Berani (4)

185 7 0
                                    

Sesampai dikelas mereka mengambil meja no 2 ditengah, Ananda Fahira Zahra mengambil bangku no 3 dibelakang mereka dan dia pun 1 meja dengan Reni Ananta.

Setelah selesai upacara, anak-anak belum aktif belajar, jadi mereka bisa bersantai. Ada yang duduk depan kelas, ada yang kekantin ada yang sekedar duduk dikelas sambil perkenalan. Terutama alex dkk mereka memilih bersantai didepan kelas. Saat mereka bersantai banyak siswi yang mengerumuni mereka supaya bisa dekat dengan alex. Alex hanya bersikap santai tanpa memperdulikan mereka.

Teman-teman alex menanggapi para siswi itu, tapi hanya ari yang bersikap dingin sama halnya alex. Ari yang paling dekat dengan alex. Pikiran ari masih bertanya-tanya "kenapa alex selalu melihat kelas X-IPA3?", terbesit dipikirannya ingin kerjain alex.

"al, gue mau bilang sesuatu?" tanya ari.

"hahh, lo mau bilang apa? Gue nggak mau dengerin lo ungkapin perasaan lo sama gue" jawab alex yang berhenti dari lamunannya.

"anjiirr.. Ya nggak lah, gue lagi suka seseorang" ucap ari.

"siapa? Anak mana?" tanya alex.

"anak X-IPA3, dia yang berjalan didepan kita tadi" jawab alex.

"hahh..yang mana? Yang bertiga tadi? Yang mana lo suka? Tanya alex yang mulai panik, karna dia tidak ingin memperebutkan 1 cewek, yang menurutnya bisa merusak persahabatannya.

Ari tertawa geli melihat ekspresi alex yang takut gebetannya diambil. Ia terlihat panik, padahal ia hanya mengerjain alex.

"lo ketahuan, lo pasti suka salah satu diantara cewek itu" ucap ari yang mulai menyudutkan alex.

"nn..gg..akk..kampret lo" kesal alex.

"ngaku aja dah.. Tenang gue simpan, mumpung mereka pada asik sendiri" ucap ari.

Mereka duduk lebih di ujung bangku panjang. Alex yang menginginkan agar cewek-cewek tidak berusaha duduk disampingnya. Mereka mengobrol tanpa yang lain tahu.

"iya, gue suka salah satu cewek itu" jawab alex

"yang mana?"

"yang rambut panjang"

Ari memikirkan diantara 3 cewek itu, 2 cewek sama-sama berambut panjang.

"yang mana bro? Perasaan yang rambut panjang ada 2" tanya ari lagi.

"nanti lo tahu sendiri" jawab alex.

Tasya dkk berencana ingin keperpustakaan, sekedar membaca buku. Ketika mereka keluar kelas, didepan kelas X-IPA1 sangat ramai oleh para siswi, mereka bingung harus lewat mana karna arah situ lah jalan menuju perpustakaan.

Kesal dengan hal itu, tasya pun berteriak membentak mereka yang menghalang jalan.

"woy, kalian itu menghalang jalan tau" bentak tasya

Mereka semua menoleh kearah tasya, termasuk alex dkk. Alex kaget matanya melihat sosok wajah yang membuat hatinya berdegup kencang.

"kalo lo mau lewat, lewat aja nggak usah teriak segala, kita nggak budeg" ucap salah satu cewek.

"makanya kalo nggak mau kuping lo budeg, minggir ! Emang ni koridor milik kalian?" masih bentak tasya.

"elo ya.." jawab cewek itu yang ingin menampar tasya.

Teman-teman tasya langsung menarik tasya mundur dan menjauh, agar tasya tidak dikeroyok mereka.

Alex melihat gadisnya berani melawan cewek-cewek alay, membuat dia semakin takjub dan memantapkan hatinya, bahwa tasya berhak menggantikan posisi nina.

