Pertemuan Kembali

697 45 5
                                    


Pagi ini cukup sibuk di Beauty for Rich Boarding School. Guru dan staff mangadakan rapat tentang masalah yang terjadi baru-baru ini. Mrs. Nina meninggalkan Johannadengan terpaksa. Daino sendiri tidak beranjak dari kamar Johannasejak semalam kecuali jika ia sangat butuh ke kamar mandi.

"Haruskah kita memulangkan siswa?" Tanya guru etika.

"Tidak. Kita tidak bisa membiarkan masalah ini bocor." Timpal guru tata bahasa.

"Sejauh yang kutahu, hanya Ellena dan Johanna yang menjadi target. Johanna sedang di pondok kesehatan bersama Daino, putraku." Ucap Mrs. Nina.

"Bagaimana dengan Nona Mckinney?" guru berkuda unjuk suara.

"Dia pergi ke selatan sejak kemarin malam dengan putraku, Joseph." Timpal Mrs. Nana.

"Dengan begini, masalah pertama selesai. Siswa lain tidak perlu dipulangkan. Sebisa mungkin halangi mereka mengetahui informasi ini." Kepala Sekolah bersuara. "Untuk Nona Mckinney dan Tuan Erlano, mereka sebentar lagi akan bertunangan karena mereka adalah pasangan metfonite. Begitu juga dengan Nona Boundee dan Tuan Anderson. Jadi tak perlu menyebarkan gosip yang tidak pantas." Lanjutnya.

"Bagaimana dengan orang tua Johanna? Apa kita tak perlu mengabari mereka?" Tanya Mrs. Nina.

"Sebaiknya tidak. Jika orang tua Nyonya dan Tuan Boundee sampai datang ke sekolah, para orang tua siswa yang lain pasti akan curiga. Sebaiknya tidak." Guru lukis menggeleng keras-keras.

"Tapi hal ini berkaitan dengan anak mereka. Kau belum punya anak, oleh karena itu kau tidak tau." Sindir guru sains.

Guru lukis hendak mendebat guru sains, tetapi kepala sekolah segera menengahi. "Kita tunggu kabar dari pondok kesehatan. Jika dua sampai tiga hari lagi Nona Boundee belum sadar, kita terpaksa memanggil orang tuanya."

"Apa ada masalah lagi?" Kepala Sekolah bertanya.

"Tunggu, Kepala Sekolah. Nyonya Nina berkata targetnya hanya Nona Mckinney dan Nona Boundee. Jika sekarang ia tidak bisa menyentuh kedua gadis itu, bukankah ada kemungkinan pelaku mengubah targetnya?" Tanya guru etika.

Mendengar pendapat guru etika. Guru-guru lain mulai menunjukkan wajah resah. Mereka berbisik-bisik dengan guru lainnya hingga menimbulkan kegaduhan. Kepala Sekolah sampai harus menggebrak meja untuk menenangkan suasana. Hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Tak ada manusia waras yang berani menggangu ketenangan di sekolah yang memiliki penghuni orang-orang berpengaruh yang bisa melayangkan nyawa siapapun dengan muda itu. Maka dari itu para guru belum berpengalaman menyelesaikan masalah seperti ini.

"Kita harus memperketat penjagaan." Kepala Sekolah mendengar seorang guru berkata seperti itu.

"Kau benar. Kita akan memperketat penjagaan. Tuan Haden, anda bisa mengatasi hal ini bukan?" Kepala Sekolah memandang pensiunan angkatan udara itu penuh harap.

"Tentu, Nyonya." Pria itu berdiri dari kursinya dan menjelaskan, "Saya akan menambah penjagaan menjadi empat kali lipat. Satu kali rotasi akan ada empat pasang prajurit di empat sisi yang berbeda. Kami akan menempatkan beberapa prajurit di sekitar asrama siswa. Setiap tamu yang masuk dan keluar akan selalu dijaga. Kami akan memperketat penjagaan di sekitar kandang kuda."

Kepala Sekolah tersenyum puas dan berkata, "Kita harus menambah penerangan di beberapa sudut sekolah. Kuharap kau bisa bekerja sama dengan bagian perawatan sekolah untuk menyelesaikan masalah ini." Dan Tuan Haden menyanggupinya.

"Rapat hari ini sampai di sini. Tolong, rahasiakan masalah ini dari siswa atau dari warga luar sekolah. Terimakasih atas partisipasinya." Ucap Kepala Sekolah mengakhiri rapat hari itu.

Beautiful for Rich Boarding School [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang