Jarak kita terlalu parah, hingga aku menyadari hanya melihat visualmu saja
Natasya salsa nabila
Hari-hari tasya hanya dilalui biasa-biasa saja. Kampus, perpustakaan, cafe, rumah, kamar.
Itu tempat yang ia lakukan sehari-hari.
Bagaimana bisa tasya hanya melakukan hal yang membosankan.
Sahabat-sahabatnya hanya prihatin melihat sikapnya tasya sekarang ini yang terbilang sangat cuek terhadap hal sekitar.
Menanggapi tapi tidak menghiraukan.
"kamu ini bisa nggak ceria dikit aja, wajahmu itu lo ditekuk mulu selama dua semester, lo itu sampe dapat julukan si muka tembok" omel nanda.
"biarin, gue nggak dibayar buat mengumbar senyum" balas seadanya tasya.
"tapi setidaknya lo itu jangan cuek lah, bosan gue lihat muka lo kaya bakpao, polosan nggak ada bagus-bagusnya" cemooh nanda yang mulai membuat tasya kesal.
"serah gue lah" ketus tasya tanpa panjang lebar.
"sya.. Seharusnya lo harus bisa tersenyum" saran dhini.
"gue bakalan usahain"
Bip..bip
Mendengar suara notifikasi, tasya berlalu meninggalkan sahabat-sahabatnya, sambil melambaikan pada mereka.
Nanda pun tiba-tiba juga mendapat notif dari instagramnya.
12.500 likes
VeroAndromeda gayaku itu hakku 😎😎
Nanda melotot dengan mata hampir keluar, bagaimana bisa seorang vero membuat dia menjadi tercengang.
Omg kenapa dia bertambah ketampanannya, gumam nanda.
"lo kenapa aneh gitu, stres lo ya cengar cengir" semprot dhini.
"nggak kok nggak papa, gue duluan ya"
"nggak bareng"
"gue ada keperluan"
Nanda berlari menjauh dari dhini, sebelum gelagatnya ketahuan.
Nanda duduk dibangku taman kampusnya, sambil menatap foto vero, teringat akan masa lalunya yang dulu tidak pernah akur.
"awalnya mang gue benci sama lo, lama-lama gue suka cari masalah sama lo, dan makin kesini perasaan gue makin nggak karuan saat lo beda kampus sama gue, gue jadi nggak bisa deket sama lo, gue kangen saat lo ada mengusik hidup gue, perasaan gue jadi kehilangan lo saat kita makin jauh" gumam nanda yang saat ini tengah sendiri dibangku tersebut, mengingat kembali masa-masa ia selalu bertengkar dengan vero.
"apa lo sadar sama yang lo omongin"
Nanda tersontak dengan suara tersebut, siapa?
Nanda memalingkan wajahnya yang sedari fokus pada layar kini beralih mencari sumber suara, dan ternyata...
"lo nggak usah pura-pura sama perasaan lo, mendem tuh sakit kalo lo simpan terus"
Apa dia mendengar, gue malu? Batin nanda.
"apa sih lo? Geer gila lo, secara lo sama gue musuh gue nggak ada perasaan sama lo" bohong nanda yang menjadi salah tingkah mencari alasan yang meyakinkan vero.
"benarkah"
Nanda begitu gelagapan, bingung apa yang harus ia jawab ke vero.
"nanda"
"APA"
"gue suka sama lo"
"hahh"
"gue sadar dengan perasaan gue"
"secepat itu"
"nggak, sudah lama baru sekarang gue baru ngerasa gue itu nggak bisa jauh dari lo"
Vero berlutut dibawah, tepat dikaki nanda dengan menggenggam tangan nanda.
"lo mau jadi pacar gue" pinta vero.
Nanda bingung, lidahnya menjadi kelu, vero menyatakan cintanya.
"g..uu.ee"
"lo kaget, nggak apa nanda, gue bakalan nunggu, gue mang terlalu buru-buru kayanya, ok.. tiga hari lagi gue bakalan nemuin lo lagi, beri gue kepastian, bukan gue memaksa tapi gue pengen lo mengisi kekosongan gue"
Wtf gue ditembak and lo kenapa dihadapan gue lebih keren, batin nanda.
Nanda hanya diam bermain dengan pikirannya.
Sedangkan vero dengan cool nya pergi meninggalkan nanda, sebelumnya ia mencium kedua punggung tangan nanda, serta mengedikkan sebelah matanya.
Kembali dengan kesadarannya, melihat sikapnya vero, membuat nanda rasanya ingin meleleh.
###
Tasya hanya berdiam diri dikamar menatap langit dari jendela, duduk dengan memegang lututnya sambil memutar handphonenya, ia sedang menunggu alex yang seminggu ini tak kunjung menghubunginya.
"al, kenapa nggak hubungin aku sih seminggu ini" gumam tasya yang masih menatap langit mendung, semendung hatinya saat ini.
Tok..tok
Terdengar suara ketukan pintu kamarnya, awalnya tasya tak begitu menghiraukan.
Lama-lama suara ketukan itu terdengar terus tanpa ada suara.
"jangan ganggu saya dulu bi" teriakan menggema suara dari tasya, yang mengira itu bi asih.
Suara ketokan masih saja terdengar tetapi tidak ada jawaban, siapa yang mengetok sekencang itu.
"paling ka echa" gumamnya yang mengira ka echa, "nggak dikunci ka" teriak sekuat tasya.
Pintu terbuka dan seseorang masuk, tasya tidak berpindah dari tempatnya, matanya masih tertuju pada langit luar, tidak berpaling sekalipun.
Tasya tahu seseorang masuk kekamarnya. Tapi ia tidak tahu jika seseorang itu akan merubah raut wajahnya saat ini.
Maaf aku php ya.. Kalian bisa tebak sendiri siapa?
Terimakasih atas dukungan kalian.
😁😁😘😘Aku mah apa tanpa kalian para readers²
Aku kelamaan up ya.. Iya karna aku sibuk dengan namanya dunia kerja, maaf ya..
Happy reading 🤓🤓
KAMU SEDANG MEMBACA
You (just for me)
RomanceCup.. Belum selesai tasya melanjutkan, tasya dibungkam untuk kedua kalinya oleh bibir alex. Tasya pun diam kembali, alex pun melepasnya lagi. "dengerin gue ngomong, gue itu cuman deketin sebagai teman, dhini pun begitu, dia bantuin gue selama ini su...