No One's

58 13 3
                                    

Disaat Jimin mencari alasan kenapa Sua melakukan kebodohan, diruangan milik Dr. Jeon. Terjadi pembicaraan mengenai  keadaan psikologis Sua. Jung Kook bukanlah seorang psikolog ataupun psikiater tapi dia bertanggung jawab atas keadaan Sua. Setelah dia menyelesaikan operasinya tadi dia sempat diberi tahu oleh dokter yang menanggani kejiwaan Sua tentang keadaannya. Jadi Jung Kook harus menyampaikan keadaan pasiennya.

"Sebelumnya, saya ingin minta maaf karena baru mengatakan ini sekarang. Sua memilikki gangguan psikologis dalam beberapa tahun belakangan, dia menggunakan antidepresan dan obat penenang dalam dosis tinggi, dan kondisi psikologisnya semakin memburuk hingga dia melakukan tindakan seperti tadi,
dia menanggung semuanya sendiri dia tidak ingin orang yang dia sayang khawatir. Dia memilih berjuang sendiri dalam ketersesatan"
Jelas Jung Kook singkat.

Dan Ayah Sua hanya bisa bungkam dengan mata berkaca-kaca.

"Putri kecilku yang malang, dia memiliki banyak orang yang ingin dia jaga tapi tak seorangpun berada disisinya saat dia terpuruk dan putus asa.
Apa yang harus saya lakukan sekarang?"
suara berat itu menahan tangis.

"Sebenarnya tidak hanya itu, saya sebagai teman SMAnya baru-baru ini terkejut dengan keadaan rumah tangganya"

"Apa maksudmu?"
Tanya ayah Sua

Jung Kook meneceritakan semua yang dia dengar dari Jennie, Nam Joon, dan Jimin.
Setelah selesai dengan ceritanya Ayah Sua terlihat semakin sedih dan bersalah.

"Saya memiliki teman yang bersedia membantu, dia seorang psikolog yang hebat. Tapi dia berada di Jepang, dia baru pindah beberapa bulan lalu. Sebenarnya dia sedang mengambil istirahat dari pekerjaan. Tapi saya yakin dia baersedia membantu." Jk

"Kalau begitu buatkan janji dengan temanmu itu, aku akan melakukan yang terbaik untuk putriku satu-satunya."

"Baiklah"
Jungkook mengangguk dan ponselnya bergetar

Drrt drrt

"Saya baru mendapat pesan kalau putri anda sudah sadar. Sebaiknya kita melihatnya"
-
-
-
Kamar Sua pindah lagi karena keluarga dan teman-temannya tidak ingin kenangan buruk itu terus terputar di pikiran mereka.

Sua bersyukur memiliki orang-orang yang masih peduli.

"Apa yang akan kau lakukan dengan ini?"
Nam Joon memberikan amplop tersebut pada Sua.

Sua diam.

"Apa itu?"
kali ini ibu mertuanya yang bertanya

"Ah, bukan ap-"
jawabannya terpotong dengan perkataan Nam Joon

"Surat cerai yang dikirimkan putramu"

Semua orang terdiam, bersamaan dengan Jung Kook dan Ayahnya masuk.

"Lihat apa yang anak kalian lakukan pada putriku. Tidak cukup dia membuat keadaan psikologis putriku hancur, dia masih berbuat sejauh ini. aku tidak tahu terbuat dari apa hati putriku yang satu ini. dia begitu kuat menjalani semuanya sendiri"

Tatapan dingin itu menusuk kedua orang tua Yoongi yang diam membeku ditempat. Bahkan mereka tidak mengtahui tindakan putra bodohnya.

"Cukup Sua. Appa tidak ingin melihatmu terluka terlalu jauh. Appa tau semuanya tentang kehidupan rumah tanggamu. Berhentilah mempertahan orang yang tidak pantas sayang. Tanda tangani surat itu. dan mulai kehidupanmu yang baru"

Mendengar perkataan ayahnya Sua mengangis dipelukan ayahnya.

"Ma af, tapi bagaimana dengan Jia. Aku tidak ingin kehilangan dia. Saat aku menandatagani ini hak asuh akan jatuh ketangannya Appa. Aku tidak bisa berpisah dengannya."

Dengan air mata yang tetap menetes melihat putri kecilnya tidur dalam pelukan ibunya.

"Dia akan berada dipelukanmu Sua-ah" Jung Kook meyakikan

"Kau tidak tahu Kook-ah, aku bukan ibu kandungnya. Hak asuh akan jatuh pada keluarga kandungnya"

Sontak Jung Kook sangat terkejut.

Memang hanya Jung Kook yang tidak tahu cerita itu karena dia berada di luar saat itu semua terjadi dan teman-temannya itu tidak pernah memberitaukan itu.

"Appa berjanji akan mendapatakan Jia untuk mu sayang, dengan syarat kau harus mau menjalani pengobatan psikis mu setalah ini"

"Tanda tangani surat itu sayang, kami minta maaf atas kelakuan buruk putra kami kepada keluargamu dan dirimu terutamanya"
ibu mertuanya tersenyum walau ada rasa tidak rela harus kehilangan menantu sebaik Sua.

"Maafkan Sua, tidak bisa menjadi menantu yang baik untuk kalian. Maafkan Sua karena tidak bisa bertahan lebih lama."

Sua menandatangani surat itu. dan setelah surat itu diserahkan ke pengadilan mereka secara resmi tidak memiliki hubungan apapun lagi.

Love is not overTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang