Poison

57 13 1
                                    

Mengetahui kebenaran yang menyakitkan aku segera mengembalikan foto itu seperti semula.

Aku berdiri dari tempatku sekarang dan kembali ketempatku sebelumnya.

Saat aku baru berdiri seseorang memelukku dari belakang.

Aroma khas Min Yoongi menyeruak kesetiap ruang di paru paruku saat dia membenamkan kepalanya di lekuk leherku. Feromon yang sangat adiktif memenuhi paru-paruku.

Aku sungguh merindukan aroma ini. Feromon Yoongi bagaikan racun untukku. Berlangsung singkat tapi mematikan.

Dia memelukku erat dan semakin membenamkan kepalanya.

"Yoon, aku harus pergi"
Bisikku lirih ditelinganya.

"Tidak kau tidak boleh pergi"

dia melepaskan pelukannya, membalikkan tubuhku kehadapannya dan meracu seperti anak kecil.

"Kau harus bekerja Yoon, kalau aku disini aku yakin kau tidak akan bekerja"

"Aku akan menyuruh Jimin menyelesaikan pekerjaanku"
Yoongi mengeluarkan pendapatnya dengan sangat imut.  Tidak seperti biasanya.

"Jimin tidak akan mau bekerja diruangan yang berantakan seperti ini Yoon. Setidaknya rapikanlah ruanganmu"

"Kau salah semua ini ulah Jimin, aku bahkan jarang sekali masuk keruangan ini karena mencarimu dan semua pekerjaan Jimin yang melakukannya"
Yoongi membela diri dengan santai.

Tiba-tiba seseorang menerobos masuk keruangan ini.

"Yaaak, apa yang terjadi dengan ruangan ini. 2 hari yang lalu sudah kurapikan. Apa kau tidak pulang kerumah lagi hyung?"

Jimin masuk dan marah-marah melihat ruangan yang bak kapal pecah tanpa menyadari keberadaanku.

"Kau bohong lagi kepadaku Yoon"
Aku menatap Yoongi

"Tidak ini semua ulah Jimin, iyakan Jim?"
Yoongi memandang kearah Jimin

Akhirnya Jimin menyadari keberadaanku

"Ohhh akhirnya kau kembali. Sua uruslah suamimu dia seperti gelandangan, dia hampir tidak pernah pulang kerumah dan menjadikan ruangan ini rumahnya. Bahkan tidak jarang Jia ikut menginap disini."

Jimin menghampiriku dan memeluku dengan mulut yang tidak pernah berhenti.

"Yoon"
Aku memangilnya dan dia hanya tersenyum.

Kemudian kita tertawa bersama. Sambil merapikan tempat yang sangat berantakan itu.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, Jimin menyuruhnya masuk. Seorang gadis dengan rambut panjang terurai, irisnya yang hitam pekat, dan senyum lebar tergambar diwajahnya.

Membuka pintu tanpa menyadari kehadiranku bersama Jimin.

"Oppa. "Dia menyapa dengan sangat manis dan wajahnya benar-benar cantik.

" Jim, dia pacarmu? "

Tanyaku pada jimin. Dan Jimin menggeleng.

"Yoongi Oppa apa kau sibuk?"

Gadis itu menyebut nama Yoongi. Aku tidak salah dengar kan? Seorang Yoongi dekat dengan wanita.
Bahkan setelah perginya Ji Soo unni, aku sangat sulit masuk kedalam kehidupannya.

Tapi selama satu tahun aku pergi tiba-tiba ada yang memanggilnya Oppa.

Aku memandangi gadis itu memperhatikan penampilannya dan tingkah lakunya. Dia sangat manis. Gadis itu pergi kearah Yoongi dan bergelayutan dilengan Yoongi, melakukan aegyo untuk mengajak Yoongi keluar.

Aku yang melihat kejadian ini hanya bisa memandang Yoongi dingin.

Mungkin ini tatapan dinginku yang pertama kali. akhirnya aku berlari keluar dari ruangan itu di ikuti oleh Jimin.

Aku tidak menggunakan lift karena disaat hatiku hancur dan pikiranku tak terkendali berada diruangan yang sempit dan tertutup akan membuatku semakin sesak.

Saat menuruni tangga langkah ku dihentikan oleh seorang Jimin yang memegang tanganku.

"Lepaskan"
Aku menarik tanganku dan berbalik mengahadap kearah Jimin.

"Apa dia benar-benar mengkhawatirkanku selama setahun terakhir?"

Aku mengajukan pertanyaan pada Jimin.

Jimin menganguk dan berkata

"Tidak seperti yang kau bayangkan Sua-ya."

"Memangnya apa yang ku bayangkan?"
Aku menatap mata Jimin yang mulai bingung

"Mereka tidak memiliki hubungan seperti itu."

"Aku tidak berpikir sejauh itu, tapi karena kau menyinggungnya aku jadi berpikiran seperti itu."

"Dia anak sekertaris Kim, namanya Kim Chung Ha."

"Oh.. Aku pergi. Katakana pada Yoongi aku sekarang tinggal di Apartemenku sendiri, aku tidak akan pulang kerumahnya, aku akan menemui Jia hari ini, bilang padanya Jia akan menginap ditempatku"

aku memalingkan muka dan berlanjut menuruni tangga.

"Yaaa Moon Suaaaa"

Aku tidak menghiraukan panggilan Jimin yang aku pikirkan adalah,
siapa gadis itu?
sedekat apa hubungan mereka? Bagaimana dia bisa berada disamping Yoongi?
Dan apa Yoongi bisa melupakan Ji Soo dengan hadirnya gadis itu?
Lalu siapa aku bagi seorang Min Yoongi?

Semua pikiran itu terus berputar dikepalaku, hingga membuat kepalaku pusing, perutku mual, segala perasaaan dan kenangan buruk mulai muncul satu persatu.

Saat sampai di lantai dasar aku berlari menuju kamar mandi. Rasa sesak dan mual mendorong semua isi perutku untuk keluar.

Aku terpaksa harus menenggak sebuah pil sebelum aku berubah menjadi monster disini.

Maafkan aku tidak dapat menepati janjiku padamu Jennie unni.

Ini terlalu berat untukku - Sua

Love is not overTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang