-2 bulan kemudian-
Hari ini aku kembali menginjakkan kakiku di tanah kelahiranku KOREA. Kali ini aku tidak sendirian aku bersama Mingyu.
Hubunganku dengannya berkembang semakin baik, bahkan kedua keluarga telah saling kenal dan pernikahanku dengan Mingyu akan dilaksanakan 1 bulan lagi.Aku akan bekerja di perusahaan Appa dan Mingyu mendapat tawaran bekerja di Rumah Sakit yang sama dengan Jungkook.
Nam Joon menjadi orang pertama yang tahu tentang kepulanganku saat ini, oleh karena itu begitu sampai di Bandara aku melihat sosoknya. Bedanya dia bersama seorang perempuan yang sangat cantik.
"Joon- ah"
Aku berlari memeluknya, cukup lama hingga akhirnya tersadar dengan tatapan membunuh kedua orang dibelakang kami yang mengakibatkan pelukan rindu ini terlepas.
"Kau bersama siapa?"
"Kenalkan dia Hyojin, kita akan bertunangan satu bulan lagi"
kata Nam Joon sembari melingkarkan tangannya di pinggang kekasihnya.Hyojin memberikan senyuman.
"Apa kau yakin dengan pria disebelahmu?"
Aku sedikit menggoda gadis cantik yang berada dalam pelukan NamjoonPLTAK
"YA sakit"
"Salah sendiri,
jangan dengarkan perempuan gila itu.. "" Ekhm, maaf perempuan yang kau sebut gila itu adalah calon istriku"
Mendengar perkataan Mingyu aku menjulurkan lidah ke Nam Joon dan berlari ke arah Mingyu
"Hah apa kau yakin? Dia sangat menakutkan ketika marah dan... ""Hentikan Namjoon-ah, atau kau ingin pertunanganmu gagal"
Aku mengintrupsi kelanjuatan perkataan Nam Joon. Dan semua tertawa lalu terdiam dan berjalan menuju mobil Nam Joon.
Sebenarnya Nam Joon sudah mengenal Mingyu cukup lama tapi entah kenapa keduanya masih saja canggung.
-
-
-
Setelah satu minggu beristirahat, hari ini adalah hari pertama aku dan Mingyu bekerja. Kita tinggal satu rumah sekarang, hitung-hitung latihan menjadi istri kata eomma.Padahal aku sudah pernah menjadi istri untuk seseorang, ada ada saja memang para oang tua itu.
Ini juga bukan pertama kalinya aku tinggal satu atap dengan Mingyu. Selama di Jepang kita sering tinggal bersama.
Kebiasaannya masih sama sulit dibangunkan di pagi hari. Kalau saja ini bukan hari pertamanya aku tidak akan peduli.
"Ming, bangunlah kau tidak kerja?"
Aku menggoyangkan lengannya, Bukannya bangun dia malah menarik selimutnya sampai dada."Ming, kalau kau tidak berangkat kerja aku tidak mau menikah denganmu. Aku tidak mau menikah dengan pemalas sepertimu"
Dia langsung duduk dan mengerjapkan matanya. Aku tersenyum simpul melihat tingkah lucunya. Sebenarnya kalaupun dia tidak bangun setelah aku berkata seperti itu paling akan aku bawakan air dingin seember dan mengguyurkannya, aku mana mungkin membatalkan pernikahanku, dia terlalu sempurna untuk ditinggalkan.
-
"Ming, pulang kerja nanti aku akan pulang bersama Appa, kau jemput aku disana yaa?""Tsiap, nyonya"
Aku pun turun dari mobil Mingyu dan melambaikan tangan melihat kepergian mobil itu.
Aku berjalan masuk kedalam dan ingin menyapa Appa terlebih dulu, alhasil aku menuju lantai teratas lebih dulu sebelum ke ruanganku.
-
"Appa aku dat-
ohh, sedang ada tamu, maaf menganggu"Aku melihat seseorang sedang berlutut dihadapan Appaku aku membungkukkan badanku dan berjalan mundur ingin keluar tapi langkahku terhenti saat mendengar suara laki-laki yang taka sing dipendengaranku.
" Maaf"
"Yoongi, apa yang kau lakukan"
Aku menghampirinya dan membantunya berdiri."Appa, kenapa kau membiarkan Yoongi berlutut seperti ini?"
Aku menatap Appa tajam dan mendapat balasan yang lebih tajam lagi.
"Tanyakan pada dia sendiri, betapa tidak tahu malunya dia ingin meminta bantuan dariku"
Jawab apa sinis sambil melirik Yoongi."Yoon, bisa jelaskan semuanya?"
Yoongi mengangguk dan mulai bercerita.
"Sebelumnya, Maaf karena telah menyakitimu dan keluargamu. Aku benar-benar bodoh talah meninggalkanmu."-Yoongi
"Sudahlah, aku baik-baik saja sekarang. cepat ceritakan tujuanmu kemari, dan apa yang membuatmu sampai berlutut di hadapan Appa?"
"Aku ditipu, gadis itu hanya mengincar hartaku sekarang perusahaanku sedang berada di ambang kehancuran, dan Appaku tidak mau membantuku dia benar-benar marah denganku karena kebodohanku memilih wanita ular dan meninggalkan malaikat sepertimu... "
"Intinya Yoon, jangan berbelit-belit."
" Aku ingin minta bantuan pada Appamu"
Yoongi menunduk tidak berani menatap mataku ataupun appa."Kau sudah gila, setelah apa yang kau lakukan pada anakku kau ingin aku membantumu?"
Jawaban Appa tegas."Sudahlah, aku benar-benar sudah memaafkannya Appa, pertimbangkanlah permintaannya eum"
Bujukku pada Appa, tapi sepertinya akan sulit."Kalau sudah seperti ini Mari kita professional dalam bekerja.
Yoon kau siapkan proposal mu dan serahkan pada Appa, dan Appa berikan keputusannya setelah melihat proposalnya, berjanjilah jangan libatkan perasaan pribadi."Keduanya mengangguk setuju.
"Satu minggu, serahkan proposalmu pada sekertarisku, lebih dari itu aku tidak akan membacanya"
Tambah Appa dengan nada ketus nya"Baik, terimakasih, saya permisi."
Saat Yoongi mencapai pintu ruangan, aku menghentikan langkahnya dan aku bertanya padanya.
"Yoon, bolehkah aku bertemu dengan Jia, aku merindukannya"
Tapi tidak mendapat jawaban, aku sedih sangat, aku meridukan gadis kecil itu.
"Kalau tidak boleh aku tidak-"
Belum selesai kalimat keduaku, sudah dipotong olehnya.
"Tentu, dia juga sangat merindukanmu, jemputlah dia disekolahnya besok"
Dia menutup pintu pelan, dan gurat senyum terlukis diwajahku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love is not over
FanfictionCinta tidak berakhir sendirinya, cinta berada dalam diri manusia yang sulit diartikan. Berada disekitarnya belum tentu memiliki cintanya. Selalu ada untuknya belum tentu ada di hatinya. Tidak harus dipahami cara kerja cinta, menjadi cukup dan ber...