapi tidak ada penjaga yang masuk ke sekolah tanpa izinku. Dan penjaga yang masuk ke sini adalah penjaga yang berpendidikan menengah. Setidaknya ia tau bagaimana caranya untuk tidak meninggalkan bukti di tempat kejadian. Dan lagi, tidak ada penjaga yang memiliki kaki seperti ini. Maaf Peter, bukan bermaksud menyinggungmu." Ucap Tuan Haden tulus.
Daino mencoret tulisan penjaga di daftar tersangka. Tersisa satu tulisan. Lima orang dewasa di tempat itu melihat tulisan itu sambil berpandangan dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful for Rich Boarding School [Complete]
RomanceBagaimana rasanya hidup sebagai bangsawan? Bagaimana isi sekolah bangsawan? Persiapan malam pesta dansa yang panjang. Kisah cinta terlarang di dalam sekolah bangsawan. Hingga hubungan terlarang yang tidak bisa dihentikan lagi