Pengalaman pertama, setelah hampir seminggu Adis hanya menghabiskan waktu di dalam rumah. Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti pada umumnya; nyapu, ngepel, ngelap kaca, kosek kamar mandi, nyuci, jemur baju, setrika, dan lain-lainnya. Kalau semua pekerjaan itu sudah selesai, Adis paling menghabiskan waktu dengan menonton drama Korea di laptop sambil menunggu Davin pulang kerja.
Omong-omong soal drama Korea, Adis jadi ingat ucapan Davin tempo hari kepadanya. Lebih tepatnya sih gombalan pereda amarah. Pantas saja cewek itu merasa nggak asing dengan apa yang diucapkan si suami. Nggak tahunya, diam-diam Davin itu juga korban drama Korea. Memang sih, nggak memungkiri, drama yang mengusung tema percintaan antara tentara dan dokter cantik itu sedang hangat-hangatnya di kalangan mana saja. Bahkan, bapak-bapak yang notabennya suka anti nonton drama Korea pun, ikut tertarik.
"Nggak kreatif," seloroh Adis pagi ini, saat menghabiskan sarapan berdua Davin. Cowok yang berstatus sebagai suaminya sejak semingguan lalu itu hanya mengulum senyum. Antara malu ketahuan copas, tapi juga nggak mau kelihatan salah.
"Lho? Itu memang kewajiban tentara kok. Nggak tentara Indonesia, Korea, atau negara lain. Semua tentara ya nggak jauh beda," sahut Davin. Melakukan pembelaan diri. Malu dong kalau kalah debat sama Adis. Adis gitu lho, cewek polos yang bisa dia kalahin kalau dalam hal debat. Adis nggak bereaksi apa-apa, selain tetap memasang wajah datar sambil mengunyah potongan telur ceplok buatannya sendiri.
"Yaa ... kalau yang ngomong Kapten Yoo Si Jin sih aku percaya," ucap Adis. "Kalau kamu, musti ada pembuktian."
"Jadi, sepagi ini mau ngajak berdebat nih?" Davin meletakan sendok ke atas piring dalam keadaan terbalik. Menandakan dia sudah menyelesaikan sarapannya. Adis menaikan alisnya tinggi, lalu menggeleng pelan.
"Aku harus berangkat. Nggak enak, orang baru, masih muda, tapi datengnya telat. Nanti kena tegur," ucap Adis. Ikut menyelesaikan sarapan, meski di piring masih menyisakan separuh porsi. Davin mendecak pelan. Menarik piring Adis bersamaan dengan cewek itu berdiri.
"Eh!" ucap Adis setengah kaget, "biar aku aja yang beresin,"
"Kamu nggak ngabisin makan lagi. Kebiasaan. Udah sana berangkat, biar aku yang beresin nanti," tandas Davin. Adis dibuat melongo.
"... jangan bilang sisa makan malamku, kamu yang abisin?" tanya Adis memastikan. Davin melirik Adis malas. Tangannya mulai menyendok dan melahap makanan milik Adis. Nggak ada jawaban yang muncul dari bibir Davin, yang ada cowok itu justru sibuk mengunyah.
Adis menghela napas pelan. Merasa nggak enak, sekaligus bersalah.
"Udah sana berangkat. Malah bengong," titah Davin. Adis menarik seulas senyuman. Mengambil tas hitam dan melangkah keluar rumah, setelah sekali lagi menatap suaminya itu dengan sorot bersalah.
*****
Adis berdiri kikuk di antara wanita-wanita berseragam hijau yang sama dengan dirinya. Besok akan ada acara kunjungan dari Pangdam. Namanya kunjungan, pastilah seisi batalyon disibukan dengan berbagai macam persiapan. Termasuk Davin juga, yang semalam, jam tiga pagi baru pulang.
"Dek Davin, kenapa berdiri di situ?" Sebuah suara membuyarkan lamunan Adis. Dengan canggung, Adis menundukan kepala. Melangkah ragu-ragu mendekati Mbak Ridwan.
"Izin, Mbak. Mohon petunjuk?" tanya Adis terdengar kaku. Kalau boleh jujur, Adis sebenarnya agak malas kalau harus berkomunikasi dengan ibu-ibu Persit. Bukannya sombong, hanya saja cewek itu belum terbiasa bertutur kata dengan aturan yang seolah memaksa. Padahal Adis juga berasal dari keluarga militer. Adis sendiri juga heran, kenapa Mamahnya bisa dengan mudah berkomunikasi dengan tata cara demikian.
"Bantu lipat tisu, ya? Ini saya contohin caranya," ucap Mbak Ridwan dengan santun. Dengan telaten kedua tangannya melipat tisu dan menumpuk sedemikian rupa sehingga terlihat cantik dan menarik untuk dipandang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dingin Hati
Romance"Kata siapa tentara nggak boleh patah hati? Kata siapa tentara nggak boleh melankolis? Dan, sejak kapan aturan itu diberlakukan? Tentara juga manusia. Punya jiwa, punya rasa, dan punya hati." -Krysandavin Erlandhyto- "Aku nggak suka sama tentara. Ti...