Cemburu

679 40 0
                                    


Matahari telah menunjukkan wajahnya, tapi Ellena dan Joseph masih berada dalam kereta kuda. Ellena masih menutup matanya. Joseph beruntung karena terbangun lebih awal pagi ini. Ia bisa melihat pemandangan seorang bidadari menutup mata terduduk di depannya. Joseph tersenyum. Ellena cantik bahkan ketika baru bangun tidur. Ralat, saat sedang tidur.

"Uhh..." Ellena terbangun.

"Kau sudah bangun?" Joseph berbasa-basi.

"Jam berapa sekarang?" Ellena bertanya.

Joseph merogoh saku jasnya dan mengeluarkan jam berbentuk bulat dengan rantai keemasan. "Pukul tujuh." Ucapnya.

"Kita masih belum sampai?" Tanya Ellena meluruskan duduknya.

"Sekitar tiga sampai lima jam lagi, mungkin." Jawab Joseph. Ellena menghela napas.

"Aku ingin segera berbaring di ranjang." Ellena mengeluh.

"Maaf tapi sepertinya aku harus memberitahukan kabar buruk." Joseph memandang Ellena prihatin.

"Apa?" Jawab Ellena cepat.

"Kudanya sudah lelah. Kita harus beristirahat sebentar sambil sarapan di sebuah kedai. Sekitar seratus meter dari sini." Jelas Joseph.

"Ada kamar mandi?" Mata Ellena berharap.

"Tentu saja." Jawab Joseph.

"Setidaknya ada kabar baik di dalam kabar burukmu." Ellena merapikan gaunnya.

Tak lama, kereta mereka berhenti di sebuah bangunan yang terbuat dari kayu. Ada plat bertuliskan "Aster Room". Ellena sudah berniat akan berdiri tetapi Joseph menahan tangannya.

"Kau membawa jubah atau sejenisnya?" Tanya Joseph.

"Aku membawa mantel yang memiliki tudung." Ellena menarik tas di bawah bangkunya dibantu Joseph.

"Apa semua barangmu semenarik ini?" Tanya Joseph memandang mantel merah maroon bertudung yang sisinya memiliki banyak bulu angsa berwarna soft pink, nyaris terlihat seperti warna putih.

"Kenapa? Ini fashion." Elak Ellena.

"Tidak bisa dengan ini. Kau tunggu di sini sebentar. Kumohon turuti perkataanku." Ada kesungguhan di mata Joseph.

"Baiklah." Ellena duduk tenang bersiap menunggu Joseph kembali.

Sebelum keluar dari kereta, Joseph melepas jasnya. Ia hanya mengenakan kemeja putih dan celana panjang. Sangat seksi di mata Ellena. Tapi akal Ellena menolak keras untuk mengakuinya. Joseph merapikan rambutnya dan berjalan memasuki kedai. Beberapa orang terlihat menyapanya. Joseph hanya membalasnya dengan sapaan ringan dan terus berjalan menemui seorang wanita paruh baya yang terlihat seperti pemilik kedai.

Tak lama kemudian, Joseph keluar membawa sebuah kain coklat. Joseph membawanya masuk ke kereta kuda dan membentangkannya di depan mata Ellena. Itu jubah berwarna coklat dengan bordiran bunga aster di bagian punggung.

"Pakai ini!" Ucapnya.

"Kenapa?" Tanya Ellena terlihat tidak suka.

"Kau tidak bisa sembarangan menunjukkan identitasmu di sini. Ini bersih. Baru selesai dihaluskan." Rayu Joseph.

"Yah... Setidaknya ia punya bordiran bunga yang indah di belakangnya." Ellena menyambar jubah itu dan segera mengenakannya.

"Bagaimana?" Tanya Ellena.

"Bagaimanapun juga kau tidak bisa menyembunyikan kecantikanmu. Paling tidak kau tidak terlihat seperti bangsawan Mckinney." Joseph turun mendahului Ellena.

Beautiful for Rich Boarding School [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang