Ikhlas (38)

79 5 4
                                    

Aku berusaha ikhlas menerima semua tapi aku belum ikhlas jika kamu lenyap dari dunia

Alexandra mahendra

Alex menatap nanar kayu nisan yang tertancap, tidak berucap sedikit pun. Hanya diam dan membungkam mulutnya dengan tatapan kosong.

Setelah melafalkan doa dari orang-orang terdekat, orang-orang yang hadir di acara pemakaman, satu persatu pamit pulang dengan tatapan miris melihat keadaan alex yang hanya diam dengan melihat gundukkan tanah sebagai tempat peristirahatan terakhir tasya.

Sedangkan keluarga tasya, mamah mely jatuh pingsan yang tidak menerima kematian anak semata wayangnya, irwan membopong istrinya kedalam mobil, ia sudah ikhlas dengan kepergian putrinya.

Sahabat-sahabat alex begitu berduka apalagi melihat keadaan alex saat ini, mereka pun mendekati alex, mungkin alex harus ditemani saat-saat dukanya seperti ini.

"al" panggil ari yang sudah disampingnya.

"semua salah gue" ucap alex yang merasa bersalah, karna semua ini salahnya yang tidak menepati janjinya menjaga tasya dengan benar.

"bukan salah lo, ini murni kecelakaan" sahut lion.

"semua salah gue"

Alex terus saja merutuki kesalahannya.

"alex lo harus tabah semua bukan salah lo" ujar patti membenarkan.

"semua salah gue"

"alex" tegur dean.

Alex seketika menangis dikayu nisan yang bertuliskan Natasya salsa nabila bin Irwan Lidarto.

Merutuki kesalahannya, tangisannya begitu memberi kesedihan bagi orang-orang sekitarnya.

Siapa yang tidak sedih saat orang yang kita cintai telah dipanggil oleh Maha Kuasa. Kita tidak akan pernah bertemu lagi untuk selama-lamanya, tidak bisa melihatnya ataupun menemani kita.

Alex tidak mengerti kenapa jalan cintanya dengan tasya terasa tidak begitu lancar, apa Tuhan mempunyai jalan sendiri untuk mereka berdua? Tapi nyatanya Tuhan memihak tasya dengan membawa tasya lebih dulu.

Mungkin Tuhan ingin alex melanjutkan hidupnya dengan mengambil kekasihnya lebih dulu.

Bahagia tanpa tasya.

Akankah bisa?

Hanya alex sendiri yang memutuskan jalan hidupnya, takdirnya telah digariskan alex hanya menjalankannya saja.

Tangisannya duka semua orang, tangisannya lebih dari sekedar tasya yang sedang koma. Melebihi apa pun, sakit yang teramat dalam.

Sejak mayat tasya sebelum dikuburkan hingga menjadi gundukkan, alex hanya diam. Sekarang luapan emosinya begitu keluar raungan meronta kehilangan tulang rusuknya.

Terlintas kejadian yang membuat alex berputar kembali ke peristiwa tersebut. Dimana ia hanya melihat kejadian mengerikan.

Flashback on

"alex"

"iya"

"aku mau itu"

You (just for me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang