Kebenaran dan Kesakitan

605 39 0
                                    

Joseph membuka pintu kamar tempat ia meninggalkan Ellena. Ia melihat Ellena duduk dengan gelisah di ranjang. Joseph mendekat sambil berkata, "Kau sudah bangun?"

Mendengar suara orang yang ia tunggu, Ellena segera beringsut mendekat. "Mana pelakunya?" Tanyanya Ellena menyentuh lengan Joseph.

"Bukankah seharusnya kau bertanya keadaanku? Aku baru saja menangkap seorang pembunuh, dia bahkan mengakuinya. Kenapa kau tidak menanyakan keadaanku?" Tanya Joseph tersenyum miris.

"Apa?" Tanya Ellena tidak mengerti.

"Hahaha." Joseph tertawa hambar. "Aku akan membawamu ke sana jika kau memang sangat merindukannya." Lanjutnya sebelum berbalik dan berjalan mendahului Ellena.

"Joshie? Apa yang terjadi?" Tanya Ellena berusaha mengejar Joseph. Joseph mengusap matanya yang basah dengan cepat dan berbalik.

"Kau ingin bertemu dengannya kan? Aku akan mengantarmu." Katanya sambil tersenyum.

Ellena hanya mengangguk. Joseph kembali berbalik dan berjalan di depan. Ellena berusaha mengaitkan tangannya di lengan Joseph. Tapi pria itu mempercepat jalannya hingga tangan Ellena tak bisa menyentuhnya. Ellena memilih menyingkirkan perasaan anehnya terhadap Joseph demi membalas dendam pada pria yang telah membuat dua sahabatnya menderita dan segera menyusul Joseph sebelum tertinggal.

Joseph menuntun Ellena menuju sebuah kereta kuda besar yang dikawal ketat banyak penjaga. Untuk melewati penjaga itu saja memerlukan izin khusus. Tidak sembarang guru bisa masuk ke lingkaran penjaga itu. Karena Joseph ikut dalam penangkapan, pria muda itu diperbolehkan masuk. Begitu juga orang yang bersamanya.

"Dia di dalam. Kau bisa masuk, dia sedang lemah." Ucap Joseph sambil membuka pintu kereta kuda.

Sejenak Ellena ragu. Hati kecilnya memberinya motivasi. Setidaknya sekali, ia harus melihat wajah orang yang telah membunuh Rachel dan merendahkan Johanna. Ellena menarik napas panjang dan dalam sebelum mengangkat gaunnya dan naik. Sampai titik ini, Joseph bahkan tak menemaninya masuk atau membantunya naik. Pria itu hanya berdiri di depan pintu mengawasinya dan penjahat yang tangannya terikat.

"Hai." Suara pria itu membuat Ellena merinding. Ada bagian dirinya yang memberontak, memaksanya keluar dari tempat itu.

"Aku Ellena Mckinney. Siapa kau?" Tanya Ellena sedikit bergetar. Bukannya menjawab, pria itu malah menyeringai. Memperlihatkan deretan gigi yang putih.

"Kenapa kau membunuh Rachel?" Tanya Ellena.

"Dia tau terlalu banyak hal. Dia tau kejadian kandang kuda. Setelah bersenang-senang denganku, dia muncul di depan Daino dan menghancurkan semuanya. Dia tau aku ingin membunuhmu. Dia bahkan merusak kereta kuda yang akan kugunakan untuk mengejarmu ke selatan bersama Joseph." Jawab pria itu terdengar mengerikan.

"Kenapa kau menjawabnya semudah itu?" Ellena mengerut ketakutan. Pria ini benar-benar seperti psikopat.

"Kau tau, Ellena. Sampai beberapa waktu lalu hidupku terobsesi olehmu." Ucap pria itu.

"Apa?" Ellena tidak mengerti.

"Aku belum bisa menyentuhmu malam itu. Di malam musim panas. Saat kau berlarian mengejar kunang-kunang. Saat kau bertemu kami. Saat aku hampir saja bisa menyentuhmu, pelacur itu datang." Ucap pria itu. Matanya memandang jauh. Ellena nyaris memukul pria itu karena memanggil ibunya pelacur, tapi sebelum ia melakukannya, pria itu telah melanjutkan ceritanya.

"Pelacur rendahan itulah yang memanggil ibumu hingga dia datang membantumu. Jika saja ibumu tidak mati karena tebasanku dulu, malam itu kami bisa berpesta dengan tiga tubuh." Pria itu tertawa miris dan menakutkan.

Beautiful for Rich Boarding School [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang