Dillema

1.1K 82 0
                                    

Ellena berjalan dengan langkah gontai. Dua pelayan wanita di belakangnya hanya berani berjalan dalam diam. Ellena bagaikan kehilangan nyawanya. Kakinya benar-benar lemas. Ia harus segera sampai di kamarnya sebelum kaki-kaki itu tak mampu menahan berat tubuhnya. Terguncang, takut, bingung, dan segala emosi lain yang bercampur dalam otaknya membuat organ itu tak mampu berfungsi dengan baik.

Setelah sampai di depan pintu kamarnya, gadis itu diam sejenak. Ia tak tau bagaimana harus berekspresi jika bertemu Johanna. Ia tak bisa menceritakan hal seperti ini kepada Johanna. Yang ada sahabat sekaligus kakaknya itu akan memarahinya habis-habisan. Ia harus bisa menahan diri agar tidak terlalu ekspresif. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum membuka pintu di depannya. Kedua pelayan wanita di samping Ellena saling berpandangan tak mengerti.

Ellena membuka pintu dengan jantun berdegup kencang. Ia bahkan bisa mendengar suaranya dengan jelas tanpa menyentuh dadanya. Ketegangan tersirat jelas di seluruh urat wajah dan lehernya. Namun ketika ia membuka pintu secara penuh dan melihat isi kamarnya, gadis itu seketika lemas dan kembali tak bertenaga. Ia berjalan dengan sisa-sisa tenaganya dan membanting pantatnya di ranjang lalu memandang kosong ke depan.

"Di mana kami harus menaruh ini, Miss?" Seorang pelayan memberanikan diri untuk bertanya.

Ellena menunjuk ranjang di depannya sebelum menjatuhkan kepalanya di bantal. Kedua pelayan itu saling berpandangan lagi. Mereka tidak yakin Ellena masih memiliki pikiran jernihnya hingga menyuruh mereka menaruh gaun mahal di ranjang begitu saja.

"Bukankah lebih baik jika gaun ini digantung?" Tanya gadis yang lain.

"Lakukan apapun yang kau mau. Jangan ganggu aku." Ellena berbicara dengan sisa tenaganya.

Kedua gadis itu segera menuruti keinginan Ellena untuk menaruh gaun besar itu di ranjang Johanna dan meninggalkan Nona Muda yang menakutkan itu sedang memandang kosong ke depan. Ellena bahkan tidak berkedip ketika pintu kamarnya tertutup dengan agak keras karena ditutup dengan tergesa-gesa. Ellena benar-benar seperti manequin yang hangat. Ia tergeletak miring dengan kaki yang masih menggantung ke samping.

Bisikan dari Mrs. Nana masih terngiang lagi dan lagi di telinganya. Nama tengah Joseph Erlano membuatnya kehilangan kata-kata. Otaknya serasa lumpuh ketika mendengar nama itu disusul tubuhnya yang tidak bisa mencerna impuls otak dengan baik. Nama itu bagaikan parasit yang mendadak tumbuh di rangkaian saraf pendengaran Ellena. Kemudian perlahan mulai merambat ke saraf lain hingga menimbulkan halusinasi.

Karena terlalu sibuk berpikir dengan otaknya yang jarang ia gunakan, Ellena tertidur masih dengan posisi yang tergolong tidak nyaman. Ia bahkan tidak terbangun ketika Johanna memasuki kamar dengan berisik karena kesulitan membawa gaun pada pukul delapan malam. Johanna berjalan terhuyung-huyung sambil menutup pintu dengan kakinya. Gaun di tangannya benar-benar berat sampai ia nyaris tak bisa menjaga keseimbangan dan segera menjatuhkan diri ke ranjangnya dan menaruh bebannya ke samping. Ia benar-benar merasa menyesal menyuruh kedua pelayan wanita tadi meninggalkannya di ujung lorong.

Johanna membutuhkan waktu tiga belas detik untuk menyadari adanya perbedaan tekstur di ranjangnya. Ia merasa beberapa sentimeter lebih tinggi dan ranjangnya menjadi sedikit lebih empuk. Dengan tangannya yang sempat mati rasa, Johanna meraba permukaan ranjangnya dan segera berdiri ketika menyadari bahwa spreinya berubah menjadi kasar.

Johanna menghembuskan napas sebal setelah mengetahui bahwa bukan spreinya yang berubah menjadi kasar melainkan ada sebuah gaun berwarna merah maroon dengan banyak renda. Ia menjadi semakin gemas ketika menyadari bahwa itu adalah gaun Ellena. Johanna masih belum terlalu kuat untuk memindahkan gaun yang diperkirakan beratnya sama dengan gaun yang baru saja ditaruhnya. Ia juga masih sangat gemas dengan Ellena hingga kemudian niat jahil muncul di otaknya.

Beautiful for Rich Boarding School [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang