1 tahun kemudian...
Alex berziarah kemakam istrinya, iya berjongkok mencabut rumput-rumput liar yang tumbuh dimakam istrinya.
Tidak terasa setahun telah berlalu, alex sudah menerima semua. Ia jalani hari-harinya seperti rutinitas biasanya.
Berangkat kerja, nongkrong dan bermain dengan keponakan. Mungkin keponakannya yang menggemaskan lah membuat hari-harinya tidak membosankan.
"sayang, aku bahagia saat sama kamu, tapi jarak kita nggak akan bisa lagi disatukan, aku sembuh dari duka ku tapi aku nggak akan pernah lupain gadis bawel yang pernah dulu mengisi hatiku" ujar alex.
Setelah melafalkan doa, alex pun pamit.
"aku pamit sayang"
Alex pun meninggalkan pemakaman, ia pun masuk dalam mobilnya.
Ponselnya berdering, terlihat dilayar kakak iparnya menelpon, ia pun segera menscroll ikon hijau.
"halo kak"
"om ale"
"ada apa"
"red sama dedek savi mau main sama om"
"yang bener?"
"ih om"
"iya-iya om kesana deh"
"hero"
"hore abang"
Hanya kekehan dari sang keponakan, begitu juga alex yang tampak tertawa kecil karna keponakannya yang belum lancar berbicara.
Alex pun menutup secara sepihak dan melajukan mobilnya untuk menjemput keponakan.
Sesampai dikediaman abangnya, tepatnya naya, alex menekan bel pada aksen pintu putih besar. Pintu terbuka keponakannya yang membuka, segitu antusiasnya anak-anak dari abangnya ini terhadap alex.
"om ale datang" girang red.
"segitunya"
Alex melihat keponakannya lagi sedang merangkak dengan cepat kearahnya.
"duhh ini ponakan om gemesnya" greget alex pada anak kedua naya.
Alex menggendong dedek savi, adik dari red. Nama anak pertama naya dan echa adalah reditya fahlefi mahendra berumur 4 tahun, sedangkan anak kedua mereka berumur 8 bulan diberi nama savian altezza mahendra.
Keduanya memang laki-laki, selalu manja dengan alex. Apalagi Savi, setiap bertemu, savi selalu mengucel-ngucel rambut alex ketika dalam gendongannya.
"om bawa mainan"
"hhmm kayanya nggak deh"
"ah om jahat" rajuk red.
"jangan marah dong"
"pokoknya abang marah"
"gimana kita jalan-jalan aja"
"mau mau"
Akhirnya alex mengajak keponakannya jalan-jalan termasuk si kecil.
Betapa ribetnya alex sekarang, ia hanya membawa mereka jalan-jalan sebentar. Tapi perlengkapan bawaan alex sudah seperti bawaan piknik.
Echa memang terlalu berlebihan dengan anak-anaknya.
"al jangan lupa ini susunya kalo dia lapar"
"iya ka, alex pasti nggak lupa"
"ini cemilan buat red"
"iya ka"
"dan ini kalau baju mereka basah"
"iya ka"
Setelah celotehan panjang lebar dari echa kakak iparnya. Akhirnya alex pergi mengajak jalan-jalan keponakannya.
Selama diperjalanan mereka berdua menyanyi dengan syair lagu yang tidak mengerti. Alex tidak kuat untuk menahan gelak tawa.
"mamm..mamm..mamm"
"dede mau makan"
"mamm..mamm..mamm"
"om, dede savi lapar"
"bentar om carikan susunya dulu"
Alex merogoh tas yang berada disampingnya, dikursi sebelah kemudi, dengan keadaan mobil masih berjalan.
Karna terlalu sibuk mencari botol susu didalam tas bawaan, alex kurang fokus dengan setirnya.
Hingga
Brak
Seketika jantung alex serasa berdebar, untung saja ia memakai sabuk pengaman, jika tidak, ia pasti akan terhempas dan terluka parah.
Terlepas dari itu, alex tersadar lebih mengkhawatirkn keponakan-keponakannya. Terdengar suara tangisan yang cukup keras dari belakang.
Ya, mereka menangis karna keterkejutan kejadian barusan. Alex berusaha menenangkan mereka.
"AaaAaa" tangis mereka.
"kalian baik-baik aja kan, kalian nggak luka kan?" panik alex.
Mereka tetap saja tidak mau menghentikan tangisan, karna terlalu kaget.
Tok tok tok
Suara ketukan dari kaca jendela mobil alex membuat alex menoleh kearah jendela.
Wanita yang sangat emosi karna mobilnya ditabrak alex.
Wanita itu menggedor-gedor kaca jendela mobil alex, mengintruksikan alex agar keluar.
Alex pun membuka pintu mobilnya, dan saat tatapan bertemu.
"lo mabuk ya" bentak wanita itu.
Aku lama ya hiatus ..
Happy reading 🤓
KAMU SEDANG MEMBACA
You (just for me)
RomanceCup.. Belum selesai tasya melanjutkan, tasya dibungkam untuk kedua kalinya oleh bibir alex. Tasya pun diam kembali, alex pun melepasnya lagi. "dengerin gue ngomong, gue itu cuman deketin sebagai teman, dhini pun begitu, dia bantuin gue selama ini su...