"wahh berani banget tuh cewek, takjub gue, tipe gue banget" puji lion

Alex langsung memicingkan matanya ke lion, lion pun risih dengan tatapan sinis alex.

"lo kenapa natap gue dengan wajah lo seperti itu?" tanya lion.

Alex hanya diam, tidak menjawab pertanyaan lion. Ari menyadari sesuatu.

Akhirnya cewek-cewek sedari tadi mengerumuni geng alex pergi bubar.

"lo belum jawab pertanyaan gue, al" tanya lion kepada alex.

"APA?" balas alex

"lo tadi pelolotin gue"

"ng..gak, wajah gue kan emang gini"

"suram banget hidup lo"

"dia nggak suka lo muji tuh cewek" potong ari

Mereka pun melototin alex, semua mata tertuju padanya. Alex pun terdiam membisu dan jadi salah tingkah.

"oh, itu gebetan lo ya?" tanya lion

Alex masih membisu.

"okay, kalo lo nggak mau ngaku, dia akan jadi target gue" ancam lion

Lion sangat terkenal playboynya, yang suka gonta-ganti cewek. Alex geram daripada cewek idamannya direbut lion.

"ok, gue ngaku, gue suka sama tuh cewek dan dia juga pemilik sapu tangan itu, puas?" jawab alex yang wajahnya menjadi blush.

"Akhirnya lo mau ngaku sama kita, nggak rugi ancaman gue" balas lion yang tertawa bahagia, karna berhasil ngerjain alex.

Ciieee...

Alex yang tersipu malu, langsung mengalihkan pembicaraan. "udah, kita main basket aja".

Semua mengiyakan ucapan alex, daripada ia nanti menjadi singa yang menerkam mangsanya, tapi mangsanya bisa jadi teman-temannya yang daritadi menertawakannya.

Mood tasya berubah sejak kejadian tadi. Membaca buku pun menjadi tidak bersemangat baginya.

"kenapa lo sya? Jadi galau gitu" tanya dhini

"gue kesal gara-gara tadi, seandainya para cowok  F4 plus 2 itu nggak berbaris disitu, mungkin nggak ada tuh yang namanya para-para cewek ganjen, kenapa kalian halangin gue?" oceh tasya.

"lo mau mampus dikeroyok, masih 3 tahun lagi lo sekolah, lo sudah mau dead" balas dhini

"kok doa lo nggak baik banget sih"

"ya nurut dong, kalo pengen selamat"

"iya deh mah, nggak usah ngomel mah, hehehe"

"mang sikap gue kekanakan ya tadi..?"

"emang".

Dilapangan, alex dkk bermain basket. Alex selalu mencetak poin, yang selalu membuat para siswi berteriak histeris. Alex hanya bersikap biasa, tidak memperdulikan mereka.

Lelah pun terasa, mereka duduk dipinggir lapangan untuk istirahat.

Dari mereka duduk, mereka melihat tasya dkk berjalan melewati koridor sekolah sambil tertawa lepas.

Melihat hal itu, hati alex berdebar-debar melihat senyumanya. Ia tidak mengalihkan pandangannya.

Teman-teman alex tertawa terkekeh melihat alex melongo seperti orang bego.

Sadar ada yang perhatikan, tasya menoleh kearah alex dan teman-temannya.

Kenapa mereka tertawa ke arah sini? Apa yang mereka tertawakan?, yang satu kaya orang bego, yang lainnya tertawa nggak jelas, apa mereka tertawakan sikapku yang kekanakkan tadi. Aduh, malunya....

Pikiran tasya selalu bertanya-tanya, seharusnya dia tadi tidak melakukan yang aneh-aneh, nasi sudah menjadi bubur. Seharusnya dia berpikir sebelum bertindak, akhirnya dia menjadi bahan olokkan. Menyesal, tasya membenarkan sikapnya itu.

Selamat menikamati ya.. Nanti aku lanjut di chapter selanjutnya.. 😀😀😀

You (just for me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang