Lucky one

49 12 0
                                    

-Bandara-
"Apppaaaaaaaa."
Aku berlari begitu melihat Appa di depan sana. Aku berhambur dalam pelukannya. Aku merindukan pelukannya.

"Hai, sayang apa kabar? Miss you deer. "

"Baik, eomma kenapa gak ikut ?"

"Dia harus jaga Jia bersama nyonya Min"

"Ohh.. bukannya Yoongi oppa yang harus menjaganya."

"Memang sayang, tapi kamu tahukan kalau dia barusaja bertunangan."

"Ohhh... "

Aku mengambil alih koper Appa. Dan berjalan meninggalkan Appa dibelakang.

" Sayang, maafkan Appa mengungkit dia lagi"

Teriaknnya sambil menyamakan langkah kakinya denganku.
Aku hanya menggeleng menyatakan aku baik-baik saja.

Senyumku mengembang saat melihat orang diujung sana yang melambaikan tangannya didepan SUV hitamnya.

Dia berjalan kearahku dan mengambil alih koper yang ku bawa dan memasukkannya dalam bagasi.

"Dia siapa sayang?"

Ayahku bertanya bingung. Karena memang yang mengetahui wajah dokterku hanya teman-temanku. Bahkan Appa baru pertama kali mengunjungi ku bagaiman bisa dia tahu tentang dia.

"Emm. Perkenalkan saya Kim Mingyu."

"Aaa, iyaa"

Aku tertawa melihat interaksi mereka yang terlihat canggung.

"Sua, Appa ingin bertemu dengan doktermu, bisakah?"

"Tentu, Dia ada didepanmu Appa. Dia dokterku, Pemilik flat yang kutinggali, dan dia milikku"

Appa hanya tersenyum sementara Mingyu kaget karena aku bilang dia milikku

"Aissshh, kau membuatkuu malu didepan Appamu. Cepat masuk kedalam disini dingin"

Dia lucu sekali..

Suasana didalam mobil jadi hening karena aku mengambil kursi belakang dan dua laki-laki didepan sana saling diam. Aku tak tahan dengan keheningan ini.

"Hyaa.. kenapa kalian diam saja? Aku jadi bosan."

"Apa kau lapar?"

"Tidak ming, aku bosan. Appa, kenapa disini hanya 3 hari?"

"Appa kesini untuk bekerja sayang bukan berlibur."

"Ishhh Aku ingin pulang"

Moodku selalu berubah setiap saat, yang tadinya aku sangat bersemangat karena Appa kesini tiba-tiba saja hancur.
Setelah menurunkan Appa di Hotel, Mingyu mengantarkanku pulang.
Kenapa Appa dihotel tidak ditempatku ataupun Mingyu alasannya adalah pekerjaan.
Meeting akan dilaksanakan di hotel tesebut, jadi dari pada memilihi tinggal bersamaku Appa lebih memilih Hotel.

Sementara aku masih setia dengan moodku yang hancur. Aku merasa haus, aku berjalan ke dapur dan mengambil segelas air, tiba tiba Mingyu berdiri didepanku.

"Apa kau bersedih ? karena Appamu hanya disini sebentar?"

Aku menggelengkan kepalaku,dan beralih menatap Mingyu.

"Ming, aku ingin bertemu dengan Jia. Walaupun dia bukan anak kandungku tapi sejak kecil dia bersamaku, bisakah aku pulang bersama Appa?"

"Tunggulah 2 bulan lagi sayang, kita akan kembali ke Korea. Bersabarlah sedikit lagi.

Ucap Mingyu seraya mengarahkanku kedalam pelukannya.

Aku tahu aku masih butuh perawatan. 2 bulan bukan waktu yang lama kan? Apa aku bisa bertahan 2 bulan kedepan?

"Ming, kau tadi memanggilku sayang kan?"

Mingyu tersenyum. lalu mengangguk.

"Terimakasih Ming, aku akan segera sembuh dan menjadi pendamping yang setara denganmu. Kau mau menungguku kan?"

"Tentu sayang, aku akan selalu menemanimu, semangatlah"

Aku mengangguk dan mengeratkan pelukanku.
-
-
-
Hari ini adalah hari terakhir Appa berada di Jepang, aku benar-benar ingin ikut dengannya kembali tapi Mingyu belum mengizinkan. Tapi aku diizinkan untuk menghabiskan sisa waktu Appa di Jepang berdua denganku.
Pagi-pagi sekali aku sudah pergi ke Hotel tempat Appa menginap. Aku sendiri tanpa Mingyu.

Mingyu? Jangan tanyakan. Tentu saja dia masih bermesaraan dengan guling dan selimutnya.

"Appa, maukah berkencan dengan wanita kesepian ini?"

Appa terkekeh geli mendengar ajakanku.

"Ayolah, ini hari terakhir Appa disini kan? Habiskan waktu mu denganku, aku sugguh merindukan Appa."

Rengek ku manja dan bergelayutan di lengan Appaku.

"Maafkan saya nona, saya tidak berani menghabiskan waktu dengan anda, takut dengan kekasih nona akan marah"

"Apppaaa."

"Hehe iya sayang, kau mau kemana?"

"Kerumahku, Appa harus melihat dimana aku tinggal"

Appa hanya mengangguk dan aku menyeretnya keluar dari lingkungan hotel.
-
-
-
Akhir-akhir ini Mingyu sering menginap dirumahku, dengan alasan rumahnya terlalu jauh, padahal hanya beda beberapa block aja dari apartemen yang aku tinggali.

Seperti hari ini ketika Appa sampai, dia melihat Mingyu sedang bermalas-malasan didepan TV.

"Mingyu? Kalian tinggal satu rumah? sejauh apa yang kalian lakukan?"

"Eh- bu ka n.. Mingyu
Tidak sejauh yang yang Appa pikirkan, dia hanya menginap karena tempat kerjanya dekat dengan tempatku, dan apa salahnya dia kekasihku"

"Terserah kalian anak muda. Dan kau Mingyu ! jika kau membuat anaku menanggis kau akan terima akibatnya."

"Baiklah" Mingyu tersenyum lebar.

"Sua, kapan kau kembali nak?"

"Dua bulan lagi, bersama Mingyu dan menikah."

Mingyu yang sedang meminum susu dimeja tersedak mendengar pernyataanku.

"Kenapa ming? Kau tidak suka menikah denganku?"

"Sua-ya kau serius?"

Aku hanya mengangguk dan tersenyum kearahnya.
Mingyu langsung memeluk ku..

"EKHEM, sepertinya Appa tidak terlihat"

"Hehe, Appa marah?"

"Tidak, Appa bahagia melihatmu kembali tersenyum."

Love is not overTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang