"lo mabuk ya" bentak wanita itu.
"sorry gue nggak sengaja nabrak lo" mohon alex.
"hhmm jadi, lo tidur gitu sambil nyetir, pikir kalo nggak bisa bawa nggak usah sok nyetir kalo bikin mobil gue hancur" gertak wanita itu dengan teriak.
"ok, gue bakalan ganti kerugian mobil lo" alex mengeluarkan kartu namanya. "lo bisa hubungin nomor gue, berapa pun kerugian lo gue tanggung"
"ok, awas lo kabur dari masalah"
"gue bukan orang kaya gitu"
"hiks..hiks..hiks"
Wanita dengan pakaian sporty dengan memakai sneakers putih tosca seperti mendengar suara tangisan anak kecil.
Ia melirik dibalik jendela yang terbuka beberapa senti dibagian penumpang.
"lo bawa anak kecil" tanya wanita.
Alex sampai lupa dengan keponakannya yang masih shock, alex bergegas membuka pintu bagian penumpang.
Red dan savi dibawa keluar dari mobil untuk ditenangkan. Alex tampak kerepotan dengan tangisan mereka.
Tidak tega, wanita tersebut berinisiatif menggendong savi.
"sini gue coba tenangin" pinta wanita itu.
Alex pun menyerahkan savi kepada wanita yang ia tabrak mobilnya.
"cup..cup..cup udah ya"
Seketika savi diam dan tenang dipelukan wanita itu, savi sudah tenang, wanita tersebut kembali menenangkan red.
Ia pun berjongkok, mensejajarkan badannya sama dengan red dengan savi digendongannya.
"hai jagoan, kok jagoan nangis sih, kalau jagoan nangis gimana mau melawan penjahat, jagoan kan harus menuntaskan kejahatan"
"hiks..hiks.. Mang penjahat bany..ak ya tan...te"
"iya, kalo jagoannya nangis gimana mau kalahin penjahat, nih dedenya aja udah berhenti nangis, masa kalah sama dedenya"
"a..ku nggak nangis kok tante"
"terus"
"ketawa tante"
Seketika tawa pecah, alex dan wanita itu tidak bisa menahan kata-kata yang keluar dari red.
"aku nggak nangis kok"
"iya-iya tante percaya, tante punya cupcake, kamu mau?"
"mau..mau..mau tante"
"kalo dedenya"
Si savi hanya angguk-angguk seperti paham apa yang ditawarkan.
Wanita itu segera kemobilnya, dia tahu cupcake itu akan ia berikan kepada seseorang, tapi ia lebih mementingkan perasaan anak kecil.
Mungkin ia bisa memesan lagi nantinya.
Wanita tersebut membawa kekursi taman yang diikuti alex dibelakang. Alex tampak senang karna keponakan-keponakannya lebih tenang.
Mereka duduk dikursi taman, red dan savi begitu lahap memakan cupcake yang diberikan wanita itu hingga wajah mereka penuh dengan cream.
Seulas senyum tergambar diwajah mereka berdua.
Canggung, begitu yang dirasakan mereka berdua setelah pertikaian tadi.
Dari sekian menit, akhirnya wanita tersebut buka suara.
"anak"
"bukan, keponakan"
Wanita itu hanya ber oh ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
You (just for me)
RomanceCup.. Belum selesai tasya melanjutkan, tasya dibungkam untuk kedua kalinya oleh bibir alex. Tasya pun diam kembali, alex pun melepasnya lagi. "dengerin gue ngomong, gue itu cuman deketin sebagai teman, dhini pun begitu, dia bantuin gue selama ini su...