Tengah malam, Daino tidak berniat untuk tidur. Ia masih menunduk di samping jendela. Ia ingin memutar waktu. Bagaimana jika saat itu ia tidak melarikan diri, apa yang akan terjadi hari ini?
"D-Daino?" Ucap Johanna.
Daino menegang. Ia mengangkat kepalanya. Matanya menemukan Johanna duduk di ranjang memandangnya. Daino mengucek matanya beberapa kali, dan tersenyum. Jika saat itu aku tidak marah dengan Peter, maka aku belum tentu bertemu gadis ini. Batinnya.
"Kau sudah sadar?" Tanya Daino berdiri dan berjalan mendekat.
"Berapa lama aku pingsan?" Tanya Johanna.
"Hampir dua hari. Sekitar itu." Daino perlahan duduk di ranjang Johanna sambil melihat respon Johanna. Gadis itu tidak ketakutan.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Daino.
"Ya. Aku baik-baik saja. Hanya saja aku tak tau kenapa aku bisa pingsan selama itu." Johanna bertanya dengan wajah polos. Ia menyembunyikan tangannya yang gemetar di balik selimut.
"Tunggu sebentar. Aku akan memanggil perawat." Daino berdiri dan meninggalkan Johanna.
"Aku harus tau kenapa Mrs. Nina memanggil Daino dengan nama Alka. Aku harus bisa menemukan sesuatu. Jika Daino adalah Alka yang 'itu', aku harus membatalkan pertunanganku." Ucap Johanna dalam hati.
Tak lama kemudian Daino kembali bersama seorang perawat. Perawat senior itu mendekati Johanna. Ia berdiri di sebelah kiri ranjang Johanna.
"Selamat malam, Nona Boundee." Ucap wanita itu ramah.
"Selamat malam. Maaf merepotkanmu." Johanna kembali menyapa.
"Hal ini memang sudah tugas saya, Nona. Apa ada bagian tubuh anda yang terasa sakit?" Tanya perawat.
"Selain pinggangku yang agak berdenyut, aku baik-baik saja." Jawab Johanna. Daino menggaruk kepalanya-merasa bersalah.
"Baiklah. Karena anda baru terbangun dari tidur panjang, alangkah baiknya jika besok anda berjalan-jalan di sekitar pondok." Saran perawat.
"Tentu saja." Jawab Johanna. "Bisakah aku bertanya sesuatu?" Lanjutnya.
"Tentu, Nona Boundee." Perawat itu memandang Johanna penuh perhatian.
"Kenapa aku bisa pingsan selama dua hari?" Akting Johanna. Perawat itu terlihat terkejut selama beberapa saat.
"Apa anda mengingat alasan anda berada di pondok kesehatan?" Tanya perawat.
"Seseorang menyerangku." Jawab Johanna.
"Sepertinya Nona Boundee melupakan beberapa peristiwa yang terjadi dua hari yang lalu, Tuan Anderson." Perawat itu menjelaskan dengan ekspresi menyesal.
"Sejauh apa?" Tanya Daino.
"Saya belum tau pastinya. Besok saat dokter sudah kembali, kami akan melakukan pemeriksaan kepada Nona Boundee." Janji perawat.
"Jo, kau mengingat pasangan Ellena yang sempat mengunjungimu?" Tanya Daino setelah berpikir beberapa detik.
"Seseorang dengan rambut yang agak tebal. Kupikir nama belakangnya Erlano. Aku agak lupa nama depannya." Johanna benar-benar lupa. Ini bukan akting.
"Syukurlah." Ucap Daino terlihat lega.
"Syukurlah apa?" Tanya Johanna.
"Dia tidak melupakan banyak hal. Johanna hanya melupakan sangat sedikit adegan. Kupikir dia baik-baik saja. Tengkorak kepalanya sekeras batu. Mana mungkin ia lupa ingatan hanya karena kepalanya terbentur." Daino berkata kepada perawat. Dari ujung matanya ia dapat melihat Johanna memanyunkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful for Rich Boarding School [Complete]
RomanceBagaimana rasanya hidup sebagai bangsawan? Bagaimana isi sekolah bangsawan? Persiapan malam pesta dansa yang panjang. Kisah cinta terlarang di dalam sekolah bangsawan. Hingga hubungan terlarang yang tidak bisa dihentikan lagi