Jika aku bisa membalikkan keadaan, aku ingin kembali dimana aku baru mengenalmu dan jatuh cinta padamu
Keluarga dan orang-orang terdekat tampak senang karna tasya terbangun dari tidurnya yang panjang.
Tapi seketika senyum yang mereka tampakkan berubah saat tasya tidak mengenali mereka satu persatu.
Mereka tampak bingung.
"sya ini mama kamu sayang" ujar mely mamah tasya.
Tasya mengerinyit, ia sama sekali tidak mengenali wanita paruh baya yang dihadapannya.
"kamu nggak ingat papah sayang?" kali ini irwan yang bertanya.
Tasya hanya menggeleng jawaban tidak.
"apa segitunya al, ia lupa?" tanya ari pada alex.
Alex mengangguk
"dia aja nggak ngenalin gue" rintih alex yang sudah pasrah dengan keadaan.
"sabar bro, lo pasti bisa ngembaliin tasya, lo sudah sejauh ini bersabar dan lo pasti bisa ngembaliin ingatan dia" ujar dean sambil merangkul sahabatnya.
Dua jam mereka dirumah alex untuk menjenguk tasya, hingga tasya tertidur pulas.
Semua berbincang-bincang perihal kondisi tasya.
Tak lama, mereka semua pun berpamitan pada alex untuk pulang.
Tidak henti-hentinya semua menyemangati alex untuk berjuang kembali, berjuang demi tasya pulih.
Orang tua tasya, awalnya menangis karna tasya tidak mengenalinya sama sekali, tetapi tasya sudah tersadar lebih baik mereka bersyukur.
Semua keheningan kembali ketika pintu ditutup. Dilihatnya bi nini sedang membereskan sisa-sisa gelas yang terletak dimeja.
Melihat majikannya sedang mengacak-ngacak kepalanya disofa, membuat bi nini menawarkan majikannya.
"aden butuh sesuatu"
"nggak bi, makasih bi"
Ia masih duduk disofa menatap kosong kedepan, ia harus mencari cara agar ingatan tasya kembali lagi.
"saya kebelakang dulu den, aden kalau butuh apa-apa panggil saya aja" tawar bibi.
"makasih bi, bibi istirahat aja kalau semua sudah beres"
"baik den"
Setelah lama berdiam disofa alex pun mendapatkan pemikiran untuk membawa tasya jalan-jalan, ia pun bangun dari tempatnya.
Alex berjalan kekamarnya, dilihatnya istrinya sedang tertidur lelap, masih cantik tidak pudar sekalipun.
Alex duduk ditepi kasur tepat disamping tasya, ia mengusap rambut istrinya yang tidak begitu panjang hingga kepipinya yang dulu pernah ia ejek chubby.
"ternyata kamu masih cantik sayang" gumam alex
Merasa disentuh tasya terbangun dari tidur pulasnya, alex menghentikan jari jemari yang membelai tasya.
"maaf sayang kamu keganggu"
"kamu kenapa belum tidur"
"aku nggak bisa tidur"
"ntar kamu sakit"
"kamu amnesia tapi masih perhatian sih" gemas alex.
"kan aku berusaha"
"nggak usah dipaksain ntar kepala kamu sakit lagi"
"kenapa sih mereka manggil aku sya"
"karna nama kamu natasya salsa nabila dipanggil tasya"
Yang dijelaskan hanya ber Oh saja.
"besok mau nggak kita jalan" tawar alex.
"mau..mau"
"kamu masih aja tampak imut dimata aku"
Tasya hanya menampilkan senyuman giginya.
"ayo tidur ntar aku tinggal lo kalau bangun siang"
"jangan, aku tidur ya kamu juga"
"iya"
Tasya pun tertidur kembali, melihat tingkah tasya yang begitu perhatian membuat alex begitu rindu dengan sikapnya, walaupun tasya lupa segala hal tidak untuk tingkah manjanya.
Tetap sama
Alex pun mengambil kasur yang terletak dipojok, selama ia menikah tidak pernah alex tidur seranjang dengan istrinya, mungkin karna peralatan medis yang hampir memenuhi kasurnya.
Tapi alex masih saja tidur di spring bed yang di khususkan satu orang walaupun tasya sudah sadar.
Mungkin ia sudah terbiasa dan melihat kondisi tasya yang belum memungkinkan untuk tidur disatu kasur.
Sesekali alex melihat gadisnya yang sudah berstatus istrinya, masih tidak percaya karna ia melihat bukan sebagai terlelap sakit tapi lebih tepatnya terlelap indah untuk bangun kembali dipagi yang siap menyambutnya.
Ia tak henti-hentinya mengucap syukur karna doanya didengar, walau rintangan yang ia akan hadapi masih bergejolak yaitu rintangan mengembalikan memori yang hilang.
Alex pun perlahan memejamkan kelopak matanya hingga hanyut ke alam mimpi.
Keesokan harinya
Alex dan tasya sudah siap, alex pun mendorong kursi roda tasya, tasya belum bisa sepenuhnya bisa menggerakkan anggota tubuhnya karna belum terlalu pulih.
Koma terlalu lama membuat anggota tubuhnya susah untuk digerakkan memegang sendok apalagi berjalan, seperti bayi kembali belajar memegang dan belajar melangkah, semua kembali dimana titik awal dia harus belajar perlahan.
Alex selalu mendampingi dari menyuapinya hingga mengangkat tasya kedalam mobil dengan bridal style yang dilakukannya saat ini.
Setelah semua disiapkan dari keranjang piknik hingga perlengkapan lainnya, mereka pun bergegas pergi.
Ya, alex mengajak tasya piknik sekedar ingin mengembalikkan kisah mereka berdua seperti dulu dan menjernihkan segala pikiran.
Mobil pun pergi dari pekarangan rumah melaju ke tempat yang akan alex tunjukkan kepada tasya untuk menghabiskan waktu bersama.
Pendek, sabar ada part selanjutnya.. Tunggu
Salam hangat silent readers
Happy reading 🤓
KAMU SEDANG MEMBACA
You (just for me)
RomanceCup.. Belum selesai tasya melanjutkan, tasya dibungkam untuk kedua kalinya oleh bibir alex. Tasya pun diam kembali, alex pun melepasnya lagi. "dengerin gue ngomong, gue itu cuman deketin sebagai teman, dhini pun begitu, dia bantuin gue selama ini su...