Ketakutan (18)

89 9 4
                                    

"al jangan dong ah" kesal tasya.

"biar ah.. Kamu terlalu gemes buat aku" greget alex.

"tapi sayang aku mau belajar, gimana aku mau konsen kamu ganggu terus"

"kok berasa ada sengatan ditelingaku ya, berasa melayang jiwaku nih"

"kamu ya lebaynya keluar lagi, kamu mau aku jitak"

"kalo dijitak dengan cinta abang mah rela"

Pletak..

"sakit sayang"

"makanya kalo jadi laki jangan alay"

"ihh jahat banget ngatain pacar sendiri"

"bodo"

Alex masih memperhatikan tasya yang begitu manis, ia selalu saja gemas dengan tasya.

Alex kini sedang dirumah tasya, meski tasya sudah mengatakan sedang belajar, tidak menghalangi alex untuk bertemu.

"tasya"

"hhmm" hanya deheman yang terdengar.

"aku ngeliat kamu tadi sama cowok" tanya alex yang sudah tidak bisa ia sembunyikan.

Tasya seketika menghentikan kegiatannya, ia mulai menatap manik mata alex.

"yang mana al" bingung alex.

"sebelum tampil aku lihat kamu sama cowok sekolah lain, apa kamu kenal apa dia berusaha ganggu kamu" jelas alex.

Tasya tampak bingung apa yang harus dijawabnya. Ia tak ingin menyembunyikan hal-hal masa lalunya, tapi disisi lain ia tak ingin menyakiti hati alex.

"nggak siapa-siapa kok, aku nggak kenal" jawab tasya dengan gelagapan.

"bener, tolong sya jangan bohongin aku" tekan alex.

Tasya pun terdiam, hanya diam yang ia lakukan sampai ia menundukkan kepalanya.

Alex berusaha mencari arti diamnya tasya, mengapa dia begitu berbohong kepadanya.

"jujur sayang" pinta alex.

"dia mantan aku di smp" jujur tasya.

"kenapa bohong?" tanya alex.

"aku nggak sanggup buat jujur tentang masa laluku" jawab tasya yang mulai mengeluarkan cairan bening dimatanya.

"segitu sakitnya hingga kamu mengeluarkan tangis"

"sakit, hingga aku takut akan memulai lagi"

"kenapa?"

"dia selingkuh, dia membully aku, aku itu cuman jadi permainannya saja cuman untuk dijadikan pembantunya saja karna aku lemah dan cupu"

Alex teringat foto-foto yang menggantung dilangit-langit kamar tasya.

Tasya memang terlihat begitu sangat cupu, apa itu yang membuatnya menjadi perubahan besar sekarang ini.

"oleh sebab itu kamu benci sama cowok ganteng"

"tau darimana?"

"dhini"

"iya"

Alex mendekat lebih dengan tasya dan memeluk tasya penuh dengan kasih. Sambil mengusap air mata yang mulai deras melewati pipi manis kekasihnya.

"apa kamu menyesal menerima aku sayang?" tanya alex yang penuh kepastian.

"nggak sayang"

Alex menatap intens tasya yang masih dalam pelukkannya. Tanpa basa-basi alex mencium bibir tasya yang berwarna merah tanpa lipstick ataupun lip tint.

You (just for me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang