Memori Musim Panas yang Kembali

611 43 0
                                    

"Eve, kau sudah siap?" Tanya Joseph di ambang pintu kamar Ellena.

"Ya." Ellena segera berlari mendekati Joseph.

Joseph tersenyum saat Ellena tersenyum. Ellena sangat cantik malam itu. Ingin sekali Joseph mencium bibir yang sedang melengkung ke atas itu. Tapi sepertinya ini bukan saat yang tepat.

"Ayo berangkat, Nona Erlano." Joseph berbalik dan mendahului Ellena yang wajahnya memerah perlahan.

Ellena segera menyusul Joseph dan mengaitkan tangan kanannya ke lengan kiri Joseph. Pria itu menyentuh meletakkan tangan kanannya yang bebas di atas tangan kanan Ellena. Ellena sempat terkejut namun akhirnya ia tersenyum. Terlihat sangat bahagia.

"Selamat malam, Tuan Erlano dan Nona Mckinney." Sapa seorang pekerja yang pagi tadi mengantarkan surat.

"Selamat malam." Jawab Ellena. Joseph hanya mengangguk singkat.

"Saya baru saja mendapat surat untuk anda, Tuan dan Nona." Pria itu mengeluarkan kertas dengan segel merah.

"Apalagi sekarang? Tidak bisakah kita membacanya nanti?" Tanya Ellena gusar. Ia menghentakkan kakinya sebal.

"Sepertinya itu surat darurat, Nona." Pria itu menimpali sebelum izin undur diri.

"Ayo kita baca sebentar." Joseph memandu Ellena menuju salah satu kursi di teras rumah.

-Kepada Joseph Dari Daino-

Begitulah bagian awal surat tertulis. Joseph sekilas melihat ke arah Ellena. Gadis itu berusaha mengintip isi surat yang sedang ia baca. Joseph berdeham.

"Baiklah, aku tak akan mengintip." Ellena meluruskan duduknya dengan wajah ditekuk dalam.

-Aku punya sebuah kabar baik dan kabar buruk. Kabar baiknya, Johanna sudah bangun. Kabar buruknya, seperti dugaanku Dia di sini. Dia telah kembali. Intinya, datanglah kemari!-

"Eve, aku harap kau mengerti. Kita harus kembali." Joseph memandang Ellena dengan ekspresi wajah yang tak bisa ditafsirkan Ellena.

"Kenapa?" Tanya Ellena. Wajahnya mulai menampakkan ekspresi khawatir.

Joseph yang tidak menjawab membuat gadis itu semakin khawatir. Ia merebut kertas yang dipegang Joseph dan membacanya cepat. Ia menamparkan kertas itu ke dada Joseph.

"Siapa yang kembali? Tidak, apa maksudnya Johanna bangun? Lalu selama ini Johanna kenapa?" Ellena mengeluarkan rentetan pertanyaan yang membuat Joseph bingung harus menjawab darimana.

"Aku akan menjelaskannya di perjalanan. Sebaiknya kita berangkat sekarang." Joseph menarik tangan Ellena dan membawa gadis itu masuk ke kereta kuda yang seharusnya membawa mereka ke pesta.

"Kirim permintaan maafku untuk Marteen." Ucap Joseph sebelum meninggalkan villa itu bersama Ellena.

Di perjalanan yang cukup panjang itu, Joseph banyak bicara. Ia menceritakan semuanya tentang Johanna. Ellena sempat terkejut bahkan murka kepada Joseph karena telah menyembunyikan hal itu dari Ellena. Tapi mengetahui sahabatnya baik-baik saja membuat gadis itu melupakan amarahnya.

"Lalu siapa Dia?" Tanya Ellena.

Joseph terlihat berpikir sejenak sebelum berkata, "Peter. Dia ada di sekolah."

"Lalu kenapa? Kenapa kau harus kembali hanya karena hal ini? Aku tau dia saudaramu, lalu kenapa dia harus disebut kabar buruk?" Ellena kembali memberondong pertanyaan kepada Joseph.

"Aku takut Daino mengira orang yang menyebabkan kekacauan di sekolah adalah dia. Peter Alka Anderson." Ucap Joseph.

Ellena membeku. Ia sudah lama tidak mendengar nama Alka. Berkat Joseph, ia melupakan Alka si Brengsek. Ellena merasa ini adalah salahnya karena tidak bisa menemukan Alka si Brengsek lebih awal. Hingga akhirnya pria brengsek itu menyerang Johanna.

Beautiful for Rich Boarding School [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang