Orange Mock

749 52 0
                                    


"Robert!" Panggil Ellena beberapa kali. Matanya meneliti tajam di antara batang-batang tebu.

Ellena terus berjalan di antara pohon-pohon tebu setinggi dua meter sambil terus meneriakkan nama Robert. Matahari sudah mulai bersembunyi. Ellena menerabas hutan tebu itu dengan susah payah. Ia ingin segera menemukan Robert dan pergi dari tempat itu sebelum gelap. Ellena yakin tak akan ada pencahayaan di tempat seperti ini.

"Ellena?" Robert menjawab panggilan Ellena.

"Dimana kau?" Ellena melihat sekeliling dan tidak menemukan siapapun.

"Keluar dari sana. Aku tak bisa melihatmu. Ikuti suaraku." Robert memandu Ellena.

Tak berapa lama, Ellena berhasil keluar dari hutan tebu itu. Ia langsung memeluk Robert ketika melihatnya. Robert pun segera merentangkan tangannya begitu melihat Ellena berlari ke arahnya. Ellena mendorongnya terlalu keras hingga mereka berdua terjatuh di atas tumpukan bunga Orange Mock yang telah berguguran. Setelah mengaduh dan saling berpandangan, mereka berdua tertawa.

"Aku merindukanmu." Ucap Ellena.

"Aku lebih merindukanmu." Jawab Robert.

Mereka saling menatap begitu dalam sampai Robert memutus kontak mata mereka dan mengubah posisinya dari telentang ke posisi duduk, lalu memutar tubuhnya 180 derajat menatap matahari terbenam di depannya. Ellena mengangkat kepala dan menaruhnya di paha Robert. Robert menerima dengan senang hati sambil mengelus rambut pirang Ellena lembut.

"Rambutmu kotor." Bisik Robert.

"Kau yang membuatku masuk ke hutan tebu itu. Badanku sakit semua." Ellena memajukan bibirnya.

"Maafkan aku." Jawab Robert sembari mencium kening Ellena lembut.

"Kau datang bersama tunanganmu?" Tanya Robert tiba-tiba membuat Ellena membeku selama beberapa detik.

"Kami tidak bertunangan." Ellena menjawab pelan.

"Apa maksudmu?" Tanya Robert menyatukan alisnya.

"Kau tau maksudku." Jawab Ellena memandang Robert aneh.

"Kau tidak bisa melakukannya. Kau harus menjaga nama baik keluargamu, El. Apalagi kau satu-satunya anak gadis di keluarga Mckinney." Robert berargumen.

"Aku punya tiga kakak laki-laki yang bisa menjaga nama baik keluargaku. Lalu untuk apa aku ikut menjaganya? Tidak menikah melalui perjodohan sekolah bukanlah suatu aib yang besar." Ellena mengangkat bahu.

"Bukan itu masalahnya. Jika kau tidak menikah melalui perjodohan sekolah, mungkin saja derajatmu sebagai wanita bisa lebih baik. Tapi jika kau menolak perjodohan sekolah dan menikah dengan pria sepertiku yang tidak memiliki darah biru mengalir dalam darahku setelah kau keluar dari sekolah, itu adalah aib yang besar bagimu." Robert menjelaskan.

"Aku belum tentu menikah denganmu." Jawab Ellena pendek.

"Apa?!" Robert terkejut.

"Aku belum tentu menikah denganmu." Ulang Ellena.

"Jika kau tidak memiliki rencana menikah denganku, lalu apa yang sudah kita lakukan selama ini?" Tanya Robert bingung dan marah.

"Aku ingin menikah denganmu. Kau tau itu. Sayangnya aku tidak yakin aku masih hidup untuk tetap menikah denganmu setelah dikeluarkan dari sekolah tanpa wisuda." Jelas Ellena menutup matanya.

"Ayahmu..." Kalimat Robert menggantung di udara.

"Maaf." Bisik Robert.

"Apa?" Ellena membuka matanya.

Beautiful for Rich Boarding School [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang