Love me love me

66 11 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

54,999 likesNam_joon Long time no see @Sua_moonNam_joon mematikan kolom komentar ***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

54,999 likes
Nam_joon Long time no see @Sua_moon
Nam_joon mematikan kolom komentar
*
*
*

Setelah selesai makan aku mengambil ponselku dan mengaktifkannya. Tak kusangka selama tiga hari ini ada banyak yang menghubungiku. Banyak notif di ponselku.
Sampai-sampai aku bingung harus memulai darimana.

Aku membalas satu persatu pesan di ponselku , Tapi betapa sakitnya hatiku tidak ada satu notife pun dari Yoongi. Setidak berharga itu aku dimatanya.

Tiba-tiba salah satu notife Instagram yang membuatku tertawa geli.

"Hyaaaa untuk ini kau tanya username ku?"

"Haha.. iyaaa"

"Apa kau tidak takut dengan suamiku?"

"Untuk apa? Dia bahkan mungkin tidak mengikutiku."

"Bukankah kalian berteman?"

"Siapa? Aku? Dengan lelaki brengsek seperti dia. Tidak akan."

"Ya terserahlah. Terlepas dari hubungan kalian berdua aku tidak ingin kehilangan salah satu dari kalian."

Nam Joon menatapku dengan tatapan sangat dalam.

Ponsel ku bergetar kembali ada notif line.
Aku membukanya betapa terkejutnya melihat nama yang tertera di ponselku.

Pesan dari seorang Min Yoongi. Setelah kubuka ternyata Jia yang menggunakan ponsel milik ayahnya.

“Eomaaaa.. kapan pulang aku merindukanmu maafkan Jia yang marah-marah saat itu, Appa sudah menceritakan semuanya. Kembalilah eoma. Appa sakit."

Perasaan bahagia bercampur sedih menjalar kedalam pikiranku.

"Nam Joon antar aku ke Seoul sekarang"

Tanpa pikir panjang lagi kita pergi ke Seoul. Nam Joon terlihat binggung melihat aku panik setengah mati.

"Sua, ada apa sebenarnya?"

"Yoon--gi, Yoongi sakit"

Aku mencoba menghubungi ponselnya berkali-berkali tapi tak ada jawaban. Aku mencobnya lagi dan lagi hingga mendapat jawaban.
"Eomma?"

"Oh. Iya sayang ini eoma bagaimana kabarmu?"

"Baik. Tapi Appa?"
terdengar suara isakkan

"Sayang, tenang ya jangan menanggis. Apa kamu bisa membuat panggilan ke rumah sakit?"

"hikkssss aku ingin melakukannya tapi dilarang sama Appa" dengan terisak iska

Aku semakin panik dan melihat aku yang panik tak karuan Nam Joon melaju semakin kencang mengemudikan mobilnya.

"Jia. Jia dengarkan eoma. Temani Appa selama Eoma belum datang, genggam tangannya jangan dilepaskan. eoma akan segera datang"

"Baiklah"

Sambungan telepon telah ku akhiri. Setelah 4 jam perjalanan aku dan Nam Joon sampai didepan rumah. aku mengabaikan Nam Joon dan berlari kedalam rumah.

Setibanya di rumah Jia menyambutku  hangat. Dan Yoongi terlelap dalam tidurnya.

"Tadi aku menelpon nenek. Nenek kesini dan memberikan bubur dan obat untuk Appa"

"Anak pintar. Terimakasih sayang"

aku memeluknya erat dan menggendongnya menuju kamarnya dan menidurkannya. Setelah itu aku baru menuju kamar Yoongi untuk melihat keadaannya.

***

Aku tak mengerti apa yang dikatakan Yoongi pada Jia tapi aku sangat berterimakasih dengan untuk ini. disisi lain aku tidak pernah melihat dia sesakit ini.

"Apa yang kau lakukan hingga sakit seperti ini?"
"Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu sampai sampai kau mengabaikan kesehatanmu?"
“Kenapa menolak ke Rumah sakit, Apa kau bosan hidup, haa?
Apa kau... "

Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku. Yoongi menyela dengan suara lirih tanpa tenaga.

" Diam. Baru juga kau sampai sudah cerewet sekali."

Aku tidak tahu harus menjawab atau berbuat apa lagi. Seolah pertahananku kembali terkoyak. Mendengar suaranya mengingatkanku pada sejuta luka yang ia berikan.

Air mata yang kutahan-tahan akhirnya lolos juga. Aku menangis dihadapan Yoongi untuk pertama kalinya.
Kali ini aku benar-benar tidak bisa mengontrol emosiku.

Tiba-tiba tubuhku terasa hangat. Yoongi bangun dari tidurnya dan memeluku dari belakang membenamkan kepalnya dipunggungku, melingkarkan kedua tangannya dipinggangku.

"Jangan pernah menangis dihadapanku, aku tak bisa melihat mu menangis karena itu akan menyakiti separuh diriku, lebih baik kau membeciku dan menyumpahiku dari pada menangis seperti ini dihadapanku"

Dia mengucapkan kalimat yang panjang terdengar membingungkan untukku.

"Saat kau menangis seperti ini, dihadapanku, aku merasa telah gagal memenuhi janjiku terhadap kakakmu dan aku telah gagal memenuhi janji pada diriku sendiri."

Dengan suara parau nya dia mengucapkan hal-hal manis. Setelah mengucapkan beberapa kalimat panjang dia memutar punggungku dan membuatku menghadap kepadanya.
Aku yang masih tidak bisa menghentikan air mata ini tetap tertunduk dan tidak berani menatap wajahnya. Aku terlalu malu dan terlalu buruk untuk menatapnya saat ini.

Salah satu tangannya mengenggam tanganku penuh kehangatan dan tangan yang lainnya menyentuh daguku membenarkan tatapanku tepat menatap matanya,

memandang kedalam tatapan yang mungkin lebih dalam dari palung lautan,

menghapus air mata yang masih setia mengalir deras.

"Maafkan aku, Maaf Ma ma af."

Hanya maaf yang mampu kuucapkan tanpa tahu apa kesalahanku aku hanya sanggup mengucapan kata maaf.

Tatapan mata Yoonki sangat berbeda dari biasanya. Kali ini tatapan ini membuatku merasa tenang dan damai.

Mendengar kata maaf dariku Yoonki hanya tersenyum dan menarikku kedalam pelukanknya. Memeluku erat dan semakin mengeratkan pelukannya saat pundakku mulai bergetar lagi.

"Izinkan aku memulainya dari awal, Sua-ya. Bisakah kau bertahan untukku lebih lama lagi?"

Aku menganguk dalam pelukan Yoongi dan Yoongi semakin mengeratkan pelukannya dan mencium puncak kepalaku. Sementara aku tenggelam dalam pelukan Yoongi.

Love is not overTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang