Stigma

53 13 0
                                    


Aku meninggalkan rumah orangtuaku bersama Jia. Hari sudah cukup malam untuk makan ice cream bersama tapi Jia tetap kekeh dengan keinginannya makan Ice cream.

Aku tak tega menolak permintaan gadis kecilku yang bertambah tinggi dan semakin cantik setelah tidak bertemu selama satu tahun.
Tapi takdir berkata lain.
Dia tertidur di kursi belakang mobil, aku rasa ice cream hari ini bisa ditunda dulu Jia terlihat sangat terlelap dalam tidurnya.

Aku iseng ingin pulang melalui depan kantor Yoongi, siapa tahu aku akan berubah pikiran dan pulang kerumah kita malam ini. Tiba-tiba presensi seorang laki-laki dengan senyum merekah muncul di antara pintu lobby, aku berencana membuka jendela kaca mobil tapi belum sampai aku menekan salah satu tombol di sisi pintu mobilku. Aku melihat seorang gadis muncul dibelakang Yoongi.

Gadis itu lagi...

Mereka tampak tertawa bersama, apa yang mereka lakukan?

Kenapa gadis itu selalu berada disekitar Yoongi?

Apa aku berhak untuk marah?

sepertinya aku mengambil jalan yang salah kali ini. aku melihat sebuah panorama yang begitu manis dan indah jika orang lain melihat mereka berdua sekarang.

Tapi tidak untukku entah kenapa ini terasa menyakitkan untukku. Melihat dua insan sedang tersenyum lebar dibawah sinar rembulan.

Dilihat dari penampilannya, sepertinya gadis itu lebih muda dariku, dilihat dari jauh mereka sangat serasi.

Apa pendapat orang lain saat melihatku bersama Yoongi?

Pikiran itu memenuhi kepalaki sekarang.

Gadis itu bebas bertingkah imut dan bergelayutan dilengan Yoongi. Bahkan aku sebagai istrinya tidak ingat kapan terakhir kali kita tertawa bersama. Satu-satunya ingatan kuat tentang Min Yoongi adalah luka dan air mata.

Aku melihat ke kursi penumpang di belakang, melihat anak dari orang yang sedang tersenyum dengan wanita lain. Tanpa beban dan penuh kebahagian.

Apa aku pantas disebut Eoma Jia-ah?

Aku bahkan tidak melahirkanmu?

Aku bahkan tidak memiliki Appamu?

Aku bahkan tidak bisa membuat appa mu tertawa seperti yang dilakukan bibi itu?

Aku menanyakan hal bodoh kepada anak kecil yang sedang terlelap dalam mimpinya.

Aku tersenyum miris dan air mataku tanpa sadar menetes satu persatu. Rasa sesak mulai menguasi napasku, rasa sakit seakan telah mencapai kepalaku, perutku terasa mual dan semua terlihat berputar sekarang. sebelum aku mengalami periode depresiku lagi aku menenggak sebuah pil lagi.

Kali ini aku sudah menghabiskan 2 pil kecil dalam sehari, obat-obatan ini seperti candu sekarang,  hanya obat yang menjadi satu-satunya pelampiasanku.

Semakin lama aku melihat Yoongi maka semakin banyak pula obat yanh kutenggak.

Entah kenapa dia begitu lihai membuatku merasakan sakit yang teramat.

Sekali lagi aku melanggar resep dokter. Apa boleh buat aku tidak boleh tampak lemah didepan anakku bukan.

- - -

Akhirnya aku sampai di Apartement ku, aku mengendong Jia yang masih terlelap. Aku menidurkannya di kamarku.

Sementara aku membersihkan diri dan menemani Jia tidur.

***

Aku bermain bersama Jia sepanjang hari ini. Jia tidak menanyakan Ayahnya sama sekali. Jadi aku menanyakan padanya

Love is not overTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang