3 jam telah berlalu, semua orang telah berkumpul di depan ruang operasi. Kecuali satu orang. iya orang itu adalah Min Yoongi. Walau telah dihubungi berkali-kali Yonggi tetap berada diluar jangkauan. Bahkan kedua orang tua Yoongi telah menyuruh sekertarisnya untuk segera mencari keberadaan Yoongi.
Keadaan begitu hening, semua orang diam dan memanjatkan doa yang terbaik untuk Sua. Namun beberapa saat kemudian keadaan menjadi riuh ketika Dokter Jeon dan para perawat keluar.
"Bagaimana keadaan anak Sua?" Ayah Sua
"Dia menggoreskan kaca itu cukup dalam sehingga dia harus menerima 6 jahitan dilengan kirinya, semua berjalan dengan baik. Sebentar lagi dia akan sadar. Tapi sekarang yang harus lebih diperhatikan adalah kondisi psikologisnya."
Jelas Jung Kook"Bisakah kita membicarkan ini diruangan saya? "
Pinta Jung Kook pada Ayahnya Sua. Dan Ayah Sua mengikuti Jung Kook menuju ruangannya.
-
-
-Jimin sangat penasaran dengan apa yang dilakukan Sua,
kenapa dia melakukan hal bodoh saat dia telah kembali dari mautnya?
Kenapa dia menjemput maut yang lain?
Dia tau seperti apa Sua, walau sesakit apapun dia akan menahannya sendiri. jika ada penghargaan untuk orang yang paling baik dalam menahan sakit maka Sua adalah orangnya.
Jimin bergegas menuju ruang keamanan dan cctv Rumah Sakit. Karena semua ruangan di Rumah Sakit ini dilengkapi dengan cctv.
Jimin pergi sendiri. Dia tidak mungkin menyertakan Nam Joon untuk hal sepele ini dan tidak mungkin meminta Jennie menemani karena perempuan itu tengah menenangkan Ibu Sua yang terus menangis dari tadi dan Jia masih terlelap disebelahnya.
"Permisi, boleh saya melihat rekaman cctv yang berda di lantai VIP?"
Tanya Jimin dengan sopan kepada penjaga keamanan."Tentu, anda ingin melihat rekaman pada hari apa?"
Jawab penjaga itu."Rekaman hari ini"
Setelah itu Jimin melihat rekaman tersebut, mulai dari pagi hingga dia melihat sorang yang sangat dia kenal masuk ke ruangan Sua. Dia Min Yoongi.Apa yang dilakukannya?
Apa dia mengkhawatirkan Sua?
Amplop apa itu?
Apa yang mereka bicarakan?
Dia pergi begitu saja?
Sua apa yang kau lakukan?Jimin melihat semuanya. Bagaimana Sua tersadar, kehadiran Yoongi dan Sua mengiris lengannya.
Semua proses itu membuat dadanya sesak. Walau tidak ada suara dari cctv tersebut dia bisa melihat betapa Sua tersiksa dengan keadaannya.
Setelah itu dia menuju ruangan Sua sebelum dia menuju ruang operasi. Dia penasaran dengan amplop yang masih tergeletak di sisi ranjang Sua.
Satu hal yang Jimin tau amplop itulah yang membuat Sua ingin mengakhiri hidupnya.
Ruangan itu belum dibersihkan masih ada darah dimana-mana. Jimin bergidik ngeri mendekati amplop tersebut. sembari rekaman video Sua mengiris tangannya terputar dikepalanya. Saat dia berhasil mendapatkan amplop itu dia meremas isi kertas didalamnya.Jimin melihat surat cerai yang sudah ditandatangani oleh Yoongi.
Amarahnya memuncak hingga ke ubun-ubun.Dia geram dengan kebodohan yang dilakukan atasanan yang sekaligus temannya itu. Tanpa pikir panjang dia menghubungi Nam Joon. Hanya Nam Joon yang bisa bersikap dewasa menghadapi ini semua.
Calling Nam Joon Hyung...
Ada apa Jim?
Hyung kemarilah, keruangan sua.
Ada yang ingin ku beritahukan.Baiklah aku akan kesana bersama Jia
T
idak tanpa Jia atau siapapun
Datanglah sendiri.Kau kenapa Jim?
Kumohon hyung
Baiklah
Call end...
-
--
Sambungan diputus, dan beberapa saat kemudian Nam Joon mambuka pintu ruangan tersebut, sama seperti Jimin saat masuk melihat darah berceceran di lantai. Nam Joon miris melihat darah sahabatnya berceceran di lantai.Nam Joon melihat Jimin duduk di sofa dengan wajah tertunduk dan kemudian menyerahkan amplop ditangannya pada Nam Joon.
Nam Joon membuka amplop itu, tidak seperti bayangan Jimin yang akan melihat hyungnya meluapkan amarahnya. Justru melihat Nam Joon jatuh merosot pelan hingga berkahir di lantai dingin sembari meneteskan air matanya .
"Semua sangat tidak adil untukmu, Sua-ah"
Kalimat yang muncul dengan lirih dari mulut Nam Joon di sela keheningan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is not over
Fiksi PenggemarCinta tidak berakhir sendirinya, cinta berada dalam diri manusia yang sulit diartikan. Berada disekitarnya belum tentu memiliki cintanya. Selalu ada untuknya belum tentu ada di hatinya. Tidak harus dipahami cara kerja cinta, menjadi cukup dan ber...